Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini Penjelasannya

Krisis nuklir di tengah Perang Dingin AS dan Soviet

Intinya Sih...

  • Krisis nuklir dimulai saat Uni Soviet membangun pangkalan rudal nuklir di Kuba, 144,8 km dari pantai Amerika. Presiden Kennedy membentuk komite eksekutif untuk menangani krisis ini.
  • Sejarah panjang konflik antara AS dan Kuba serta keinginan Uni Soviet untuk mendapatkan pengaruh terhadap AS memicu Krisis Rudal Kuba. Pemerintah AS berusaha mencari cara untuk menggulingkan Fidel Castro.
  • Pada tanggal 22 Oktober, Kennedy menyampaikan pidato publik yang mengancam tindakan militer jika Uni Soviet menolak mematuhi karantina angkatan laut. Tegangannya mencapai puncak pada Black Saturday ketika pesawat mata-mata U-2 ditembak jat

Pada Oktober 1962, sebuah pesawat mata-mata Amerika menangkap gambar lokasi pangkalan rudal nuklir dibangun Uni Soviet di Kuba. Mengetahui hal tersebut, Presiden John F Kennedy bertekad untuk menghentikan aktivitas Uni Soviet terkait senjata nuklir yang berjarak hanya 144,8 kilometer di lepas pantai tanah Amerika itu.

Kennedy segera membentuk komite penasihat eksekutif dan menuntut agar Uni Soviet membongkar pangkalan militer dan memindahkan senjata mereka dari Kuba. Kebuntuan politik dan militer yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mengakibatkan adanya masalah di angkatan laut, jatuhnya pesawat Amerika dan ketakutan akan eskalasi nuklir.

Konfrontasi antara kedua negara adidaya ini membawa dunia hampir ke ambang perang nuklir. Negosiasi akhirnya mengakhiri krisis ini, namun selama 13 hari, dunia berada dalam kondisi paling dekat dengan pemusnah massal yang disebut nuklir. Apa sebenarnya yang mencetuskan Krisis Rudal Kuba ini?

1. Fidel Castro mengambil kendali Kuba

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini Penjelasannyapotret Fidel Castro (commons.wikimedia.org/Mondadori Publishers/Unknown author)

Saat Presiden Kennedy memerintah Amerika pada 1961, ia mewarisi salah satu ancaman terbesar terhadap keselamatan Amerika, yakni Perang Dingin. Hubungan antara Amerika dan Uni Soviet menegang. AS mengalami pukulan yang signifikan pada pergantian dekade.

Pada akhir tahun 1959, pemimpin nasionalis revolusioner Fidel Castro berhasil memimpin pasukan gerilyanya dalam pemberontakan melawan Jenderal Fulgencio Batista, presiden Kuba yang anti-komunis dan pro-AS. Batista mengizinkan sebagian besar perusahaan-perusahaan AS bebas berkuasa dan beroperasi di Kuba.

Tentu saja pengaruh mereka sangat besar dalam mengendalikan Kuba. Namun, Castro memiliki cita-cita Kuba seharusnya bisa memegang kendali di negeri sendiri. Oleh sebab itu, Castro sangat membenci keterlibatan perusahaan-perusahaan Amerika di negara tersebut.

Saat Fidel Castro berhasil memegang kendali, Castro segera menasionalisasi industri-industri yang sebelumnya dikuasai AS dan mulai membuka hubungan dengan Uni Soviet, sebagaimana yang dijelaskan History. Pada tahun 1960, Castro secara resmi mendeklarasikan dirinya sebagai komunis dan menjadi sekutu Uni Soviet.

Akibatnya, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Dwight Eisenhower mendukung upaya untuk menggulingkan Fidel Castro. CIA mendanai dan memberikan senjata kepada kelompok militan kontra-revolusioner yang mengorganisir gerakan gerilya untuk menggulingkan rezim Fidel Castro, namun mereka tidak berhasil, tulis laporan CIA.

2. Kegagalan invasi Teluk Babi

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaMuseo Girón (museum tentang invasi di Teluk Babi), menggambarkan penangkapan tentara bayaran Kuba di pengasingan (commons.wikimedia.org/Anagoria)

Saat John F Kennedy berkuasa, salah satu prioritas pertamanya adalah menggulingkan Fidel Castro. Pada Februari 1961, Kennedy menyetujui rencana invasi yang direncanakan pada masa pemerintahan Dwight Eisenhower. Pemerintah AS merekrut 1.400 orang Kuba di pengasingan yang dilatih dan dipersenjatai oleh Amerika.

CIA telah menyusun sebuah rencana untuk membawa mereka ke daerah terpencil di pantai barat daya Kuba yang disebut Teluk Babi, tempat mereka akan memulai pemberontakan dan menggulingkan Fidel Castro. Mereka diminta untuk menghancurkan angkatan udara Kuba, yang akan mencegah Fidel Castro memobilisasi respons terhadap invasi tersebut.

Dalam rencana awal tersebut, pemerintah AS berniat untuk melakukan dua serangan udara terhadap pangkalan udara di Kuba. Berdasarkan laman John F Kennedy Presidential Library and Museum, pesawat pengebom B-26 era Perang II dicat hitam agar terlihat seperti pesawat Kuba.

Namun, serangan pertama tidak berhasil mencapai sasaran, sehingga angkatan udara Castro tetap utuh. Kegagalan ini membongkar keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan tersebut. Kennedy pun membatalkan serangan udara kedua.

Pada 17 April, satu brigade pengasingan Kuba mendarat di lokasi terpencil di sepanjang Teluk Babi. Namun, mereka kewalahan dan kalah jumlah dengan pasukan Fidel Castro. Pesawat-pesawat angkatan udara Kuba mendominasi langit, menembak jatuh pesawat cadangan AS yang dikirim untuk membantu brigade.

Invasi berhasil dipadamkan dalam waktu kurang dari 24 jam. 114 orang buangan Kuba ini terbunuh, hampir 1.200 orang ditangkap, dan bencana Teluk Babi yang gagal akan tetap menjadi kenangan yang memalukan dalam pemerintahan Kennedy.

Baca Juga: 7 Nama Negara Ternyata Terinspirasi dari Tokoh Sejarah

3. Operasi Anadyr

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini Penjelasannyapotret pangkalan rudal balistik Soviet di Kuba (commons.wikimedia.org/U.S. National Archives and Records Administration)

Setelah kegagalan invasi Teluk Babi, Uni Soviet semakin bertekad untuk mendukung rezim Fidel Castro. Hal ini sangat menguntungkan Soviet jika memiliki sekutu pemerintah komunis di Kuba, terutama yang berlokasi sangat dekat dengan Amerika Serikat. Soviet menawarkan perlindungan ke Kuba jika AS mencoba melakukan invasi lain.

Namun, Sekretaris Jenderal Soviet, Nikita Khrushchev, juga melihat peluang untuk melawan keunggulan Amerika dalam kemampuan nuklir dan menyamakan kesenjangan antara rudal nuklir AS dan Soviet. Pada April 1962, Khrushchev mengerahkan rudal Soviet ke Kuba, seperti yang dijelaskan Atomic Heritage Foundation.

Ada alasan mengapa Khrushchev mempersenjatai Kuba, dia ingin mendapatkan pengaruh terhadap AS karena telah mengerahkan rudal Jupiter di Turki. Pada Mei 1962, Khrushchev meluncurkan Operasi Anadyr.

Dengan kedok mempromosikan program pembangunan pertanian sipil. Sebuah delegasi pasukan Soviet secara diam-diam menyebarkan senjata nuklir ke Kuba. Mulai bulan Juli 1962, Soviet mengerahkan senjata, perbekalan, dan 41.902 tentara Soviet ke pulau tersebut.

4. Pesawat mata-mata U-2 menemukan lokasi rudal balistik

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaFoto pengintaian udara AS dari lokasi peluncuran rudal balistik jarak menengah di San Cristobal di Kuba, pada tanggal 1 November 1962 selama krisis rudal Kuba. (commons.wikimedia.org/U.S. Department of Defense and John F. Kennedy Presidential Library)

Selama musim panas tahun 1962, Soviet berhasil mengerahkan divisi senapan bermotor ke Kuba, serta empat puluh jet tempur MiG-21, dua divisi anti-pesawat dengan rudal permukaan-ke-udara (SAM) SA-2, 16 peluncur rudal balistik dimuat untuk menembakkan rudal R-12 dan R-14, enam pembom jet Il-28, dan 12 sistem rudal balistik taktis FROG-3, dilansir dari National Interest. Hanya 144,8 kilometer di lepas pantai Florida, senjata nuklir tersebut berada dalam jangkauan daratan Amerika.

Uni Soviet ingin merahasiakan operasi tersebut dari Amerika Serikat selama mungkin, sampai terlambat bagi Amerika untuk ikut campur. Hebatnya, operasi tersebut masih belum diketahui hingga tanggal 14 Oktober 1962.

Mayor Angkatan Udara Richard Heyser yang sedang mengemudikan pesawat mata-mata U-2 di Kuba, mengambil foto lokasi rudal balistik Soviet di San Cristobal. Gambar tersebut dengan jelas menunjukkan pembangunan lokasi rudal nuklir balistik jarak menengah.

Keberadaan rudal nuklir tersebut dikonfirmasi oleh mata-mata CIA bernama Kolonel Oleg Penkovsky. Data resmi tersebut menunjukkan Soviet telah mengerahkan rudal nuklir di wilayah yang mudah dijangkau di Amerika bagian timur, sehingga meningkatkan perlombaan senjata nuklir dan meningkatkan ketegangan Perang Dingin ke tingkat sangat berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya.

5. Membentuk tim penasihat ExComm

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaPresiden John F. Kennedy bertemu dengan anggota Komite Eksekutif Dewan Keamanan Nasional (EXCOMM) mengenai krisis di Kuba dalam pertemuan di Ruang Kabinet, Gedung Putih, Washington, D.C. (commons.wikimedia.org/Cecil Stoughton)

Pada tanggal 15 Oktober, Presiden Kennedy mengetahui keberadaan rudal tersebut. Karena dihadapkan dengan krisis nuklir yang akan segera terjadi, ia segera membentuk komite eksekutif terdiri dari para penasihat dan pejabat terpercaya. Setelah bencana Teluk Babi, ia hanya berkonsultasi dengan beberapa pihak.

Kali ini Kennedy bertekad untuk berkonsultasi dengan berbagai pakar. Di antara kelompok tersebut ada Kepala Staf Gabungan, peserta Dewan Keamanan Nasional, penulis pidato Kennedy, penasihat Gedung Putih Theodore Sorensen, mantan penasihat duta besar untuk Uni Soviet dan adik laki-laki presiden sekaligus jaksa agung, Robert F. Kennedy.

Dikenal sebagai ExComm, tim presiden ini mulai memperdebatkan apa yang harus dilakukan pemerintah AS selanjutnya. Pada hari pertama perdebatan, para anggota ExComm mengusulkan penggunaan kekuatan militer secara cepat dan tegas.

Kepala Staf Gabungan Kennedy menyatakan tindakan paling efektif adalah serangan udara ke lokasi rudal, diikuti dengan serangan penuh. Para pendukung garis keras lainnya setuju dengan invasi ke Kuba. Namun, Kennedy khawatir, respons yang agresif itu akan mengarah pada eskalasi nuklir.

Baca Juga: 6 Fakta Gurita Kelapa, Satu-satunya Gurita Hidup di Batok Kelapa

6. Kennedy memberlakukan 'karantina' laut

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaKapal perusak Angkatan Laut AS USS English (DD-696) diluncurkan di Samudera Atlantik pada tanggal 20 Oktober 1962 selama Krisis Rudal Kuba. (commons.wikimedia.org/PHCS J. Stead, Angkatan Laut AS)

Pada 17 Oktober, Direktur CIA John A. McCone menyatakan AS mempunyai tiga pilihan, tidak melakukan apa pun dan menerima situasi ini, melakukan blokade habis-habisan yang mungkin memerlukan deklarasi perang dan menghentikan operasi militer, seperti semua pengiriman yang masuk, atau aksi militer. Perdebatan berlangsung selama hampir seminggu penuh.

Akan tetapi, pada hari ketiga, George Ball, wakil menteri luar negeri, menyatakan invasi ke Kuba akan berakhir seperti Pearl Harbor. Invasi adalah tindakan yang mungkin diharapkan Uni Soviet, tulis BBC.

Pada akhirnya, Kennedy memutuskan untuk memblokade laut di Kuba, yang akan mencegah kapal-kapal Soviet membawa lebih banyak pasokan ke pulau tersebut. Namun, blokade laut akan dianggap sebagai tindakan yang mengarah ke perang. Jadi Kennedy menyebutnya sebagai "karantina" angkatan laut.

Walaupun Kennedy memandang keputusan ini sebagai jalan tengah, para pendukung pandangan ini menganggap karantina ini adalah ultimatum terakhir sebelum terjadinya invasi. Akhirnya Kennedy memutuskan untuk mengirimkan surat pertamanya kepada Khrushchev. Ia memperingatkan Khrushchev akan adanya karantina dan menuntut agar dia membongkar lokasi rudal dan menghapus semua senjata nuklir dari Kuba.

7. Pernyataan John F Kennedy untuk publik

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaMedia dan pers mengerumuni Presiden Kennedy di mejanya di Ruang Oval setelah menandatangani perintah Karantina Kuba, 23 Oktober 1962. (commons.wikimedia.org/Robert Knudsen)

Pada 22 Oktober, John F Kennedy menyampaikan pidato publik kepada negaranya. Melalui siaran televisi, ia memperingatkan dunia akan keberadaan senjata nuklir di Kuba. Ia menjelaskan rencana karantina angkatan laut, memperjelas bahwa kekuatan militer akan dikerahkan dan menjadi pilihan berikutnya jika Uni Soviet menolak untuk mematuhinya.

Dalam pidatonya, Kennedy menyatakan, Amerika Serikat maupun komunitas bangsa-bangsa dunia, tidak dapat mentolerir penipuan dan ancaman ofensif dari negara mana pun, besar atau kecil. Selama bertahun-tahun, Uni Soviet maupun Amerika Serikat, dengan mengakui fakta ini, telah mengerahkan senjata nuklir strategis dengan sangat hati-hati, tidak pernah mengganggu status quo yang berbahaya yang menjamin bahwa senjata-senjata ini tidak akan digunakan jika tidak ada tantangan penting.

Namun penumpukan rudal Komunis yang rahasia, cepat, dan luar biasa ini di wilayah yang terkenal memiliki hubungan khusus dan historis dengan Amerika Serikat dan negara-negara di belahan bumi barat, yang melanggar jaminan Soviet. Itu juga bertentangan dengan kebijakan Amerika dan belahan bumi lain, merupakan tindakan provokatif dan tidak dapat dibenarkan.

"Status quo yang tidak dapat diterima oleh negara ini, jika keberanian dan komitmen kita dapat dipercaya lagi oleh teman atau musuh," seperti yang dikutip American Retoric.

Publik Amerika dengan cemas menunggu tanggapan Soviet terhadap ultimatum ini. Beberapa orang yakinperang  nuklir akan segera terjadi. Banyak orang yang mulai menimbun makanan, gas, dan persediaan sebagai persiapan menghadapi musim dingin nuklir.

8. Tindakan agresi

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaAngkatan Laut AS dari Skuadron Patroli VP-44 terbang di atas kapal Soviet Metallurg Anosov dan kapal perusak USS Barry (DD-933) selama Krisis Rudal Kuba (commons.wikimedia.org/U.S. Navy National Museum of Naval Aviation)

Karantina angkatan laut Kuba secara resmi dimulai keesokan harinya, pada 23 Oktober. Meskipun Kennedy berpidato keras, ia memulai hari pertama karantina dengan mendorong garis blokade mundur sejauh 804,6 kilometer. Memberikan kesempatan bagi kapal-kapal Soviet untuk lebih mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Pada tanggal 24 Oktober, Khrushchev menanggapi surat Kennedy dengan mengatakan karantina angkatan laut dianggap sebagai blokade. Uni Soviet melihatnya sebagai tindakan agresi, seperti yang dijelaskan Office of the Historian.

Namun, AS memerintahkan kapal-kapalnya untuk tetap melanjutkan blokade ke Kuba sesuai rencana. Jika kapal-kapal Soviet melanggar karantina, Kennedy terpaksa mendukung rencana invasi, yang kemungkinan besar akan meningkatkan perang nuklir.

Pada hari yang sama, ultimatum Kennedy diuji. Namun meskipun Khrushchev menanggapi pesan Kennedy dengan keras, sebagian besar kapal Soviet ternyata berbalik arah. Pada awalnya, sangat sedikit kapal Soviet yang berusaha menerobos blokade.

Kapal-kapal Soviet yang melaju ke garis karantina dihentikan oleh angkatan laut AS, dan setelah diperiksa, kapal-kapal itu tidak menimbulkan ancaman. Angkatan Laut AS pun mengizinkan mereka melewati blokade.

Baca Juga: 10 Hal Terbesar di Dunia Ditemukan di Indonesia, Bisa Tebak?

9. Kapal selam Soviet yang hampir mencetuskan perang nuklir

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaAngkatan Laut AS dari Skuadron Patroli VP-45 terbang di atas kapal selam Soviet Project 641 B-36 selama Krisis Rudal Kuba, pada bulan Oktober 1962. (commons.wikimedia.org/Official U.S. Navy photograph)

Kapal selam Soviet B-59 dilengkapi torpedo nuklir T-5, tidak menerima pesan dari atas selama beberapa hari, jadi mereka tidak tahu mengenai blokade laut Amerika. Kapal-kapal Amerika mulai menjatuhkan bom di sekitar B-59 yang dimaksudkan sebagai peringatan.

Akan tetapi, tanpa komunikasi dari Moskow, kapten kapal, Valentin Savitsky, menduga bahwa perang antara AS dan Uni Soviet telah dimulai, seperti yang dijelaskan National Geographic. Namun, ketiga perwira senior di kapal selam itu harus menyetujuinya sebelum torpedo dapat diluncurkan.

Kepala Staf kapal selam, Vasili Arkhipov, menahan diri. Dia bersikeras agar mereka menunggu sampai menerima perintah dari Moskow sebelum mengerahkan senjata. Sikapnya yang tenang akhirnya memengaruhi kru lainnya, dan senjata tidak pernah diluncurkan, sehingga menyelamatkan dunia dari bencana nuklir.

10. DEFCON 2

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaPesawat bersenjata Angkatan Laut AS Douglas A-1H Skyraider dari Skuadron Serangan 65 Tigers ditempatkan di dek depan kapal induk USS Enterprise (CVAN-65) selama Krisis Rudal Kuba. VA-65 ditugaskan ke Carrier Air Group 6 di atas kapal Big E. (commons.wikimedia.org/U.S. Navy Naval Aviation News)

Meskipun sebagian besar kapal Soviet tidak melanggar garis karantina, tapi satu kapal tanker Bucharest, menolak untuk mundur pada 24 Oktober. Pada 25 Oktober, dua kapal angkatan laut AS, USS Essex dan USS Gearing, berusaha mencegat Bucharest. Namun, mereka tidak langsung menyita kapal tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB, U Thant, menyarankan agar Kennedy dan Khrushchev untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi dan membawa risiko perang. Kennedy tidak langsung mengambil tindakan, namun ia sangat yakin jalur diplomatik akan gagal. Ia khawatir satu-satunya cara untuk menghilangkan rudal dari Kuba adalah dengan kekuatan militer.

Keesokan harinya, 26 Oktober, pemerintah AS mengetahui pembangunan pangkalan rudal nuklir di Kuba terus berlanjut. Militer AS kemudian meningkatkan tingkat kesiapan mereka ke DEFCON 2, tingkat kesiapan militer tertinggi yang pernah dicapai AS selama Perang Dingin.

Pasukan AS di Florida mulai mempersiapkan invasi langsung ke Kuba. Pesawat pengebom B-52 Amerika terus melakukan kewaspadaan lintas udara, dan pesawat pengebom medium B-47 yang dilengkapi peralatan lengkap ditempatkan secara strategis di berbagai lapangan udara militer dan sipil, siap lepas landas hanya dalam waktu 15 menit.

11. Pilot angkatan udara Amerika diserang Soviet

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaPotret Rudolf Anderson (1927–1962) yang ditembak jatuh dan tewas di Kuba selama Krisis Rudal Kuba pada Oktober 1962. (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force)

Pada 27 Oktober, ketegangan meningkat dan dikenal sebagai Black Saturday. AS telah mengirimkan pesawat mata-mata U-2 untuk melakukan misi pengintaian tingkat rendah di Kuba, sebagai persiapan untuk serangan besar-besaran.

Angkatan udara Mayor Rudolf Anderson, seorang pilot mata-mata U-2, berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara McCoy di Florida tepat jam 9 pagi untuk melakukan penerbangan pengintaian di bagian timur Kuba, sebagaimana yang dicatat History News Network.

Namun, wakil komandan Soviet, Jenderal Stepan Grechko, melacak pergerakannya saat pesawatnya memasuki wilayah udara Kuba. Pesawat Anderson diberi label sebagai "Target 33". Setelah pesawat terbang di atas kota Banes, Grechko memberi perintah, "Target 33 harus dihancurkan."

Pada pukul 11:19, sebuah rudal menghantam pesawat tersebut, dan pesawat tersebut jatuh. Mayor Rudolf Anderson terbunuh. Ia adalah satu-satunya korban dalam Krisis Rudal Kuba. Meskipun ada tekanan dari penasihat militer AS untuk membalas, Kennedy memutuskan untuk menahan diri dari aksi militer.

12. Negosiasi dengan kepala dingin mengakhiri krisis rudal ini

Apa Sebenarnya Pencetus Krisis Rudal Kuba? Begini PenjelasannyaPertemuan dengan Menteri Luar Negeri Soviet, Wakil Menteri Soviet Vladimir S. Seyemenov, Duta Besar Uni Soviet Anatoly F. Dobrynin, Menteri Luar Negeri Soviet Andrel Gromyko, dan Presiden Kennedy di Gedung Putih, Ruang Oval (commons.wikimedia.org/Robert Knudsen)

Pada 26 Oktober, Kennedy menerima surat dari Khrushchev, ia berjanji untuk menghapus pangkalan rudal jika pemerintah AS berjanji untuk tidak menyerang Kuba. Namun, sementara Kennedy bersiap untuk menerima tuntutan ini, Khrushchev membuat pengumuman publik di Radio Moskow.

Ia mengklaim bahwa Uni Soviet akan membongkar pangkalan mereka jika Amerika setuju untuk menarik situs rudal nuklirnya keluar dari Turki. Namun, Kennedy menolak ketentuan deklarasi kedua Khrushchev.

Akan tetapi, Kennedy menjembatani pertemuan rahasia antara Robert Kennedy dan Duta Besar Soviet, Anatoly Dobrynin. Jaksa Agung Robert Kennedy setuju untuk menghapus rudal dari Turki dalam waktu lima bulan, namun hanya dengan syarat perjanjian tersebut harus tetap dirahasiakan.

Di bawah NATO, AS tidak ingin terlihat merusak aliansi mereka. Khrushchev menyetujui persyaratan tersebut keesokan harinya. Sehari setelah perjanjian tersebut dibuat, Uni Soviet mulai menarik rudal mereka keluar dari Kuba.

Dalam sebuah pernyataan publik, Kennedy menyatakan, "Harapannya yang sungguh-sungguh bahwa pemerintah-pemerintah di dunia dapat menyelesaikan krisis Kuba, mengalihkan perhatian mendesak mereka kepada negara-negara di dunia, kebutuhan mendesak untuk mengakhiri perlombaan senjata dan mengurangi ketegangan dunia,” tulis laporan American Presidency Project.

Bencana nuklir dapat dicegah, namun perlombaan senjata nuklir masih jauh dari selesai. Perang Dingin masih berlangsung selama hampir 30 tahun berikutnya. Namun, dunia tidak pernah lagi mendekati perang nuklir skala penuh seperti yang terjadi pada peristiwa mengerikan Krisis Rudal Kuba.

Baca Juga: 10 Fakta Ngengat Luna, Ngengat Terindah Gak Perlu Makan  

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya