Tim Dosen ITERA Olah Porang dan Limbah Kakao jadi Kudapan Ekonomis

Latih warga desa olah kudapan dan cara memasarkan

Bandar Lampung, IDN Times - Dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melakukan pengabdian kepada masyarakat (PkM), mengolah umbi porang serta kulit kakao menjadi panganan bernilai ekonomis dan jadi produk unggulan warga desa. 

Selain memberikan pemaparan tentang khasiat dari olahan makanan tersebut, tim pengabdian masyarakat ITERA melatih warga cara mengolah langsung hingga cara pengemasan dan cara memasarkan produk. 

Berikut IDN Times rangkum cerita dosen dan mahasiswa ITERA melakukan pengabdian masyarakat di Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran Provinsi Lampung.  

Baca Juga: Rekayasa Kosmetik ITERA, Prodi Unik dan Satu-satunya di Indonesia

1. Manfaat dan cara pengolahan porang

Tim Dosen ITERA Olah Porang dan Limbah Kakao jadi Kudapan Ekonomisumbi porang (youtube.com/paidi porang official)

Program Studi Farmasi, Rekayasa Kosmetik, dan Teknologi Pangan, ITERA melatih warga Desa Bumiayu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung mengolah umbi porang menjadi kudapan antikolesterol. Produk olahan umbi porang tersebut diberi nama porang jelly (polly) sebagai inovasi produk unggulan khas Desa Bumiayu. 

Salah satu dosen Tantri Liris Nareswari, menyampaikan manfaat serta cara pengolahan umbi porang menjadi inovasi produk kudapan antikolesterol. Pada kegiatan ini, peserta diajak fokus pada pembuatan produk jelly drink, gummy jelly dan minuman seduh berbahan utama tepung porang.

“Salah satu cara mengolah umbi porang yang aman adalah dengan merebus umbi sudah bersih dengan garam agar menghilangkan kandungan kristal oksalatnya sehingga porang aman untuk dikonsumsi,” kata Tantri, Kamis (31/8/2023). 

2. Edukasi warga untuk memasarkan produk secara online

Tim Dosen ITERA Olah Porang dan Limbah Kakao jadi Kudapan EkonomisTim ITERA latih warga desa membuat kudapan bernilai ekonomis (Dok.Official ITERA)

Dosen ITERA, Kiki Yuli Handayani, menyampaikan bagaimana upaya pemasaran produk inovasi hasil olahan umbi porang secara online, agar dapat bersaing di pasaran. Pemasaran melalui media online, menurut Kiki semakin meningkat seiring peningkatan jumlah konsumen memilih berbelanja melalui media sosial ataupun marketplace. 

Dalam kegiatan tersebut, selain mendapatkan materi, peserta juga diajak praktik membuat produk dipandu oleh Zada Agna Talitha dan dibantu para mahasiswa ITERA, membuat produk jelly drink dan gummy jelly. 

3. Pengolahan porang dukung perekonomian masyarakat

Tim Dosen ITERA Olah Porang dan Limbah Kakao jadi Kudapan EkonomisTim ITERA latih warga desa membuat kudapan bernilai ekonomis (Dok.Official ITERA)

Dari kegiatan diadakan tersebut, Lurah Desa Bumiayu, Hadirin berharap, masyarakat desa setempat bisa menerapkan ilmu didapat, sehingga dapat mengolah umbi porang menjadi produk yang bernilai ekonomi. Selain menjadi kudapan, umbi porang juga dapat diolah menjadi produk kosmetik yang nantinya dapat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat setempat. 

“Alhamdulillah, terima kasih kepada tim ITERA yang sudah datang dan menyampaikan ilmu yang bermanfaat untuk masyarakat desa kami. Masyarakat desa kami jadi mengetahui bagaimana mengolah dan memasarkan produk porang ini,” ujar Hadirin. 

4. Olah limbah kakao jadi kudapan bernilai ekonomis

Tim Dosen ITERA Olah Porang dan Limbah Kakao jadi Kudapan EkonomisIlustrasi petani kakao. IDN Times/Humas Pemkab Kutim

Cerita lainnya datang dari Dosen dan mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, ITERA melakukan inovasi mengolah kulit kakao menjadi produk pangan kue dan kerupuk. Pelatihan pengembangan produk tersebut dilaksanakan di Desa Pekondoh Pesawaran, minggu lalu, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ITERA melibatkan warga desa setempat. 
 
Koordinator Prodi Teknologi Pangan ITERA, Amalia Wahyuningtyas menyebut, tim dosen Prodi Teknologi Pangan ITERA menilai kakao sebagai salah satu potensi lokal di Lampung.

“Kulit kakao biasanya hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan. Lampung memiliki potensi kakao cukup tinggi dan menjadi sumber daya yang sangat baik untuk dikembangkan,” kata Amalia.  

Menurutnya, persentase tertinggi dari limbah kakao adalah kulit dengan persentase sekitar 70 persen. Inovasi produk dari kulit kakao dilakukan sebagai bentuk pengembangan produk dan menambah nilai jual. 

“Desa Pekondoh merupakan salah satu desa di provinsi Lampung memiliki potensi kakao cukup tinggi dan tentu akan menghasilkan limbah kulit kakao cukup besar,” ujar Amalia. 

Amalia menyebut, ruang lingkup Prodi Teknologi Pangan meliputi keilmuan rekayasa dan pengolahan pangan fokus terhadap pengembangan produk. Salah satunya adalah kegiatan diadakan di Desa Pekondoh, yaitu pengembangan produk yang sebelumnya hanya limbah menjadi produk pangan. 

5. Berharap jadi produk khas Lampung

Tim Dosen ITERA Olah Porang dan Limbah Kakao jadi Kudapan EkonomisFreepik.com

Kegiatan selanjutnya diisi workshop disampaikan oleh salah satu dosen Teknologi Pangan dengan keilmuan Rekayasa dan Pengolahan. Dalam materinya Rizky Ramanda menyampaikan, rasa pahit dari kulit kakao disebabkan tanin dan dapat dikurangi dengan beberapa proses pengolahan yaitu perebusan, pengukusan dan fermentasi. 

Kegiatan juga diisi praktik pembuatan cookies dan kerupuk kulit kakao. Praktek pembuatan produk diawali penjelasan bahan baku dan bahan tambah digunakan kemudian dilanjutkan tahap demi tahap pembuatan produk. 

"Kami harap Desa Pekondoh dapat mengembangkan usaha produk-produk olahan kulit kakao. Produk tersebut nantinya dapat menjadi produk khas Lampung yang terus dikembangkan dan dipasarkan secara luas," harap Rizky.

Baca Juga: Masuk SD Sejak Balita, Saskia jadi Mahasiswa Termuda ITERA

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya