Sinyal Internet Batu Sandungan Pengembang Game Lokal Lampung Berkreasi

Perbaikan infrastruktur digital tidak merata di Indonesia

Bandar Lampung, IDN Times - Infrastruktur digital berpengaruh besar bagi berbagai perkembangan berbasis internet. Satu di antaranya, video game baik console mau pun mobile. Namun masalahnya, perbaikan infrastruktur digital tidak berjalan merata di Indonesia.

Provinsi Lampung, termasuk sebagai daerah dengan infrastruktur digital yang rendah, yakni peringkat 24 dari 34 provinsi di Indonesia menurut penelitian East Ventures. Terkait hal itu ditanggapi pengembang game lokal pertama Lampung Eternal Game Studio.

Founder Eternal Game Studio, Lucky Putra Dharmawan, menerangkan, berbicara infrastruktur digital erat kaitannya dengan perusahaan telekomunikasi. Dalam hal ini operator seluler.

“Di Lampung ini sinyal (internet) tidak merata. Ada perbedaan antara Bandar lampung dan luar Bandar Lampung. Kami punya tim berlokasi di Natar (Lampung Selatan), dan Metro, masih terkendala sinyal provider,” ujarnya, Minggu (30/8/2020).

1. Developer game lokal kalah bersaing dengan internasional

Sinyal Internet Batu Sandungan Pengembang Game Lokal Lampung BerkreasiEternal Dream Studio developer game asal Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Founder Eternal Game Studio, Lucky Putra Dharmawan, menyatakan, potensi pasar digital khususnya pengembangan game lokal baik Lampung dan nasional sudah bergeliat. Itu merujuk di Indonesia rata-rata ada 50 juta pengguna internet aktif dan rata-rata dari total tersebut menggemari game online.

Ia menambahkan, di Lampung sampai saat ini baru Eternal Game Studio yang fokus pengembangan dan pembuatan game. Ia tak menampik developer lokal kalah bersaing dengan developer internasional. “Kapabilitas game lokal khususnya mobile jauh dengan internasional. Bahkan saya perkirakan kita ketinggalan 20 tahun,” jelasnya.

“Kalaupun ada pembuat game lokal berkonsep mobile, rata-rata offline, bukan online. Game online itu lumayan susah dibikinnya, apalagi jika berkonsep multi player,” imbuh Lucky.

Kondisi itu menurutnya membuat pecinta game online Indonesia memilih memainkan game buatan luar negeri dibanding game produksi anak bangsa. “Ada 2.000 game online buatan Indonesia, tapi banyak yang nge-lack, freeze,” jelasnya.

2. Pemda dinilai belum melihat nilai dan dampak industri game ke masyarakat

Sinyal Internet Batu Sandungan Pengembang Game Lokal Lampung BerkreasiWorkshop belajar bikin game gratis digelar Eternal Dream Studio developer game asal Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Lampung, Achmad Chrisna Putra, saat dikonfirmasi terkait kondisi infrastruktur digital di Lampung saat ini dan seberapa besar potensi pasar digital, utamanya video game yang sudah dioptimalkan oleh Pemprov Lampung belum merespons hal tersebut.

Terkait hal tersebut disoroti pengembang game lokal Lampung Eternal Dream Studio. Lucky selaku founder Eternal Dream Studio, mengemukakan, pihaknya sampat saat ini belum merasakan dukungan langsung dari Pemprov Lampung terkait pengembangan game lokal. Menurutnya, Pemprov saat ini cenderung fokus ke aplikasi start up.

“Mungkin karena dampak-nya lebih kerasa dan industry-nya udah jalan lama. Saya rasa Pemprov Lampung belum melihat value industri game dan impact ke masyarakat gak kerasa langsung,” jelas pria berkacamata ini.

Lucky tak menampik, tantangan developer saat ini adalah kesulitan mencari dana dan jaringan internet tidak stabil. Untuk beberapa kasus, ada developer game Indonesia ketiban rezeki, game yang dibuat dilirik publisher game luar negeri.

Developer game yang beruntung tersebut memilih fokus pembuatan game personal computer (PC) dan Play Station (PS). “Ada pembuat game lokal lebih laku game-nya dijual di luar negeri. Market di sana lebih menghargai. Publisher luar negeri gak melulu cari game yang grafis bagus, ada juga yang suka alur ceritanya,” papar alumnus Universitas Bandar Lampung ini.

Baca Juga: Grand Final IGC 2020 Digelar Agustus, Tembus 31.442 Peserta

3. Eternal Dream Studio terpilih local hero Bekraf Game Prime 2019

Sinyal Internet Batu Sandungan Pengembang Game Lokal Lampung BerkreasiEternal Dream Studio developer game asal Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Eternal Dream Studio dibentuk 2017. Founder Eternal Game Studio, Lucky Putra Dharmawan, menerangkan, sudah menggemari game sejak lama. Namun ia mendapati tidak ada komunitas di Lampung yang khusus pada dunia game.

Sebelum Eternal Dream Studio terbentuk, Lucky berisiatif sendiri mengikuti event Goethe Game Jam di Jakarta. Dari ratusan pendaftar se-Indonesia mengikuti ajang tersebut, terpilih 60 peserta, termasuk Lucky. “Waktu itu tim saya masuk tiga besar game-nya. Ini juga faktor pemicu saya bikin Eternal Dream,” ujarnya.

“Saat di Jakarta baru tahu ada industry game hebat-hebat. Sayang banget di Lampung gak ada. Pulang dari Jakarta, mikir, Lampung harus ada game developer, kembangin IT dan sebagainya. Kebetulan saya punya teman jago gambar sejak kuliah, saya ajak gabung, lalu kembangkan tim enam orang dan mendirikan Eternal Game Studio bertepatan rilis game pertama kami,” imbuhnya,

Sampai saat ini Eternal Game Studio sudah membuat beberapa game yang tersedia di Play Store yakni, Pocong Jump, Nurhadi Aldo, Ghost Runner, Finding El's Coffee, dan English Crush (kolaborasi dengan Gogo Course). Bahkan, developer game asal Lampung ini berkolaborasi dengan Niji Games membuat game edukasi bertajuk Ayo Cegah Virus sudah tersedia di Play Store dan saat ini dalam tahap pengembangan berkolaborasi dengan Niji Games membuat game berjudul Menggapai Matahari.

Prestasi lain direngkuh developer ini adalah terpilih sebagai local hero pada Bekraf Game Prime 2019 di Jakarta. Bekraf Game Prime merupakan pameran game terbesar di Indonesia.

“Kami juga beberapa kali menggelar pelatihan dan edukasi membuat game dengan anak muda di Lampung. Memang imbas Corona ada dampak sejumlah kegiatan ditunda, ke depan harapannya program yang digagas semua dapat terlaksana,” jelasnya.

4. Fokus cari bibit atlet potensial e-sport

Sinyal Internet Batu Sandungan Pengembang Game Lokal Lampung BerkreasiDok. Baparekraf Gameprime 2020

Berkembangnya game di Provinsi Lampung juga berbanding lurus dengan munculnya banyak gamer mania berbakat yang menggandrungi game online. Hal ini juga disoroti Pengurus Besar (PB) E-sport Lampung. Asosiasi ini melaksanakan kompetisi game online, di antaranya PUBG, Mobile Legend, dan PS4 2020 secara serentak di Bandar Lampung, Kalianda, Metro, Kotabumi, dan Pringsewu awal Agustus lalu.

Ketua Harian E-sport Lampung, Iqbal Ardiansyah, menjelaskan, saat ini animo para gamers di Lampung cukup besar bermain game online. Event E-Sport Championship digelar pihaknya juga bertujuan menjaring bibit-bibit berbakat atlet e-sport.

“Lomba kami gelar di beberapa kabupaten/kota di Lampung. Juara dari setiap daerah ini ikut serta juga lomba tingkat provinsi. Untuk juara 1 sampai 8 dari lima kabupaten/ kota akan kami lombakan kembali untuk tingkat provinsi. Rencananya lomba itu akan kami gelar September mendatang,” katanya.

Iqbal menambahkan, ke depan pihaknya berusaha agar e-sport diakui sebagai salah satu cabang olahraga dan bernaung di bawah KONI. Apalagi e-sport akan dilombakan di Asian Games 2022 dan 2024 dilombakan di Olimpiade. Selain itu, PB E-sport Lampung ke depan akan lebih giat lagi menaungi pembinaan atlet dan diharapkan bisa go nasional bahkan internasional. 

Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Baparekraf Game Prime 2020 Online

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya