Triwulan II 2025 Ekonomi Lampung Tertinggi Posisi 3 di Pulau Sumatra

- Lampung menempati posisi ketiga pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera
- Perekonomian Lampung tumbuh solid, namun lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional
- Berbagai sektor memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung
Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menyatakan, Lampung menempati posisi ketiga mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatra pada Triwulan II 2025, setelah Kepulauan Riau (7,14 persen) dan Sumatera Selatan (5,42 persen). Pertumbuhan mencapai 5,09 persen.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut memberikan kontribusi sebesar 10,30 persen terhadap total produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Sumatera.
1. Secara keseluruhan perekonomian Lampung tumbuh solid

Ahmadriswan menyampaikan, perekonomian Lampung pada Triwulan II 2025 menunjukkan pertumbuhan solid, didukung oleh aktivitas domestik kuat, peningkatan ekspor, serta peningkatan mobilitas masyarakat selama periode liburan. "Ini merupakan capaian yang membanggakan, di tengah tantangan perekonomian global. Inflasi Lampung pada Juni 2025 juga relatif terkendali pada 2,27 persen (y-on-y)," katanya.
BPS Provinsi Lampung mencatat perekonomian Lampung tumbuh 5,09 persen secara tahunan pada Triwulan II 2025. Angka ini menguat dibandingkan periode sama pada 2024. Capaian ini menunjukkan penguatan yang solid dibandingkan Triwulan II 2024 yang hanya tumbuh 4,80 persen," lanjut dia melalui keterangan resmi, Selasa (5/8/2025). .
2. Tapi tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Ahmadriswan melanjutkan, perekonomian Provinsi Lampung pada Triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,09 persen secara tahunan ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional tercatat 5,12 persen pada periode yang sama. Sedangkan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-to-q), ekonomi Lampung tumbuh sebesar 9,33 persen.
"Secara kumulatif untuk Semester I 2025, perekonomian Lampung tumbuh sebesar 5,27 persen juga menguat dari capaian 4,08 persen pada periode yang sama tahun 2024," ucapnya.
Sedangkan dari nilai PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga berlaku (ADHB) pada Triwulan II-2025 mencapai Rp134,3 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp76 triliun. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Lampung pada Triwulan II 2025 didorong oleh kinerja sektor-sektor utama.
"Industri pengolahan menjadi pendorong tertinggi dengan pertumbuhan 9,97 persen, berkat peningkatan produksi industri makanan dan minuman. Dari sisi produksi, kami melihat industri pengolahan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Lampung. Kenaikan ini dipengaruhi oleh produksi di sektor industri makanan dan minuman, juga berkorelasi dengan permintaan domestik yang meningkat," lanjutnya.
3. Beberapa sektor beri kontribusi signifikan

Sektor-sektor lain juga memberikan kontribusi signifikan, yaitu jasa lainnya (9,18 persen), penyediaan akomodasi dan makan minum (8,06 persen), transportasi dan pergudangan (7,52 persen), serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (7,34 persen).
Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 1,88 persen, itu didorong oleh produksi komoditas tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan. Peningkatan mobilitas masyarakat akibat libur panjang dan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang tumbuh 84,73 persen (y-on-y) turut menjadi faktor pendukung.
"Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu 7,50 persen. Peningkatan ekspor, baik luar negeri maupun domestik, menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Hal ini didorong oleh komoditas unggulan Lampung seperti lemak dan minyak hewan, serta kopi," imbuh dia.
4. Sejumlah sektor alami kontraksi

Ahmadriswan menambahkan, komponen lain memberikan sumbangan signifikan terhadap pertumbuhan adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 5,31 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) tumbuh 4,67 persen.
"Konsumsi rumah tangga tetap menjadi tulang punggung perekonomian Lampung, mendominasi 62,41 persen dari total PDRB. Peningkatan ini tidak terlepas dari peningkatan kebutuhan primer dan aktivitas pariwisata selama periode liburan," ucapnya.
Meski pertumbuhan mayoritas positif, beberapa sektor mengalami kontraksi. Pengadaan listrik dan gas terkontraksi paling dalam sebesar 4,71 persen, karena penurunan produksi gas kota. "Pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) juga terkontraksi sebesar 2,13 persen sebagai dampak dari efisiensi belanja pemerintah," sambung dia.