7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah Evolusi

Penm

Fosil-fosil, sisa-sisa organisme yang telah lama punah dan menjadi saksi bisu dari perubahan besar terjadi selama jutaan tahun di planet kita. Fosil-fosil ini adalah jendela menuju masa lalu Bumi tersembunyi dalam lapisan-lapisan batu.

Mereka adalah petunjuk penting memberikan kita gambaran tentang sejarah evolusi kehidupan di planet kita. Berikut ini adalah tujuh penemuan fosil mengungkap jejak sejarah evolusi.

1. Fosil Homo Floresiensis di Pulau Flores, Indonesia

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah EvolusiLiang Bua, Indonesia tempat ditemukannya 100 fosil homo florensiensis (flickr.com/Rosino)

Dilansir dari Natural History Museum, sebuah ekspedisi dipimpin oleh arkeolog bernama Mike Moorwod pada 2003 di Liang Bua, Indonesia berhasil menemukan lebih dari lebih dari seratus fosil manusia purba. Fosil-fosil tersebut diidentifikasikan sebagai Homo Floresiensis atau disebut juga sebagai "orang hobbit" dikarenakan ukurannya yang sangat kecil.

Sebelumnya, kita hanya beranggapan manusia purba terdiri dari satu jenis yaitu Homo Sapiens. Namun penemuan fosil-fosil ini membantah hal tersebut.

Penemuan fosil Homo Florensiensis menjadi bukti manusia purba memiliki beragam jenis layaknya manusia modern. Penemuan ini juga memberikan gambaran terhadap kita, bagaimana orang-orang pada masa lalu hidup dan berkomunikasi dengan manusia purba lainnya.

Meski memiliki ukuran tubuh relatif kecil dengan tinggi hanya sekitar satu meter dan ukuran otak yang relatif kecil, Homo Floresiensis memiliki alat-alat batu mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari.

Hal ini menunjukkan tingkat kecerdasan yang mengejutkan mengingat ukuran otak mereka yang relatif kecil. Tentunya penemuan juga memberikan banyak pertanyaan, termasuk bagaimana mereka bisa berkembang menjadi manusia sekecil ini di pulau yang terisolasi.

2. Fosil Tiktaalik di Kanada

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah Evolusiilustrasi Tiktaalik nenek moyang hewan darat (theguardian.com)

Dilansir dari theguardian, pada 2004, sebuah fosil purba yang cukup membingungkan ditemukan di perairan Kanada Utara. Fosil ini kini dikenal sebagai Tiktaalik dan penemuannya membantu mengungkap jejak sejarah evolusi dengan menggambarkan transisi dari ikan ke makhluk darat.

Fosil ini memiliki ciri-ciri unik mencakup sirip-sirip mendekati kaki dan tulang-tulang pergelangan tangan yang mengingatkan pada tangan tetrapoda, makhluk darat pertama.

"Tiktaalik adalah salah satu fosil ikan terpenting mengungkap transisi evolusi dari ikan yang hidup di air menjadi tetrapoda yang hidup di darat" ucap Zerina Johanson, seorang ahli paleontologi vertebrata di Natural History Museum di London.

Tiktaalik adalah "missing link" yang menghubungkan ikan dengan tetrapoda dan membantu kita memahami bagaimana makhluk pertama bergerak dari lingkungan akuatik ke lingkungan darat. Fosil Tiktaalik membuktikan bagaimana ikan prasejarah perlahan-lahan beradaptasi dengan lingkungan darat.

Penemuan ini memungkinkan ilmuwan untuk merinci bagaimana makhluk pertama melangkah keluar dari air ke daratan dan mengungkapkan bagian penting dalam evolusi vertebrata. Ini adalah bukti nyata tentang bagaimana proses evolusi bekerja dalam menciptakan perubahan besar dalam bentuk-bentuk kehidupan di planet ini.

Baca Juga: 5 Permainan Alam Bawah Sadar Menjadi Portal Spiritual Awakening

3. Fosil Archaeopteryx di Jerman

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah Evolusiilustrasi archaeopteryx (theconverstaion.com)

Di Bavaria, Jerman, tersembunyi fosil telah menjadi ikon perdebatan dan penemuan evolusi selama bertahun-tahun yakni Archaeopteryx. Fosil ini menjadi salah satu bukti paling kuat tentang hubungan antara burung dan reptil dalam evolusi.

Fosil ini, ditemukan pertama kali pada pertengahan abad ke-19, lebih tepatnya 1861 di wilayah Solnhofen di Bavaria, Jerman, oleh seorang ahli batu bernama Hermann von Meyer, melansir dari earthmagazine.

Archaeopteryx adalah makhluk yang menarik karena memiliki ciri-ciri campuran antara burung dan reptil. Fosil ini memiliki bulu seperti burung modern, tetapi juga memiliki ciri-ciri reptil seperti ekor yang panjang dan gigi.

Fosil Archaeopteryx adalah bukti evolusi tidak selalu mengikuti garis lurus. Burung kita kenal hari ini adalah hasil dari berjuta-juta tahun perubahan dan adaptasi dari reptil di masa lalu.

Menariknya lagi, fosil Archaeopteryx adalah salah satu fosil transisi pertama yang ditemukan menghubungkan dua kelompok makhluk yang tampaknya sangat berbeda. Penemuan ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana evolusi dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang berbeda dengan ciri-ciri seringkali bertentangan.

4. Fosil Coelacanth di Afrika Selatan dan Indonesia

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah EvolusiIkan coelacanth di laut dalam (wikipedia.org)

Pada tahun 1938, seekor Coelacanth ditangkap di muara Sungai Chalumna di pantai timur Afrika Selatan. Ikan tersebut tertangkap di jaring Kapten Goosen dan krunya, yang saat itu tidak menyadari pentingnya penemuan mereka.

Mereka mengira ikan itu cukup aneh sehingga menarik perhatian museum lokal di kota kecil London Timur di Afrika Selatan. Selain di Afrika Selatan, Pada tahun 1998 seekor Coelacanth ditangkap di Sulawesi, Indonesia. Satu-satunya perbedaan nyata antara ikan ini dan Coelacanth dari Kepulauan Komoro adalah warnanya.

Coelacanth Komoro terkenal karena warnanya yang biru baja, sedangkan Coelacanth dari populasi Sulawesi dilaporkan berwarna cokelat. Pada 1999 Coelacanth Sulawesi dideskripsikan sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis oleh Pouyaud, Wirjoatmodjo, Rachmatika, Tjakrawidjaja, Hadiaty dan Hadie, melansir dari australian museum.

Kedua penemuan ini mengguncang dunia penelitian karena sebelum penemuan ini, Coelancath hanya dikenal melalui fosil-fosilnya yang ditemukan di batuan-batuan laut. Berdasarkan fosil-fosil tersebut, Coelancath diyakini telah punah sejak delapan puluh juta tahun yang lalu. Namun ternyata, spesies ini masih memiliki garis keturunan yang hidup.

Setelah diteliti lebih lanjut, spesies Coelacanth yang hidup ini memiliki banyak kesamaan dengan fosil-fosil yang telah ditemukan, dan penemuan ini menjadi bukti hidup dari konsep "fosil hidup", sebutan bagi hewan atau tumbuhan yang dianggap sudah punah dan menjadi fosil, tetapi pada kenyataannya masih hidup. 

5. Fosil Mammoth Siberia

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah EvolusiFosil Mammoth (wikipedia.org)

Penemuan fosil Mammoth pertama kali tercatat pada abad ke-17 di Siberia, Rusia. Namun, pada saat itu orang-orang masih mengira bahwa fosil-fosil tersebut adalah tulang-belulang dari seekor gajah biasa.

Hingga pada akhir abad ke-18 muncul sebuah pernyataan bahwa tulang belulang tersebut merupakan fosil dari gajah purba yang hidup jutaan tahun yang lalu. Pernyataan tersebut pertama kali dikemukakan oleh naturalist asal jerman bernama Johann Friedrich Blumenbach pada tahun 1799, melansir dari jurnal "The mammoth site of Niederweningen, Switzerland, 2006".

Akhirnya fosil-fosil tersebut dikenal dengan nama ilmiah Elephas primigenius dengan nama latin Mammut atau Mammoth yang kita kenal sekarang. Penemuan fosil Mammoth di Siberia memberikan jejak sejarah evolusi dengan mengungkapkan bagaimana megafauna prasejarah yang besar hidup dan punah selama zaman es.

Fosil-fosil ini, dengan tubuh raksasa yang dilengkapi dengan cakar besar dan gading panjang melengkung, memberikan wawasan tentang kehidupan makhluk ini selama ribuan tahun yang lalu. Penemuan fosil Mammoth juga memberikan bukti manusia prasejarah berinteraksi dengan megafauna ini, memberikan pandangan unik tentang peran manusia dalam ekosistem zaman es dan bagaimana manusia memengaruhi ekosistem sejak lama.

Selain itu, fosil-fosil Mammoth juga membantu ilmuwan memahami perubahan iklim masa lalu. Dengan mempelajari fosil-fosil ini dan lapisan es mengelilingi mereka, peneliti dapat meresepsi gambaran lebih jelas tentang perubahan iklim yang terjadi selama ribuan tahun terakhir.

Dengan demikian, penemuan fosil Mammoth di Siberia adalah potongan penting dalam teka-teki evolusi dan sejarah perubahan lingkungan yang telah memengaruhi bentuk-bentuk kehidupan di bumi.

6. Fosil Pterosaur di Brasil

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah EvolusiFosil Pterosaur yang berada di Museum Sejarah, Karlsruhe. (fossilera.com)

Penemuan fosil pertama Pterosaurus tercatat pada tahun 1784 oleh seorang ilmuwan asal Italia bernama Cosimo Alessandro Collini. Fosil tersebut ditemukan di wilayah Solnhofen di Bavaria, Jerman, yang juga merupakan tempat penemuan fosil Archaeopteryx yang terkenal.

Seperti yang tertuang dalam jurnal "The early history of pterosaur discovery in Great Britain, 2010". Fosil Pterosaur adalah kunci untuk memahami jejak sejarah evolusi kehidupan terbang di planet ini.

Fosil-fosil ini menggambarkan bagaimana makhluk purba pertama kali memperoleh kemampuan terbang. Pterosaur dengan sayap membran yang besar dan tubuh reptil, adalah contoh transisi dari reptil ke makhluk yang mampu terbang, membantu kita memahami evolusi terbang pada hewan.

Penemuan fosil Pterosaur, khususnya di Brasil, di Formasi Santana, memberikan wawasan tentang beragamnya bentuk kehidupan di masa Cretaceous, sekitar 112 hingga 93 juta tahun yang lalu. Sebuah bukti nyata tentang bagaimana proses evolusi menghasilkan adaptasi yang luar biasa dan bentuk kehidupan yang beragam di Bumi.

Termasuk makhluk yang mampu menjelajahi langit dengan sayap-sayap mereka. Penemuan ini memungkinkan kita untuk menggali lebih dalam dalam evolusi kehidupan terbang dan sejarah panjang kehidupan di bumi.

7. Fosil Glossopteris di Antartika

7 Penemuan Fosil di Dunia Mengungkap Jejak Sejarah EvolusiFosil daun Glossopteris yang ditemukan di Australia (researchgate.net)

Dilansir dari jurnal "Researchers following the Glossopteris trail: social context of
the debate surrounding the continental drift theory in Argentina in the early 20th century, 2020", fosil Glossopteris pertama kali ditemukan pada abad ke-19, tepatnya 1820-an. Penemuan pertama fosil ini terjadi di Antartika dan fosil-fosil Glossopteris telah menjadi petunjuk kunci dalam memahami sejarah pergeseran benua dan perubahan iklim global. 

Glossopteris adalah jenis tumbuhan hidup sekitar 300 hingga 250 juta tahun yang lalu, selama periode Karbon hingga Permian. Yang membuat fosil ini sangat istimewa adalah mereka ditemukan di banyak benua yang sekarang terpisah oleh lautan.

Ini adalah petunjuk bahwa pada suatu waktu, benua-benua ini pernah tergabung dalam superbenua yang disebut Pangea. Antartika, yang sekarang terletak di Kutub Selatan dan memiliki iklim ekstrem, dulunya adalah tempat yang jauh lebih hangat dan memiliki hutan-hutan yang dihuni oleh Glossopteris.

Penemuan fosil-fosil ini di Antartika adalah bukti kuat iklim bumi telah berubah secara dramatis selama ratusan juta tahun. Selain itu, benua-benua telah bergerak dan berubah posisi seiring waktu.

Fosil-fosil ini bukan hanya batu-batu kuno, fosil-fosil ini adalah jendela menuju masa lalu, dapat mengungkap sejarah evolusi, perubahan iklim dan interaksi manusia dengan lingkungan. Mereka memberikan inspirasi untuk penelitian lanjutan dan menghormati keanekaragaman kehidupan di planet kita dan membantu memahami asal-usul dan evolusi kehidupan di Bumi.

Baca Juga: 6 Fakta Lungfish Afrika Barat, Ikan Dapat Hidup di Darat?

Habib Salehudin Photo Community Writer Habib Salehudin

Torisugi no Kamen Raido

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya