Asita Lampung Dorong Sektor Wisata  Promosi Pariwisata Virtual

Masa normal baru pola hidup masyarakat berubah

Bandar Lampung, IDN Times - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Lampung menyiapkan sejumlah strategi promosi wisata berbasis kesehatan pada masa normal baru. Ketua ASITA Lampung, Adiyatama menjelaskan, masa normal baru pola hidup masyarakat berubah.

Ia menerangkan, sektor pariwisata saat ini mengedepankan protokol kesehatan. Untuk kembali menghidupkan sektor pariwisata, pelaku usaha wisata salah satunya biro perjalanan harus mulai beradaptasi mengkombinasikan protokol kesehatan dan daya tarik wisata untuk menarik minat wisatawan.

"Kita harus beradaptasi di masa normal baru, kami mencoba mengkombinasikan antara penerapan protokol kesehatan dan daya tarik objek wisata yang kita miliki, sehingga wisatawan merasa aman dalam berwisata. Kami gencar melakukan promosi wisata sehat," ujar Adi, sapaan akrab pria ini dilansir dari Antara, Sabtu (11/7/2020).

1. Promosi pariwisata virtual

Asita Lampung Dorong Sektor Wisata  Promosi Pariwisata VirtualPengoptimalan peran VITO yang tersebar di 16 negara di dunia untuk promosi pariwisata (DOk.IDN Times/Humas Pemprov Bali)

Adi mengatakan, salah satu bentuk promosi wisata sehat yang dilakukan ialah dengan melakukan promosi pariwisata virtual.

"Kami semasa pandemi COVID-19 membuat pariwisata virtual. Adanya normal baru kami gunakan pariwisata virtual sebagai sarana promosi wisata Lampung yang berbasis wisata bahari, alam dan luar ruangan yang aman bagi wisatawan," katanya.

Menurut Adi, menjaga minat masyarakat untuk berwisata sejumlah hal dilakukan. Satu di antaranya, melakukan pembatasan jumlah wisatawan atau pengunjung yang hanya diperbolehkan 50 persen dari total kuota saat hendak menyeberang menggunakan perahu.

"Wisata sehat yang kami tawarkan salah satu contohnya perjalanan wisata bahari yang higienis, dengan menerapkan aturan dalam protokol kesehatan oleh karyawan dan wisatawan saat melakukan perjalanan menggunakan perahu hingga sampai di pulau untuk menyelam," kata Adi.

2. Terapkan tiga protokol kesehatan

Asita Lampung Dorong Sektor Wisata  Promosi Pariwisata VirtualPengecekan SOP protokol kesehatan COVID-19 peserta UTBK-SBMPTN Unsri (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Edarwan, meminta pengelola objek wisata khususnya pantai menerapkan tiga protokol Kesehatan secara ketat. Itu standar minimal pengawasan yang wajib dilakukan.

Ia menjelaskan, tiga hal utama yang wajib dilaksanakan oleh pelaku usaha wisata ialah wajib menyediakan tempat cuci tangan sekaligus pengecekan suhu, menjaga jarak aman serta menghindari kerumunan. Terakhir melindungi karyawan serta wisatawan dengan masker atau face shield (penutup wajah).

"Kami saat ini terus mengawasi dan memberi edukasi, bagi pelaku usaha wisata yang ingin berinovasi dalam menerapkan protokol kesehatan kami mendukung. Fokus utama kita menjaga wisatawan agar tetap berwisata dengan sehat, jangan sampai lalai dan menambah kasus baru," katanya.

Edarwan menyatakan, sejumlah tempat wisata di Lampung sudah kembali beroperasi setelah beberapa bulan sempat berhenti beroperasi. "Sudah ada yang kembali buka, namun belum semua sebab animo masyarakat untuk berwisata belum terlalu besar, dan yang terpenting mereka harus menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.

 

Baca Juga: 10 Surga Wisata Lampung Magnet Bagi Turis, dari Pulau hingga Pantai

3. Video storytelling cara efektif promosi

Asita Lampung Dorong Sektor Wisata  Promosi Pariwisata VirtualSalah seorang warga melihat promosi wisata Aceh (IDN Times/Saifullah)

Video Storytelling dianggap sebagai cara efektif untuk mempromosikan dan memperkenalkan nilai-nilai atau makna yang terkandung di setiap destinasi wisata di Indonesia. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menerangkan, saat ini penting bagi pelaku pariwisata untuk dapat mengangkat nilai-nilai atau daya tarik destinasi wisata yang ada di setiap daerah.

“Salah satunya dengan penceritaan visual melalui Video Storytelling,” katanya.

Ia mengatakan fokus utama saat ini ialah mempromosikan destinasi pariwisata dan memperkenalkan produk-produk pariwisata. Itu karen,a pariwisata merupakan sebuah pengalaman yang memiliki nilai atau cerita yang terkandung di balik destinasi wisata yang ada, seperti Subak di Bali misalnya.

“Orang bilang, subak merupakan sawah berundak, tetapi ternyata sawah berundak di Bali memiliki satu nilai yang berbeda. Nilai-nilai destinasi wisata ini yang harus kita perkenalkan kepada masyarakat Indonesia. Agar ada rasa bangga, betapa hebatnya nenek moyang kita dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia,” kata Rizki.

Baca Juga: New Normal Objek Wisata Balam, Harga Tiket Normal, Batasi Pengunjung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya