Perjuangan IRT Rela Antre 6 Jam di Merak demi Mudik ke Lampung Timur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lampung Selatan, IDN Times - Mudik sudah menjadi tradisi tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Apapun dan bagaimanapun cara dilakukan demi menuntaskan rasa rindu bertemu sanak keluarga di kampung halaman.
Hal itu pun diakui ibu rumah tangga, Madinah bersama sang suami. Kedua warga Way Jepara, Lampung Timur tersebut rela mengantre hingga 6 jam sebelum akhirnya diberi akses untuk menaiki kapal dari Pelabuhan Merak, Banten menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.
Ditemui IDN Times, Madinah membagikan sepenggal perjuangannya melewati perjalanan mudik Lebaran demi memuaskan hasrat berkumpul bersama keluarga di kampung halaman Kabupaten Lampung Timur.
Baca Juga: H-3 Arus Mudik Lebaran, 365 Ribu Pemudik Tiba di Pelabuhan Bakauheni
1. Madinah sempat terhalang macet di jalan tol
Tahun ini adalah tahun perdana Madinah melaksanakan kegiatan mudik Lebaran, usai dua tahun sebelumnya 2020 dan 2021 harus melewati momen tahunan tersebut. Itu lantaran kebijakan pemerintah resmi melarang mudik Lebaran akibat pandemik COVID-19
Sederet persiapan pun telah dilakukan mulai dari kesiapan finansial hingga sekepal oleh-oleh untuk keluarga di Lampung Timur. Tepat memasuki H-4 Lebaran atau Kamis, 28 April 2022, Madinah dan suami mulai bergegas menaiki trevel untuk menuju Pelabuhan Merak.
"Naik travel dari Kamis sekitar pukul 2 pagi, tapi waktu baru sampai tol Cikampek-Jakarta sangat macet parah karena di penerapan one day. Jadi harus mutar arah lagi ke Karawang, untuk ambil jalur lain," imbuhnya.
2. Kesulitan dialami selama menunggu 6 jam
Pascalepas kemacetan arus lalu lintas, Madinah kembali dihadapkan permasalahan baru setibanya di Pelabuhan Merak, Banten. Bagaimana tidak, akibat melonjaknya arus mudik Lebaran tahun ini penumpang hendak menyeberang dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera membludak, menyebabkan menyebabkan antrean mengular hingga berkilo-kilo meter.
Alhasil, Madinah dan sang suami baru bisa mendapatkan akses menaiki kapal penyebrangan usai menunggu hingga 6 jam. Selama itu, dirinya mengaku harus berjuang menghadapi cuaca panas dan hujan, bahkan kesulitan mencari penganan lantaran bekal telah disiapkan dari rumah sudah habis disantap selama perjalanan.
"Cuaca lagi tidak bagus, bikin badan rasa gak enak terus mau makan juga bingung mau cari di mana buka puasa apa. Baru bisa naik kapal sekitar jam 7 malam kemarin, tapi alhamdulilah waktu penyeberangan tidak begitu lama makan waktu 4 jam baru sampai Pelabuhan Bakau," imbuh dia.
3. Rindu berkumpul bersama keluarga dan teman-teman
Dari Pelabuhan Bakauheni untuk menuju Kabupaten Lampung Timur, Madinah bersama suami akan kembali melanjutkan perjalanan menggunakan travel. Namun ia memilih untuk beristirahat dan bermalam terlebih dahulu di Pelabuhan Bakauheni.
Setibanya, di kampung halaman nanti ia juga telah mengagendakan untuk berkumpul bersama keluarga dan teman sejawat lainnya.
"Kangen keluarga ya, makanya saya langsung bilang kesuami buat mudik tahun ini. Alhamdulillah sampai juga ke Lampung, walaupun belum tiba di rumah orang tua," tandas dia.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun 4 Kendaraan di Tol Lampung, Dipicu Sopir Bus?