Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kecerdasan buatan (freepik.com/DC Studio)
ilustrasi kecerdasan buatan (freepik.com/DC Studio)

Intinya sih...

  • Peneliti dari IIB Darmajaya menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi diabetes sejak dini dengan algoritma Random Forest yang unggul.

  • Di sisi lain, UMKM kopi di Bandar Lampung memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas produksi dan efisiensi proses sangrai kopi.

  • Telkomsel menghadirkan Hyper AI untuk otomatisasi operasional jaringan dan layanan pelanggan, serta meluncurkan solusi digital terbaru pada Telkomsel Solution Day 2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Di satu ruang laboratorium yang tak pernah benar-benar tidur, lampu putih menyinari layar-layar komputer yang masih menyala meski hari telah larut. Di sana, angka-angka berloncatan seperti semut yang tengah sibuk membangun koloni. Data mengalir, grafik bergerak, dan baris kode bertemu harapan.

Di ruangan itu, sekelompok anak muda dari Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya tengah menantang penyakit yang selama ini bergerak senyap: diabetes. Diabetes melitus dikenal sebagai penyakit kronis yang kerap dijuluki silent killer. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia karena sering kali tidak menimbulkan gejala di awal dan baru terdeteksi setelah memunculkan komplikasi serius.

Para peneliti kampus Darmajaya percaya, masa depan diagnosis bukan lagi sekadar menunggu gejala muncul, melainkan membaca tanda-tanda halus jauh sebelum tubuh memberi alarm. Dan untuk itu, mereka memilih senjata paling mutakhir, kecerdasan buatan (AI).

Ruang laboratorium bekerja seperti dapur data

Ilustrasi laboratorium (pexels.com/ ThisisEngineering)

Di ruang laboratorium itu, Hendra Kurniawan, dosen Sains Data IIB Darmajaya berdiri di depan layar penuh bilangan. “Kami ingin machine learning membantu tenaga medis mengambil keputusan lebih cepat dan akurat,” katanya, Selasa (25/11/2025).

Ucapannya sederhana, tapi ambisinya tidak. Ia bersama timnya Asmaul Dwi Akbar, Nicholas Svensons, Yandi Jaya Antonio, Sri Karnila, Egi Safitri, dan Nurjoko mengolah data seperti koki meracik bumbu, cermat, pelan, presisi. Mereka mengambil dataset dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK): 768 sampel, sembilan fitur penting dari kadar glukosa hingga indeks massa tubuh.

Data itu dicuci (preprocessing), ditata ulang dengan teknik SMOTE, lalu diuji berulang-ulang menggunakan metrik akurasi, presisi, recall, F1-score, dan AUC. Di balik itu semua, ada ritme yang tak kasatmata, ritme malam yang diisi klik tetikus, ritme mesin yang terus belajar, ritme tekad yang tak mau menyerah.

Setelah berbulan-bulan menguji, memperbaiki, dan mengulang, hasilnya terbaca jelas, Random Forest menjadi algoritma paling unggul dengan AUC 86 persen, melebihi XGBoost (83 persen) dan LightGBM (82 persen). “Random Forest memberi performa terbaik dalam mendeteksi potensi diabetes sejak dini,” jelas Hendra.

Algoritma itu ibarat kompas digital, membaca pola-pola kecil yang sering luput dari mata manusia. Menghubungkan titik-titik samar yang bisa berubah menjadi ancaman besar jika terlambat disadari. Namun Hendra menegaskan satu hal penting. “AI bukan untuk menggantikan dokter. Kami merancangnya sebagai pendukung keputusan medis,” jelas dia.

Di sinilah letak keunikan riset ini mereka tidak menggantungkan segala pada mesin. Mereka justru menjadikannya alat bantu, bukan pengganti intuisi manusia.

Ketika mahasiswa menemukan arah baru

ilustrasi laboratorium (pexels.com/Chokniti Khongchum)

Di sisi lain laboratorium, Asmaul Dwi Akbar selaku anggota tim termuda mengenang perjalanannya sambil tersenyum kecil. “Bisa terbit di jurnal terakreditasi Sinta itu kebanggaan besar,” katanya.

Bagi Asmaul, publikasi ini bukan sekadar pencapaian akademik. Ini adalah pembuktian mahasiswa bukan hanya duduk di ruang kuliah, mencatat teori, lalu melupakannya.

Mereka bisa berdiri sejajar dengan peneliti nasional menghasilkan karya yang punya dampak nyata bagi dunia medis. Asmaul berharap, penelitian semacam ini terus dikembangkan, terutama untuk memerangi diabetes yang kini menjadi ancaman global.

Sebab data WHO menunjukkan peningkatannya tak lagi bisa dianggap biasa. “Teknologi harus jadi jembatan, bukan sekadar wacana,” katanya.

Riset ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Komputer (JUPITER) Vol. 17 Nomor 2 Tahun 2025, jurnal terakreditasi Sinta 5. Namun maknanya jauh melampaui gelar dan indeks. Peneliti IIB Darmajaya menyatakan, terpenting adalah adalah pesan yang dibawa

"Inovasi bisa lahir dari kampus mana saja. Peneliti muda dari Lampung pun bisa menantang masalah global. Bahwa teknologi bisa menjadi cahaya bagi diagnosis di pedalaman, puskesmas kecil, atau ruang praktik yang fasilitasnya terbatas," ujar Hendra.

Sebab bagi tim peneliti Darmajaya, setiap angka akurasi yang naik sedikit saja, berarti ada satu kesempatan baru untuk menyelamatkan nyawa seseorang, entah itu hari ini, besok, atau bertahun-tahun dari sekarang.

Manfaatkan IoT untuk UMKM kopi Lampung

Program Kemitraan Masyarakat DRTPM Mengusung Inovasi Teknologi Melalui Penerapan Internet of Things (IoT) dalam Sektor UMKM, Khususnya Pada Industri Kopi (Dok/Humas Teknokrat)

Cerita inspiratif lainnya memanfaatkan Internet of Things (IoT) menyasar UMKM kopi Lampung. Itu karena, inovasi kekinian dibutuhkan dalam bisnis kopi, notabene saat ini tidak hanya menuntut kualitas rasa yang konsisten, tetapi juga teknologi mampu menghubungkan mesin, sensor, dan data secara real-time sehingga proses produksi berjalan lebih efisien.

Melalui penerapan IoT, sektor UMKM, khususnya industri kopi, kini mendapat sentuhan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus menekan risiko kerugian. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) bersama Universitas Teknokrat Indonesia serta Institut Teknologi Sumatera membawa kabar gembira bagi UMKM kopi.

Teknologi Smart Roaster berbasis IoT resmi diserahkan kepada salah satu pelaku usaha kopi di Bandar Lampung untuk membantu mengatasi kendala proses sangrai selama ini masih dilakukan secara manual.

Styawati, sebagai ketua tim pelaksana kegiatan PKM menjelaskan, konsep IoT adalah menghubungkan objek fisik dengan jaringan internet dan sistem komunikasi lain, sehingga data bisa dikumpulkan, diproses, serta direspons secara otomatis.

"Teknologi ini banyak dimanfaatkan di sektor industri, termasuk kopi, untuk memantau kondisi produksi. Salah satu penerapannya ada pada mesin roaster biji kopi yang dapat mengatur suhu serta ketebalan asap demi menjaga kualitas kematangan biji," jelas dia.

Kehadiran teknologi bukan sekadar perbaiki kualitas produksi kopi

ilustrasi biji kopi (pexels.com/Enes Coşkun)

Menurut Styawati, UMKM Kopi Supri, yang berlokasi di Jalan Mata Air Nomor 18, Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, menjadi mitra dalam penerapan teknologi ini. UMKM tersebut memiliki kapasitas roaster hingga 90 kilogram dalam sekali proses sangrai.

Namun sebelumnya, mereka masih menggunakan metode manual sehingga kerap menghadapi masalah biji kopi gosong. "Dengan adanya inovasi IoT, kini proses pengaturan suhu hingga deteksi asap bisa dilakukan otomatis, sehingga lebih konsisten dan minim resiko kegagalan," jelasnya.

Styawati menjelaskan, pada kegiatan serah terima teknologi pemilik UMKM dan para karyawannya diberikan edukasi mengenai cara menggunakan sistem IoT agar lebih mudah mengoperasikan mesin roaster sekaligus menurunkan risiko kegosongan biji kopi.

"Smart Roaster yang diberikan sudah dilengkapi dengan Sensor Termocopel untuk mengukur suhu roaster secara akurat, sehingga tetap berada pada standar yang ditentukan. Selain itu, ada pula Sensor Asap MQ135 berfungsi mendeteksi ketebalan asap, memastikan proses sangrai berjalan dengan baik," terang dia.

Tidak hanya teknologi roasting, lanjut Styawati, tim juga menyerahkan aplikasi manajemen penjualan khusus untuk membantu UMKM dalam mengelola stok, transaksi, hingga laporan secara efisien.

Supri sebagai pelaku UMKM kopi merasa kehadiran teknologi ini bukan hanya memperbaiki kualitas produksi, tetapi juga menjadi langkah besar untuk memperkuat daya saing. "Harapanya, program ini dapat berlanjut dan semakin dikembangkan di masa depan," jelasnya.

Mengenal teknologi kecerdasan Hyper AI Telkomsel

Telkomsel Hyper AI terapkan teknologi self-adaptive feedback terbaru. (Dok. Telkomsel).

Dukungan pemanfaatan AI di Indonesia juga menjadi komitmen Telkomsel. Rekam jejak perusahaan ini berkontribusi terhadap perkembangan AI di Tanah Air cukup mentereng. Contohnya memperkenalkan inovasi teknologi kecerdasan buatan bernama Hyper AI.

Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna mengatakan, ada dua kategori besar menjadi implementasi utama Hyper AI, yaitu Autonomous Network untuk otomatisasi operasional jaringan dan Customer Interaction untuk otomatisasi di layanan yang berkaitan dengan pelanggan.

Autonomous Network, Telkomsel mengimplementasikan AI dalam tiga bidang, yaitu AI-Based Network Planning (AI Network Planning/AINEP), AI-Based Network Operation (AI Network Assurance Platform/AINAP), dan AI-Based Customer Experience (AI Service Operation Centre/AISOC). AINEP memungkinkan AI membuat perencanaan terhadap kapasitas dan lokasi jaringan yang lebih akurat tanpa harus melakukan kunjungan lapangan.

Hal ini berguna untuk perencanaan pembangunan base transceiver station (BTS) yang lebih efisien. Lalu untuk AINAP, Hyper AI akan dapat mengelola operasional jaringan Telkomsel selama 24 jam dalam 7 hari tanpa henti.

Teknologi ini juga dapat menganalisis gangguan dan masalah jaringan yang terjadi, sekaligus melakukan penanganan dan proses normalisasi jaringan dengan cepat. Sementara untuk AISOC memungkinkan AI dapat memantau, mendeteksi gangguan, sekaligus mengoptimalkan jaringan secara berkala dan real-time.

Hyper AI di AISOC juga dapat meningkatkan kecepatan respons sekaligus perbaikan terhadap gangguan-gangguan yang dirasakan pelanggan. "Dengan AISOC, Hyper AI dapat meningkatkan respons terhadap insiden jaringan masif hingga 53 persen lebih cepat, yang berujung pada pengurangan keluhan pelanggan terkait jaringan hingga 32 persen," imbuh VP Global Network Operations Telkomsel, Galumbang Pasaribu.

"Ketiga implementasi Hyper AI di operasional jaringan ini memungkinkan perencanaan akurat, otomatisasi operasional efisien, serta pemantauan pengalaman pelanggan secara real-time demi meningkatkan kinerja jaringan dan kepuasan pelanggan," timpal VP Network and Service Quality Management Telkomsel, Wahyudi Purnama.

Selain Autonomous Network, Hyper AI juga disematkan Telkomsel di tiga aspek Customer Interaction, meliputi AI-Based Hyper Personalized Engine (MyTelkomsel), AI-Based Customer Care Virtual Assistance (chatbot Veronika untuk pelanggan consumer (B2C) dan TED untuk pelanggan enterprise (B2B)), serta AI-Based Customer Complaint Handling (AISOC x Veronika).

AI-Based Hyper Personalized Engine diimplementasikan melalui aplikasi MyTelkomsel. Dalam aplikasi ini, AI akan menentukan secara akurat konten atau layanan apa yang sesuai dengan kegiatan dan kebutuhan pelanggan. Kemudian untuk AI-Based Customer Care Virtual Assistance diwakili oleh chatbot bernama Veronika yang bisa menjawab segala kebutuhan dan keluhan pelanggan B2C dengan cepat dan akurat.

Untuk pelanggan B2B, ada chatbot lainnya yang bernama TED. Selanjutnya pada AI-Based Customer Complaint Handling, Hyper AI akan menggabungkan implementasi AISOC tadi dengan chatbot Veronika. Dengan begitu, AI Telkomsel dapat mendeteksi, merespons, sekaligus mengatasi keluhan jaringan yang dirasakan pelanggan.

Hyper AI akan terus dikembangkan Telkomsel supaya teknologi ini makin pintar dan dapat memberikan pelayanan kepada para pelanggan dengan lebih baik lagi dari sebelumnya. "Hyper AI akan terus kami tingkatkan secara berkala, setelah kami rancang sedemikian rupa pada 2023 lalu. Teknologi ini akan terus kami dikembangkan di tahun ini, dan akan di kembangkan lebih jauh lagi di tahun 2025 dan seterusnya," ujar Indra.

"Dengan begitu, Hyper AI dapat menghadirkan layanan yang lebih efisien, jaringan yang lebih andal, dan kenyamanan pelanggan yang lebih baik, baik dari sisi operasional jaringan maupun dari sisi interaksi dengan pelanggan," jelas dia.

Gelar Telkomsel Solution Day 2025

Telkomsel Solution Day 2025. (Dok. Telkomsel).

Ada juga even besar digelar yakni Telkomsel Solution Day 2025. Itu adalah sebuah platform kolaboratif tahunan yang mempertemukan lebih dari 800 pemimpin negeri, pengambil keputusan bisnis, dan inovator teknologi dari lebih dari 200 perusahaan terkemuka. Acara ini juga menghadirkan beragam agenda, mulai dari sesi diskusi strategis, showcase teknologi dengan lebih dari 30 solusi digital berbasis AI, 5G, dan data intelligence, hingga peluncuran solusi terbaru serta penandatanganan kerja sama strategis dengan berbagai mitra industri.

Direktur Planning & Transformation Telkomsel, Wong Soon Nam, menyatakan, melalui Solution Day 2025, pihaknya menunjukkan bagaimana inovasi digital dapat menghadirkan nilai tambah signifikan bagi berbagai sektor industri. "Sebagai mitra terpercaya transformasi digital Indonesia, kami percaya pertumbuhan berkelanjutan dapat tercapai melalui kolaborasi terbuka, inovasi relevan, dan pemanfaatan teknologi secara tepat. Bersama para mitra strategis, kami berkomitmen terus menghadirkan solusi yang membantu pelanggan bisnis menjadi lebih tangguh, berdaya, dan berdampak,” papar dia.

Pada acara ini, Telkomsel menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan OpenAI, mengumumkan kolaborasi strategis untuk memperkuat kapabilitas AI lanjutannya. Sebagai bagian dari MoU, Telkomsel akan mengeksplorasi penerapan solusi lintas industri yang berdampak nyata, mulai dari optimalisasi layanan pelanggan hingga inovasi berbasis data, dengan dukungan teknologi OpenAI.

Selain itu, Telkomsel berencana menghadirkan ChatGPT Enterprise bagi karyawan untuk meningkatkan literasi dan produktivitas AI. Kolaborasi ini juga bertujuan memperluas akses teknologi AI bagi jutaan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Telkomsel yang menjangkau hingga ke pelosok.

Selain kemitraan dengan OpenAI, Telkomsel Enterprise juga memperkuat kolaborasi lintas sektor melalui penandatanganan kerja sama dengan:

  • SCSK – Menghadirkan solusi jaringan yang memadukan perangkat andal dengan layanan konektivitas dan managed services, guna menyediakan infrastruktur yang efisien, andal, dan scalable bagi berbagai sektor di Indonesia.

  • PERTAABI – Memberdayakan asosiasi PERTAABI dalam mendorong transformasi digital ekosistem melalui solusi konektivitas dan layanan Telkomsel, guna meningkatkan efisiensi operasional bagi seluruh anggotanya di Indonesia.

Peluncuran solusi digital unggulan baru

Telkomsel Enterprise melalui solusi tSurvey.id merilis hasil riset dan survei terbarunya terkait Ramadan Consumer Behavior Insight 2023. (Dok. Telkomsel).

Sebagai bagian dari komitmen Telkomsel Enterprise untuk terus memperkuat portofolio solusi B2B, Solution Day 2025 meluncurkan empat solusi digital terbaru:

  • Telkomsel QRIS Soundbox – Solusi pembayaran aman dengan konfirmasi suara real-time, konektivitas stabil Telkomsel, dan QR dinamis yang mendukung adopsi luas serta masa depan pembayaran digital Indonesia.

  • SiteSense – Platform location intelligence berbasis data besar mobilitas dan demografi Telkomsel yang didukung analitik spasial terdepan, memungkinkan evaluasi lokasi bisnis secara real-time untuk mendukung studi kelayakan, ekspansi distribusi, hingga pengembangan properti.

  • Telkomsel LinkCar – Platform real-time untuk kendaraan berbasis jaringan Telkomsel, memungkinkan pemantauan, pelacakan, efisiensi operasional, hingga akses hiburan demi mendukung ekosistem kendaraan yang lebih terintegrasi dan cerdas.

  • Savia – Solusi percakapan cerdas dari Telkomsel yang membantu bisnis menjangkau pelanggan secara aman dan efisien, dengan kemampuan skalabilitas tinggi untuk menangani interaksi pelanggan dalam volume besar, sekaligus mendorong produktivitas dan hasil yang terukur di berbagai industri.

Editorial Team