Indosat dan GSMA Kolaborasi Program Digitalisasi Konservasi Mangrove
Digitalisasi Konservasi Mangrove di Kalimantan Utara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) berkolaborasi dengan Global System for Mobile Communication Association (GSMA). Misi kolaborasi untuk meningkatkan ketahanan lingkungan dan ekonomi Indonesia dengan pengembangan mitigasi berbasis seluler.
Kolaborasi ini merupakan salah satu inisiatif untuk menangani dampak perubahan iklim dunia dituangkan ke dalam program “Digitalisasi Konservasi Mangrove” di Kalimantan Utara. Program berkelanjutan ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Universitas Borneo Tarakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dan Pemda Sebatik Barat.
Baca Juga: Indosat Sumatera Catat Pertumbuhan 170.000 Pelanggan Kuartal I-2023
1. Ada dua kegiatan
Program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini merupakan kelanjutan dari penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di Barcelona Maret 2023 lalu dilakukan dalam dua bentuk kegiatan. Pertama, pemetaan wilayah laut dan pesisir dengan menggunakan Open-source & Geospatial Mapping di wilayah pesisir dan laut Kalimantan Utara khususnya di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat.
Kegiatan ini akan melibatkan warga serta tokoh masyarakat sekitar dengan menggunakan aplikasi Qfiled yang dapat diperbarui secara berkala. Dengan aplikasi Qfield tersebut, Indosat bersama GSMA, BMZ dan GIZ juga memberikan pelatihan pemetaan untuk memetakan area wilayah pesisir dan pantai, serta memproduksi digital map untuk kegiatan selanjutnya.
Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk disosialisasikan kepada pelaku usaha lain serta melindungi mangrove dalam jangka panjang.
Kegiatan kedua adalah memperkenalkan solusi digital berbasis Internet of Things (IoT) kepada para petambak udang lokal untuk memantau kadar air dalam tambak, khususnya berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove. Tujuannya, agar produktivitas tambak-tambak kecil meningkat serta menghindari mangrove dari ancaman penebangan oleh para petambak besar.
Baca Juga: Laba Bersih 2022 Tumbuh, Indosat Bagikan Deviden Rp2 Triliun