Ragam Fakta Kinerja XL Axiata 2024, Pendapatan Naik?

- Pendapatan XL Axiata tahun 2024 mencapai Rp34,40 triliun, naik 6% dari tahun sebelumnya. Laba bersih juga meningkat 45% YOY.
- ARPU naik menjadi Rp43 ribu dengan trafik data meningkat 9%. 92% pendapatan berasal dari layanan Data dan Digital.
- XL Axiata memperkuat bisnis FMC dengan akuisisi Link Net, menambah pelanggan FBB dan ekspansi jaringan FMC di 127 kota/kabupaten.
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 2024 Rp34,40 triliun. Pendapatan itu meningkat sebesar 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY).
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, peningkatan pendapatan tersebut mendorong pertumbuhan EBITDA mencapai Rp17,88 triliun, tumbuh 13 persen (YoY), dengan EBITDA margin yang meningkat menjadi 52 persen. Laba bersih XL Axiata pun ikut terdorong mencapai Rp 1,85 triliun, naik 45 persen YoY.
XL Axiata juga berhasil meningkatan Average Revenue Per User (ARPU) naik menjadi Rp43 ribu hingga periode akhir 2024 ini. Kenaikan ARPU ini seiring pertumbuhan trafik data meningkat 9 persen YoY, mencapai 10.547 Petabytes.
"Itu juga ikut mendorong kenaikan kontribusi pendapatan layanan Data dan Digital hingga mencapai sebesar 92 persen dari total pendapatan. Sementara itu, peningkatan trafik tidak terlepas dari kuatnya basis pelanggan yang berkualitas sebanyak 58,8 juta," kata Dian dalam keterangan resmi, Rabu (5/2/2025).
1. Segini utang perusahaan

Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Desember 2024. Tercatat, utang kotor perusahaan tercatat sebesar Rp12,5 triliun, sementara utang bersih mencapai Rp11,1 triliun.
Rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) berada pada angka 2,5x, mencerminkan manajemen utang yang prudent. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi valuta asing, yang memberikan stabilitas lebih dalam pengelolaan keuangan.
Dari total pinjaman yang ada, 53 persen memiliki suku bunga tetap (fixed), sementara 47 persen lainnya menggunakan suku bunga mengambang (floating), menunjukkan diversifikasi yang bijaksana dalam struktur pembiayaan. Kemudian, free cash flow (FCF) perusahaan berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 20 persen, mencapai Rp10,5 triliun.
2. Efisiensi di setiap lini bisnis

Menurut Dian, keberhasilan kinerja sepanjang 2024 tidak terlepas dari upaya perusahaan meningkatkan efisiensi di setiap lini bisnis dengan cermat. Salah satu langkah yang diambil adalah mengoptimalkan pengeluaran untuk keperluan penjualan dan pemasaran, yang berhasil ditekan hingga 15 persen.
Selain itu, biaya infrastruktur bisa diturunkan hingga 2 persen, dengan perusahaan lebih berfokus untuk meningkatkan site profitability serta menerapkan strategi jaringan yang lebih efisien dan efektif. Dengan demikian, perusahaan mampu mengendalikan kenaikan OPEX, sehingga tetap lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Ini adalah langkah positif untuk melanjutkan inovasi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan.
Terkait keberhasilan penurunan beban dalam penjualan dan pemasaran, Dian mengatakan, XL Axiata mendorong peningkatan penggunaan aplikasi digital, khususnya aplikasi MyXL dan AxisNet. Hingga akhir 2024, kedua aplikasi ini mencapai total pengguna aktif bulanan hingga sebanyak 33,1 juta atau meningkat lebih dari 100 persen dalam tiga tahun terakhir.
Peningkatan jumlah pengguna aktif per bulan MyXL dan AxisNet merupakan hasil positif dari upaya XL Axiata untuk tak henti berinovasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menerapkan strategi yang fokus pada pengalaman pelanggan (CX) berbasis digital melalui data analytics.
3. Percepatan layanan FMC

XL Axiata memperkuat bisnis layanan Fixed Mobile Convergence (FMC). Itu ,ditandai masih tumbuhnya pelanggan layanan XL Satu dan juga masuknya pelanggan layanan fixed broadband (FBB) First Media sebagai salah satu layanan XL Axiata, pasca akuisisi Link Net pada 2022 silam.
Proses pembentukan XL Axiata sebagai ServeCo dan Link Net sebagai FiberCo telah berjalan baik. Dalam langkah strategis ini, XL Axiata telah mengakuisisi sekitar 750 ribu pelanggan residensial Link Net.
Pengambilalihan ini meningkatkan basis jumlah pelanggan FBB Axiata, sehingga saat ini mencapai lebih dari satu juta pelanggan, dan menempatkan XL Axiata sebagai pemain FBB terbesar kedua di Indonesia.
Kolaborasi XL Axiata - Link Net juga menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya mendorong dan memperkuat bisnis layanan FMC ini. Termasuk komitmen untuk memperluas cakupan layanan. Saat ini, XL Axiata telah memperluas cakupan jaringan layanan FMC di 127 kota/kabupaten, dengan total homes passed mencapai lebih dari 6 juta.
XL Axiata kini juga masih mengembangkan produk ke segmen korporasi dan usaha kecil menengah (UKM). Pengembangan layanan ke kedua segmen tersebut juga diselaraskan dengan semakin meningkatnya kebutuhan atas layanan Information and Communication Technology (ICT), Internet of Things (IoT), dan Big Data.
4. Operasikan 165.864 unit BTS

XL Axiata memperluas infrastruktur jaringan hingga akhir 2024. Perusahaan ini telah menambah jumlah base transceiver station (BTS) sebanyak 5.740 unit. Dengan demikian total BTS saat ini mencapai 165.864 unit, meningkat sebesar 4 persen YoY. Dari total tersebut, hampir 111 ribu di antaranya merupakan BTS 4G.
Sementara itu, proses fiberisasi jaringan telah mencapai 63 persen dari total site BTS yang tersebar di berbagai penjuru tanah air. Fiberisasi adalah langkah modernisasi yang dilakukan dengan menghubungkan BTS melalui jalur fiber, serta melakukan pembaruan perangkat-perangkat BTS.
Ini termasuk penggantian perangkat yang sebelumnya menggunakan microwave menjadi perangkat berbasis fiber. Inisiatif fiberisasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan data 4G, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan jaringan 5G di masa depan untuk memberikan pengalaman digital yang lebih baik dan lebih cepat. Langkah XL Axiata untuk memperkuat jaringan tercermin dari pengeluaran belanja modal (Capex) sebesar Rp7,4 triliun.
5. XL Axiata dan Smartfren merger strategis

Perusahaan juga melakukan aksi korporasi merger. XL Axiata dan Smartfren telah mencapai kesepakatan definitif untuk melakukan merger, dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari Rp104 triliun. Penggabungan ini akan melahirkan entitas telekomunikasi baru yang disebut XLSmart, yang akan menjadi kekuatan baru di sektor telekomunikasi Indonesia.
Kolaborasi ini akan mendorong inovasi, meningkatkan kualitas layanan, dan memperluas konektivitas digital di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, merger ini diharapkan menghasilkan sinergi biaya yang signifikan, dengan estimasi sinergi sebelum pajak sebesar USD 300-400 juta setelah selesainya proses integrasi jaringan strategis serta optimalisasi sumber daya.
Kolaborasi ini akan menempatkan XLSmart sebagai kekuatan transformatif di industri telekomunikasi, yang membuka jalan bagi pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan di sektor ini. Merger ini merupakan langkah strategis yang menggabungkan dua entitas yang saling melengkapi, dengan tujuan untuk memberikan layanan terbaik di pasar telekomunikasi Indonesia.