Kece! Kampus Teknokrat Terapkan Kuliah Metaverse dan Blockchain

Terapkan teknologi metaverse dan blockchain saat perkuliahan

Bandar Lampung, IDN Times - Metaverse adalah teknologi menggabungkan dunia nyata dengan dunia digital, menciptakan sebuah ruang virtual. Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) berencana menerapkan teknologi Metaverse dan Blockchain dalam perkuliahan sebagai bagian dari pengembangan teknologi sedang dilakukan.

Menurut Ketua Penelitian dan Pengembangan Metaverse UTI, Yuri Rahmanto, rencananya September tahun ini atau saat perkuliahan ganjil, Kampus UTI berencana menerapkan Teknologi Metaverse. Namun, tidak semua mata kuliah akan menggunakan teknologi ini, melainkan hanya beberapa mata kuliah saja.

1. Manfaat Metaverse Teknokrat

Kece! Kampus Teknokrat Terapkan Kuliah Metaverse dan BlockchainUniversitas Teknokrat Indonesia (UTI) menerapkan sidang skripsi pertama di dunia melalui Metaverse. (Dok. UTI).

Dalam pengembangannya, Yuri mengatakan, Teknologi Metaverse UTI digunakan untuk mengembangkan metode pembelajaran, mengadakan webinar, rapat dosen, dan bimbingan. Selain itu, Metaverse UTI juga memberikan pelajaran tentang teknologi non-fungible token (NFT), sehingga mahasiswa dapat membeli dan menjual produk secara langsung di dalam dunia digital.

Sebagai universitas menjadi pelopor pengembangan teknologi Metaverse untuk keperluan pendidikan, UTI akan terus bekerja sama dengan tim untuk meningkatkan dan memperbaikinya.

Di Studio E-Learning Teknokrat, beberapa perwakilan telah merasakan penggunaan avatar di dunia digital. Saat dijalankan, beberapa perwakilan tamu undangan mengungkapkan kekaguman mereka terhadap inovasi terbaru ini.

Baca Juga: Fakta Menarik Dosen AI Universitas Teknokrat Lampung, Gunakan 7 Bahasa

2. Sesuai arahan Kemendikbudristek

Kece! Kampus Teknokrat Terapkan Kuliah Metaverse dan BlockchainAptika.kominfo.go.id

Menurut Yuri, UTI telah mengembangkan teknologi Metaverse dan Blockchain sesuai arahan diberikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). “Metaverse yang telah kita buat telah sesuai dengan arahan Kemendikbudristek RI terkait inovasi pembelajaran daring. Kita telah menciptakan versi metaverse yang sejalan dengan platform seperti spada, scele, atau LMS lainnya,” katanya.

Ia menyampaikan, terdapat rencana pengembangan Metaverse Teknokrat dalam lima tahun ke depan. “Dalam proses pengembangannya, kita akan menciptakan Metaverse Teknokrat Universe yang lebih luas, mencakup bidang pendidikan, pariwisata, kesehatan, serta melibatkan pemerintahan,” papar Yuri dalam keterangan resmi, Kamis (25/5/2023).

3. Berkomitmen memberikan pendidikan berkualitas

Kece! Kampus Teknokrat Terapkan Kuliah Metaverse dan BlockchainIDN Times/Istimewa

Wakil Rektor UTI, Mahathir Muhammad menyatakan, memanfaatkan Metaverse, lingkungan virtual dapat diciptakan untuk memfasilitasi penyampaian materi perkuliahan dan interaksi dua arah antara dosen dan mahasiswa yang mirip dengan kehidupan nyata.

Selain itu, penerapan teknologi Blockchain dalam kegiatan perkuliahan memberikan keuntungan berupa transparansi dan keamanan bagi dosen dan mahasiswa. “Ia meyakini langkah ini akan memberikan manfaat signifikan bagi perkembangan akademik dan pengalaman belajar mahasiswa.

"Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas yang relevan dengan perkembangan teknologi global kepada mahasiswa kami, sehingga mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah,” ujar Mahathir.

4. Ini tim pengembangan Metaverse UTI

Kece! Kampus Teknokrat Terapkan Kuliah Metaverse dan BlockchainUniversitas Teknokrat Indonesia (UTI) menerapkan sidang skripsi pertama di dunia melalui Metaverse. (Dok. UTI).

Tim pengembangan Metaverse UTI terdiri dari beberapa anggota, yaitu dosen dan mahasiswa. Anggotanya antara lain Yuri Rahmanto (Ketua Penelitian dan Pengembangan Metaverse); Dedi Darwis (pakar Kecerdasan Buatan dan Data Science); Ade Surahman (pakar Desain Permainan).

Tim lainnya yakni, Donaya Pasha (Pakar Pengembangan Avatar dan Multimedia); Auliya Rahman Isnain (pakar Realitas Augmented dan Virtual); Achmad Yudi Wahyudin (pakar teknologi pendidikan) dan Ryan Randy Suryono (Pakar Fintech dan Blockchain).

Adapun mahasiswa UTI turut serta dalam pengembangan adalah Reza Prayoga, Geyma Vancha Risma, Afit Santoso, dan Rama Suherman. Mahasiswa itu semuanya berasal dari program studi Informatika.

Baca Juga: Keren! Teknokrat Klaim Kampus Pertama Dunia Sidang Skripsi Metaverse

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya