Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250827-WA0013.jpg
Sosialisasi MBG di Bandar Lampung. (IDN Times/istimewa)

Intinya sih...

  • Makanan sehat investasi masa depan

  • Kontribusi UMKM cegah stunting dan masalah gizi

  • Tantangan UMKM: kurangnya fondasi manajerial dan strategis

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang pangan disebut punya peran penting dalam mendukung lahirnya generasi emas Indonesia.

"Lewat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terus digencarkan pemerintah, UMKM bisa menjadi motor penggerak untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi masyarakat," kata Guru & Health Enthusiast M Haidar Bagir, Rabu (27/8/2025).

1. Makanan sehat jadi investasi masa depan

Makan sehat (freepik.com/pvproductions)

Haidar menegaskan, pentingnya pemilihan makanan bergizi sehari-hari demi kesehatan tubuh dan perkembangan generasi mendatang.

“Di era sekarang yang banyak makanan siap saji atau frozen food, memilih makanan sehat untuk diri sendiri dan keluarga itu sangat penting untuk kesehatan di masa depan,” jelasnya.

Menurut Haidar, konsumsi makanan sehat bisa meningkatkan metabolisme, energi, kekebalan tubuh, hingga kesehatan mental. "Pola makan yang tepat juga bisa menurunkan risiko depresi dan kecemasan," tambahnya.

2. Kontribusi cegah stunting dan masalah gizi

Stunting ilustrasi

Senada dengan itu, Wakil Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) DPD Lampung, Henny Esmiati menekankan gizi yang baik adalah fondasi utama kesehatan, pertumbuhan, dan produktivitas masyarakat.

“UMKM pangan berperan penting sebagai penyedia makanan harian masyarakat. Menu yang disajikan UMKM berkontribusi besar terhadap pola konsumsi dan status gizi masyarakat,” tegasnya.

Menurut Henny, kekurangan gizi bisa berdampak pada penurunan fungsi kognitif, daya tahan tubuh, serta memicu masalah kesehatan serius seperti stunting, wasting, dan kekurangan mikronutrien.

3. Tantangan UMKM

ilustrasi UMKM lokal unsplash.com/@deviyahya)

Praktisi UMKM muda Gunawan Widarto menyatakan, mayoritas UMKM di Indonesia tidak mampu bertahan dalam jangka panjang. Banyak yang harus tutup dalam waktu 1–3 tahun pertama.

“Kegagalan UMKM lebih sering disebabkan oleh kurangnya fondasi manajerial dan strategis, bukan sekadar kekurangan modal,” kata Gunawan.

Karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi, mentoring, serta dukungan sistem yang berkelanjutan untuk memperkuat kapasitas bisnis UMKM di Indonesia.

Editorial Team