Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?

Pentingnya merangkul usia milenial dan gen Z

Bandar Lampung, IDN Times - Keberadaan Organisasi Masyarakat (Ormas) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Tanah Air, termasuk Provinsi Lampung hingga saat ini ada mendapat stigma negatif atau anggapan miring.

Seakan menjadi rahasia umum, segelintir orang memandang ormas ataupun LSM sebagai tempat mencari uang melalui lembaran proposal. Bahkan mereka disebut sebagai kumpulan preman berseragam berlindung dibalik tabir konstitusi yang melegalkan suatu organisasi.

Lantas bagaimana sepak terjang keberadaan ormas ataupun LSM di provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai? Berikut IDN Times rangkum perspektif ketua ormas kenamaan hingga pakar hukum Universitas Lampung (Unila).

1. Tak melulu catatan buruk, ormas dan LSM juga ikut mengukir prestasi mengisi ruang demokrasi

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?Keberadaan Ormas atau LSM di Tanah Air, termasuk Provinsi Lampung hingga detik ini masih acapkali mendapat stigma negatif atau anggapan miring. (Instagram/@knpi_balam)

Menyikapi paradigma tersebut, Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bandar Lampung, Iqbal Ardiansyah mengamini, masih ada saja segelintir masyarakat memberikan label stigma negatif terhadap keberadaan ormas ataupun LSM. Padahal, bila berbicara terkait keduanya, tak melulu hanya akan membahas catatan buruk.

Mengingat, suatu ormas ataupun LSM di Indonesia, termasuk Lampung juga punya sejumlah ukiran prestasi dalam mengisi ruang demokrasi di negeri ini. Terlebih peran dan fungsi mereka diatur guna bergerak untuk kepentingan khalayak ramai, masyarakat, hingga bersinergi dengan pemerintah untuk menjalankan sistem kontrol.

"Repotnya itu ketika tidak bisa menjalankan fungsi dengan baik pada hal-hal bersifat positif dan membangun, kalau keberadaannya untuk memecah belah anak bangsa atau untuk mencari kepentingan pribadi serta kelompok tertentu. Tentu tidak baik dan jelas, kami juga tidak sependapat dengan itu," kata Iqbal, kepada IDN Times, Jumat (11/2/2022).

Sebagai contoh, melalui perpanjangan peran ormas dan LSM pemerintah daerah hingga pusat mampu memperoleh informasi dan masukan. Itu terhadap kinerja bawahan kurang maksimal dalam menjalankan setiap program kerja. "Tentunya dengan catatan, tidak mengadu domba ataupun meraup keuntungan pribadi dan kelompok," sambung dia.

2. Gerakan berdampak positif bisa melunturkan stigma negatif masyarakat

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?Keberadaan Ormas atau LSM di Tanah Air, termasuk Provinsi Lampung hingga detik ini masih acapkali mendapat stigma negatif atau anggapan miring. (Instagram/@knpi_balam)

Terkait upaya guna melunturkan stigma negatif tersebut, Iqbal mengingatkan sesama rekan tergabung dalam ormas ataupun LSM untuk terus dekat dengan masyarakat. Tentunya, dengan memberikan gerakan berdampak pada hal-hal positif.

"Kita harus membantu masyarakat, menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk menginformasikan program-program kerjanya dan memberikan kritik serta masuk membangun. Apalagi di hari ini ekonomi sedang susah," kata dia.

Pasalnya tak jarang, pembuat onar mengatasnamakan suatu ormas ataupun LSM, itu akibat ditunggangi oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. "Kita tahu beberapa waktu lalu sempat ada bentrok di Jawa Barat disebabkan ormas GMBI, tapi kenyataannya berbanding terbalik di Lampung. Ormas GMBI di Lampung Utara, mereka melakukan kegiatan-kegiatan sosial ke tengah-tengah masyarakat," kata Iqbal.

"Di samping itu, mereka juga mengkritik pemerintah setempat dengan cara humanis dan tidak anarkis. Artinya, jangan sampai, karena satu kejadian justru merusak seluruhnya, sebab bisa jadi itu semua hanya ulah oknum," tambah dia.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Milenial Keturunan Tionghoa, Pilih Profesi Antimainstream

3. Ormas dan LSM di Lampung masih dalam kategori wajar

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?Keberadaan Ormas atau LSM di Tanah Air, termasuk Provinsi Lampung hingga detik ini masih acapkali mendapat stigma negatif atau anggapan miring. (Instagram/@knpi_balam)

Lalu bagaimana dampak ormas atau LSM di Lampung? Iqbal menyebut keduanya masih kategori wajar. Artinya, tidak ada lagi gerakan terlihat secara membabi buta, mereka umumnya cukup mengerti akan tugas dan fungsi di tengah-tengah masyarakat.

Termasuk ke pemerintahan, ormas ataupun LSM mampu bersinergi dalam menyampaikan setiap kritik bersifat membangun dan telah menyampingkan segala sesuatu tindakan berujung pada sikap anarkis.

"Kritikan sejauh ini disampaikan dengan cara soft dan baik, mereka tidak terlalu anarkis. Mungkin terdahulu terjadi bentrokan-bentrokan antar ormas, cuma akhir-akhir ini saya lihat ormas-ormas di Lampung sudah cukup dewasa. Mereka juga tidak mudah diadu domba dan lain-lainnya," kata Iqbal.

4. Memperoleh pendapatan dengan sikap dewasa

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?Pixabay

Iqbal pun mengingatkan, agar setiap ormas dan LSM mampu bersikap dewasa. Termasuk dalam urusan memperoleh pendapatan guna menjalankan roda organisasi, tentunya itu harus diperoleh tanpa merugikan pihak manapun.

Sebagai contoh, suata organisasi dapat menjalin kerjasama dengan pihak swasta ataupun negeri. Sehingga harapannya bisa membuahkan sinergitas program kerja secara bersama-sama.

"Dengan itu, eksistensi ormas bisa berjalan dan berpenghasilan, sehingga bisa mendapat income untuk sendiri. Kalau kita bisa kerja sama dan saling dukung, ya rezeki itu pasti ada saja. Cuma kalau dirusuhi terus ya repot juga kan," serunya, seraya tersenyum kecil.

5. Pentingnya merangkul masyarakat usia milenial dan gen z

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?Keberadaan Ormas atau LSM di Tanah Air, termasuk Provinsi Lampung hingga detik ini masih acapkali mendapat stigma negatif atau anggapan miring. (Instagram/@knpi_balam)

Sebagai calon generasi penerus bangsa, Iqbal turut menyebutkan pentingnya suatu ormas atau LSM untuk merangkul usia milenial dan Gen Z. Sebagai contoh, KNPI Kota Bandar Lampung juga memiliki program bersama para pelajar dan komunitas untuk berbuat hal-hal positif kepada masyarakat.

Menurutnya, program tersebut mampu menumbuhkan minat kaum usia muda untuk belajar berorganisasi serta memudarkan sikap skeptis pada kata ormas ataupun LSM, yang selama ini mungkin berkembang liar di benak generasi milenial dan gen Z.

"Terbaru kita ada kegiatan literasi dengan Komunitas Lampung Ngopi di Telukbetung dan Lampung Timur, terus KNPI bersama gebyar pelajar Lampung. Alhamdulillah dengan gerakan itu, hari ini banyak sekali pemuda-pemudi kecamatan ingin bergabung untuk berorganisasi dengan KNPI," kata pria turut menjabat sebagai Ketua Harian Pengurus Esports Lampung tersebut.

6. Konstitusional mengatur keberadaan ormas ataupun LSM

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?kompasiana

Pakar Hukum Tata Negara Universitas Lampung (Unila), Budiyono mengatakan, perwujudan ormas ataupun LSM merupakan bentuk kebebasan masyarakat dijamin konstitusional, dalam hal ini UU Nomor 17 Tahun 2013 sebagaimana diubah UU Nomor 16 Tahun 2017. Tujuannya, untuk memberikan kontrol hingga mendukung pemerintahan agar berjalan dengan baik.

Namun pada kenyataannya, sebagian organisasi tersebut malah menjadi alat politisasi memperoleh keuntungan untuk suatu kelompok atau golongan tertentu. Padahal, mereka sejatinya didirikan untuk pemberdayakan masyarakat.

"Tentu hal-hal semacam itu kita sayangkan, karena tidak berjalan sesuai fungsi sehingga tak jarang timbul aksi bentrok antar ormas. Sebenarnya ini adalah tugas negara untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap mereka tanpa terkecuali, bukan hanya ormas radikal, teror, atau sebagainya," imbuh dia.

7. Kalimat lebel preman berseragam di tengah masyarakat

Simalakama Ormas dan LSM di Lampung, Berguna atau Bumerang?PAC ormaa PP Rancah

Budiyono turut mengamini hingga detik ini keberadaan ormas atau LSM masih dianggap sebagian masyarakat sebagai preman berseragam, yang ditakutkan bila tidak dilakukan kontrol dan pengawasan bisa menimbulkan suatu kejahatan terorganisir.

Menurut dia, hal tersebut merupakan tugas pemerintah baik daerah ataupun pusat untuk mengidentifikasi dan menjalankan peran pengawasan kepada seluruh ormas ataupun LSM.

"Bukan tidak mungkin, bila suatu ormas yang melanggar ketentuan fungsinya dan dibiarkan, itu bisa menimbulkan kejahatan terselubung. Jadi fokusnya jangan hanya ormas dicap radikal saja, sebab kejahatan sekecil apapun itu menimbulkan teror untuk masyarakat," tandas dia.

Baca Juga: Catatan Hitam Kebebasan Pers di Lampung, Belum Ada Pelaku Diadili

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya