Ilustrasi bendera partai politik (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Dari 8 kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada di Lampung. Pemilihan wali kota (Pilwali) Metro menjadi kota yang cukup unik dan menjadi sorotan publik. Sebab dari 4 calon yang maju, tiga paslon dari partai politik dan satu paslon jalur independen. Hasil perolehan suara sementara menyatakan paslon nomor urut 01 Wahdi dan Qomaru Zaman dari independen tersebut meraih suara tertinggi.
Menurut Robi, fakta itu menjadi tamparan bagi partai politik jika calon perseorangan pada akhirnya menang. Artinya, masyarakat pemilih tidak percaya dengan calon yang diusung partai politik. Kemudian bisa jadi program atau visi misi yang ditawarkan lebih nyata dibanding kandidat partai politik.
“Kampanye yang dia lakukan itu memberikan konsultasi dan pengecekan gratis untuk ibu hamil. Artinya program yang dilakukan lebih kena di masyarakat. jadi pemilih di Kota Metro itu lebih merespons modal kampanye yang dilakukan oleh paslon independen ini. Tapi ini dengan catatan kalau hitangannya selesai sampai dengan rekap akhir,” paparnya.
Menurut Robi, jika sampai hasil akhir tetap menang, ini akan menjadi sejarah tersendiri bagi Lampung bahwa ada calon independen yang berhasil menang. Selain itu dari hasil penelitian Robi yang sudah dilakukan selama 15 tahun, hanya segelintir kecil partai politik yang menjadi penyokong suara.
“Sebagian besar partai politik untuk Pilkada itu hanya sebagai kendaraan politik yang mengantarkan kandidat untuk mendaftar ke KPU. Selebihnya kemenangan calon itu lebih ditentukan oleh tim sukses yang dibentuk oleh calon. Partai politik itu tidak berpengruh apa-apa,” jelasnya.