TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Bangunan Bersejarah di Lampung Wajib Dikunjungi, Semarak HUT ke-58

Bangunan mulai dari zaman purba hingga kolonial Belanda

Berikut IDN Times rangkum 10 bangunan bersejarah wajib kamu kunjungi saat berada di Provinsi Lampung. (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah memiliki cerita sejarah cukup panjang. Letak geografis terbilang strategis menyisakan banyak kisah mulai dari zaman kolonial hingga zaman sekarang.

Banyaknya hal terjadi di masa lampau hingga detik ini sebagian masih bisa tergambarkan melalui sejumlah peninggalan bangunan-bangunan bersejarah. Meski sebagian bangunan tersebut mulai runtuh dan rapuh, namun beberapa di antaranya masih terjaga dan terawat dengan sangat baik, hingga masih dapat dinikmati oleh masyarakat umum.

Menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Lampung ke-58, berikut IDN Times rangkum 10 bangunan bersejarah wajib kamu kunjungi.

1. Gedong Aer

Gedong Aer, (IDN Times/Google)

Gedong Aer merupakan bangunan bersejarah berada di Jalan Imam Bonjol, Tanjungkarang Barat, Kota Bandar Lampung. Pada era Pemerintah Belanda di 1827'an, mereka akhirnya membuat sebuah menara dan bangunan bisa dijadikan sebagai tampungan cadangan air, guna memenuhi kebutuhan logistik di Lampung.

Sepeninggal Belanda, lantaran kondisi masih bagus,naka pada masa kependudukan Pemerintah Jepang, tempat ini turut difungsikan sebagai pemasok air utama yang hingga kini masih dapat dimanfaatkan dibawah pengelolaan pihak PDAM.

Baca Juga: HUT ke-58 Provinsi Lampung ESI Gelar Lomba E-Sport, Ada Ribuan Peserta?

2. Vihara Thay Hin Bio

Suasana Vihara Thay Hin Bio pada saat perayaan Waisak (IDM Times/Silviana)

Vihara Thay Hin Bio adalah salah satu vihara cukup bersejarah dan vihara pertama di Lampung. Bangunan didirikan oleh Po Heng pada 1850 ini mengusung arsitektur unik, dengan gaya Tionghoa cukup kental. Maka tak heran, vihara ini turut dijadikan salah satu destinasi wisata populer di Provinsi Lampung.

Sampai sekarang, vihara terletak di Jalan Ikan Kakap Nomor 35, Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung tersebut masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah.

Selain itu, Vihara Thay Hin Bio juga mengisahkan fakta menarik lainnya bahwa vihara tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan para umat Buddha, melainkan juga digunakan ketika perayaan hari Imlek dan Waisak. Itu menjadikannya sebagai tempat peribadatan untuk lintas agama. 

3. Masjid al-Anwar

Masjid Jami Al-Anwar Bandar Lampung, bukti sejarah penyebaran agama Islam di Provinsi Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Masjid dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi ini, berlokasi di Jalan Laksamana Malahayati, Telukbetung Barat. Masjid ini didirikan 1888 oleh Daeng Sulaiman dan menjadi salah satu masjid tertua di Provinsi Lampung.

Masjid Al Anwar sempat rusak akibat letusan Gunung Krakatau, namun bangunan ini kembali dibangun dan sampai sekarang masih digunakan untuk tempat ibadah umat muslim. Bahkan masjid tersebut kini berkembang menjadi pusat pengkajian filsafat ilmu Islam.

Semasa lampau, selain tempat peribadatan Masjid al-Anwar juga berfungsi sebagai basis perlawanan rakyat, ketika Pemerintah Belanda berupaya menduduki Lampung pada masa perjuangan melawan penjajahan.

4. Istana Skala Brak

Istana Skala Brak. (IDN Times/Google)

Istana Skala Brak dibangun di atas tanah seluas 3.000 m2 dan bertempat di lereng Gunung Persagi, Belalau, Lampung Barat. Faktanya, kolonial Belanda pernah menghancurkan bangunan tersebut pada 1810.

Oleh karena itulah, bangunan Istana Skala Brak harus dibangun kembali dan diberi nama Gedung Dalom. Skala Brak merupakan kerajaan pimpinan Buay Tumi dan berdiri pada 3 Masehi. Suku Tumi merupakan suku mendiami Lampung maka tak heran tempat ini juga merupakan bagian sejarah Provinsi Lampung.

Baca Juga: HUT ke-58 Provinsi Lampung, Ini Profil Gubernur dari Masa ke Masa

5. Rumah Daswati

Salah satu cagar budaya di Lampung, Rumah Daswati (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Rumah Daswati merupakan salah satu bangunan saksi sejarah pembentukan Lampung sebagai provinsi. Cikal bakal provinsi ini ternyata tidak lepas dari peran pergerakan terjadi di sebuah bangunan berada di Jalan Tulang Bawang No 11, Enggal, Bandar Lampung tersebut.

Daswati diketahui merupakan akronim dari Daerah Swantra Tingkat I atau berarti sebagai daerah otonom. Saat itu, rumah milik Kolonel Achmad Ibrahim tersebut merupakan kantor Front Nasional (FN), organisasi massa dibentuk Bung Karno sebagai bagian dari pemerintah untuk membangun republik pascaperang kemerdekaan.

Upacara serah terima penyerahan kewenangan pemerintah Daswati I Sumatera Selatan, kepada Daswati I Lampung berlangsung 18 Maret 1964. Tanggal tersebut kini diperingati HUT Provinsi Lampung.

Namun sayangnya, kini Rumah Daswati kondisinya terbengkalai dan luput dari perhatian pemerintah setempat.

6. Museum Lampung

Museum Lampung. (Instagram/@museumlampung_ruwajurai)

Museum Lampung merupakan museum bersejarah didirikan 1975. Museum ini dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Bandar Lampung, karena itulah lokasi dari museum dapat dikatakan sangat strategis.

Museum tersebut kini dimanfaatkan pemerintah daerah guna menyimpan beragam benda prasejarah, benda budaya, serta flora dan fauna khas Lampung. Berdasarkan pencatatan di 2010, terdapat kurang lebih 4.735 benda koleksi terbagi dalam 10 kelompok tersimpan di Museum Lampung.

7. Situs Batu Bedil

Situs Batu Bedil. (Instagram/@agungprastyo.ti)

Situs Batu Bedil merupakan peninggalan purbakala di Dusun Batu Bedil, Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus. Menurut sejarah, penamaan Batu Bedil karena warga setempat sering mendengar suara menyerupai senapan (bedil) dari satu menhir Batu Tegak tersebut.

Menhir Batu Bedil memiliki ukuran lebar kurang lebih 109 cm, sedangkan tingginya mencapai sekitar 220 cm. Situs Batu Bedil diperkirakan berdiri sekitar akhir abad 9 atau awal abad 10.

Sebagai tempat wisata prasejarah, kompleks Situs Batu Bedil tertata rapi lengkap dengan pagar mengelilingi, lokasinya pun cukup mudah dijangkau karena persis berada di tepi jalan tengah-tengah perkampungan, serta perkebunan warga. Konon ceritanya, situs ini juga diyakini sebagai benteng tanah dan parit dari pemukiman manusia pada masa kuno.

8. Taman Purbakala Pugung Raharjo

Taman Purbakala Pugung Raharjo. (Instagram/@mariamitsura)

Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah situs arkeologi berada di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Lokasi ini ditemukan pertama kali pada 1957, taman tersebut juga merupakan salah satu situs peninggalan sejarah sangat berharga.

Situs arkeologi berupa taman Purbakala ini memiliki luas 30 hektare dan merupakan peninggalan zaman Hindu serta Buddha. Itu dapat terlihat peninggalan-peningggalan semacam arca, prasasti, batu mayat atau batu kandang, punden berundak, altar batu, batu berlubang, benteng parit primitif sepanjang 1,2 kilometer, dan dolmen.

Selain itu, Taman Purbakala Pugung Raharjo menyimpan beberapa keramik peninggalan Dinasti Han, Sung, dan Ming tersimpan dalam kondisi sangat baik, terawat dan terjaga.

9. Goa Warak

Goa Warak. (Instagram/@annisameypratiwi)

Gua bersejarah tersebut berada di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. Gua ini menarik dikunjungi karena mempunyai nilai sejarah dibalut cerita cukup melegenda.

Konon dahulu kala saat zaman penjajahan kolonial Belanda, Goa Warak ini adalah salah satu tempat persembunyian masyarakat Lampung, khususnya warga Kota Metro dari kejaran kolonial Belanda.

Goa Warak diketahui memiliki kedalaman sekitar 10 meter, dari bibir hingga mulut gua akan terus mengalami pendalaman. Oleh karenanya, diperlukan alat khusus sepert tabung oksigen, bila hendak mengeksplorasi ke dalam Goa Warak.

Selain difungsikan sebagai destinasi wisata, kini Goa Warak juga telah menjelma untuk lokasi penelitian dan pusat edukasi sejarah di Provinsi Lampung. 

Baca Juga: HUT ke-58 Provinsi Lampung, 6 Festival Wisata Beken Digelar Tiap Tahun

Berita Terkini Lainnya