Ilustrasi petugas uji swab. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Kendala lain saat melakukan pengecekan hasil swab PCR terkadang hasilnya tidak terbaca sehingga para tenaga medis harus membuat keputusan untuk mengecek dari awal atau melakukan tes swab ulang. Menurut dr Aditya alat tes PCR merupakan mesin yang paling rumit di antara banyaknya alat yang ada di lab.
“Jadi misalnya periksa gula darah, kolesterol sih gampang tapi kalo PCR misal kita ngambil sampel swab itu harus diekstrasi, kita keluarkan gennya kemudian kita. Jadi tahapannya itu melelahkan . Kemudian tahap terakhir baru kaya yang lain-lain, baca di mesin,”ungkapnya.
dr Aditnya menambahkan, masalah transportasi dari daerah yang jauh juga bisa menentukan kualitas hasil swab sehingga terkadang harus di tes ulang agar hasilnya terbaca di mesin PCR.
“Cuma kan kadang kendalanya PCR itu begitu kita periksa gak keluar nilainya gak kebaca. Jadi kita ulang periksa besoknya dengan sampel yang sama. Kadang-kadang juga tetap gak keluar makannya ini kok aneh ya jadi swab ulang. Makan kalau masyarakat mikirnya kok sampe 2 3 hari ya itu masalahnya,” jelasnya.