Bandar Lampung, IDN Times - Di zaman serba digital seperti sekarang, menjadi seorang content creator merupakan pekerjaan umum, khususnya bagi generasi z.
Namun ternyata tidak mudah untuk bisa berkembang atau survive di industri ini. Kira-kira bagaimana sih tips untuk memulai konten yang menarik? Hingga bagaimana kita mencari tim yang tangguh agar konten kita tidak surut?
Berikut beberapa tips menarik dari Content Creator Nessie Judge untuk kaula muda mau merintis karir di platform digital!
Nasreen Anisputri Judge atau yang lebih kita kenal sebagai Nessie Judge adalah seorang content creator yang kini sudah memiliki lebih dari 8 Juta subscriber di Youtube.
Menurut Nessie dalam Webinar berjudul Keterampilan Digital: Kemampuan yang Di Cari Di Masa Depan oleh Indonesia Digital Tribe, Jumat (11/2/2022), hal yang harus dimiliki pertama kali oleh content creator adalah kemauan.
“Aku lihat sebenarnya banyak sekali orang yang punya skill dan mereka ingin sekali membagikan itu ke platform digital. Tapi dia bingung harus mulai dari mana atau malu untuk memulai,” katanya.
Ketika mau memulai, Nessie melanjutkan, skill berkonten dapat dimaksimalkan dengan mencari kesempatan yang ada.
“Kita harus punya mindset untuk terus tumbuh, jangan pernah puas dengan diri sendiri. Cara meningkatkan skill itu misalnya dengan bergaul dengan orang yang haus akan pengembangan diri, membaca, dan sharing,” jelasnya.
Nessie tidak merekomendasikan orang ingin terjun ke dunia content creator hanya bermodalkan ingin terkenal atau kaya saja.
“Aku pernah juga ketemu orang yang ingin jadi content creator, tapi dia belum tahu mau buat apa. Kita sebaiknya menghindari memulai dengan hanya ingin tujuannya saja, misalnya ingin kaya atau terkenal saja, kalau seperti itu mending tidak usah,” paparnya.
Menurutnya, content creator adalah entertainer sehingga harus dapat membuat konten yang membuat orang terhibur. “Kita harus suka dulu dengan konten yang kita buat, walau nantinya akan melewatkan proses mencoba ini itu, kalau kita tidak suka akan sulit,” ujarnya.
Untuk mencari orisinalitas, content creator harus punya cross mindset atau harus terus melakukan riset dengan membaca atau berbagi ide dengan orang lain.
“Apalagi sebenarnya kita di zaman yang sudah serba mudah dan gratis. Bisa cari ide lewat internet juga atau kita bisa dengan melihat audiens kita. Apa yang audiens kita mau,” imbuhnya.
“Kalau sudah ketemu strong point dari channel kita maka kita harus utamakan atau tonjolkan poin itu dan menurut aku itu bisa jadi orisinalitas chanel kita,” tambahnya.
Proses rekrutmen ternyata menjadi hal sangat penting bagi Nessie. Oleh karenanya, Ia akan terjun langsung dalam proses skrining calon timnya.
“Di bagian itu, aku harus bisa pastikan orang yang akan masuk ke tim aku itu bisa berbaur dan sejalan degan tujuan dan nilai yang kita punya,” katanya.
Kemudian Ia akan memberikan respect dan kepercayaan yang tinggi kepada orang yang akan Ia pilih nanti.
“Ketika aku kasih respect, aku berharap mereka pun akan punya respect yang sama dengan cara bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Maka komunikasi akan lancar,” lanjutnya.
Ia juga sangat mementingkan tenggat waktu dalam setiap pekerjaan termasuk pekerjaan yang harus dilakukan anggota timnya. “Karena kalau tidak selesai, akan berpengaruh ke semua orang. Pemikiran itu yang aku berikan ke tim aku,” imbuh Nessie.
Nessi juga berharap, anak muda ingin terjun ke dunia digital khususnya sebagai content creator dapat menjunjung etika dalam bersosial media.
“Aku berharap mereka bisa memiliki tanggung jawab sebagai orang yang punya following atau audiens. Begitupun dengan konten yang Ia buat,”katanya.
Ia juga berharap dukungan pemerintah dalam dunia digital juga sangat perlu untuk kreator muda. “Aku pernah dengar Pak Sandiaga Uno (Menteri Parekraf) mengatakan Indonesia adalah negara terbesar ketiga penghasil creator di digital industri dan itu sangat berdampak ke GDP negara,” ungkapnya.
“Aku berharap pemerintah dapat lebih mendukung atau memeluk kreator Indonesia misalnya dengan bekerja sama untuk menjalankan program bagus seperti di bidang pendidikan atau pariwisata,” tutupnya.