Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan 

5 tahun terakhir, BPBD klaim tak ada TPS terdampak banjir

Intinya Sih...

  • Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi selama 145 hari, guna menghadapi banjir dan longsor.
  • BPBD Provinsi Lampung mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di seluruh kabupaten/kota, serta melakukan penguatan lereng dan pembersihan saluran irigasi.
  • Antisipasi potensi banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir dengan menyiapkan petunjuk evakuasi bencana dan membentuk posko kesiapsiagaan.

Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di wilayah setempat. Upaya kesiapsiagaan terhadap bencana banjir hingga longsor ini berlaku sejak akhir Desember 2023 hingga April 2024 atau selama 145 hari.

Penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di Provinsi Lampung ini sebagaimana Surat Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/820/VI.08/HK/2023, menindaklanjuti surat BMKG Nomor: KL.00.01/003/KPWR/XII/2023 tentang Perkiraan Puncak Musim Hujan 2023/2024 di Provinsi Lampung terjadi pada Januari hingga April 2024.

"Status siaga darurat bencana hidrometeorologi ini sebagai upaya kiya meningkatkan kewaspadaan dini, dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di awal 2024 di 15 kabupaten/kota," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung, Joni Toyib saat dimintai keterangan, Jumat (9/2/2024).

1. Satgas Penanggulangan Bencana di kabupaten/kota

Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan Satgas Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Lampung. (Instagram/@bpbdlampung).

Joni mengatakan, penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi ini berlaku selama 145 hari sejak keputusan ditetapkan pada akhir Desember 2023. Itu guna mewaspadai terhadap bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan banjir rob.

Sebagai upaya mitigasi lainnya, pihaknya juga telah mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di seluruh kabupaten/kota se-Lampung, memangkas ranting pohon, dan penertiban baliho semi permanen untuk menghidari korban jiwa serta harta akibat pohon tumbang.

Kemudian penguatan lereng dan pembersihan saluran irigasi mencegah banjir dan gerakan tanah, penguatan drinase dan pemeriksaan sarana prasarana, antisipasi dampak setelah kebakaran hutan dan lahan kemungkinan akan membawa sisa material.

"Dalam hal ini, kami juga memantau sampah pada batang tubuh sungai tepatnya dihulu dan hilir sungai, dan pembersiahan sungai dari sampah dan enceng gondok berpotensi menyumbat pembuangan air," terangnya.

2. Antisipasi bencana meliputi proses pelaksanaan Pemilu

Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan Simulasi pemungutan suara pemilu 2024 di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ihwal antisipasi potensi banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir, Joni membeberkan, pihkanya telah menyiapkan petunjuk evakuasi bencana secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat pesisir dan pelabuhan.

Termasuk membentuk posko kesiapsiagaan memantau keadaan terkini, hingga melakukan edukasi ke masyarakat mengenai antisipasi potensi bencana hidrometeorologi.

"Untuk mengantisipasi dampak bencana alam saat pelaksanaan Pemilu, biasanya pihak desa yang memang rawan banjir akan mencari tempat yang lebih tinggi dan aman," katanya.

Baca Juga: Sejarah Kedatangan Warga Tionghoa ke Lampung, Sejak Hindia Belanda?

3. Belum ada TPS terdampak banjir 5 tahun terakhir

Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan ilustrasi petugas KPPS pada simulasi pemungutan suara pemilu 2024 di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terkait bencana alam selama pelaksanaan Pemilu, Joni mengklaim, selama lima tahun terakhir belum ada Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdampak banjir. Itu kembali diharapkan saat proses pemungutan suara di 14 Februari mendatang.

"Langkah antisipasi, kesiapsiagaan, dan kewaspadaan dalam menghadapi dampak bencana hidrometeorologi sudah disiapkan. Jadi harapannya semuanya aman dan terkendali," imbuhnya.

Antisipasi serupa juga disiapkan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung telah menyiagakan Unit Reaksi Cepat (URC), guna mengantisipasi dampak bencana hidrometeorollogi di ruas jalan rawan longsor dan banjir.

"Antisipasi dampak terutama di daerah banjir dan tanah longsor. Kami telah menyiapkan URS di ruas jalan rawan terdampak," kata Kepala BMBK Provinsi Lampung, Muhammad Taufiqullah.

Para anggota URS itu terdiri dari para petugas UPTD Dinas Bina Marga berada di daerah rawan longsor dan banjir. Diharapkan, bencana terjadi nantinya dapat diatasi lebih cepat hingga aktivitas lalu lintas tidak terganggu. "Tim ini akan mengerahkan alat berat dengan bekerjasama bersama pihak terkait," tambahnya.

4. BMBK petakan titik rawan banjir dan longsor di Lampung

Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan Suasana bencana longsor yang terjadi di Tapanuli Utara (Dok. Istimewa)

Terkait hasil pemetaan daerah rawan bencana di Lampung, Taufiq menyebutkan, titik rawan banjir melewati ruas jalan provinsi terdapat di Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, dan Mesuji.

Kemudian daerah rawan longsor mayoritas terjadi di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, Pesisir Barat, Lampung Barat. Sedangkan ruas jalan provinsi rawan longsor juga terpantau di titik ruas Simpang Teluk Kiluan-Simpang Umbar.

Lalu ruas jalan Simpang Umbar-Putih Doh, ruas jalan Talang Padang-Ngarip, ruas jalan Ngarip-Ulu Semong, ruas jalan Ulu Semong-Simpang Trimulyo, ruas jalan Simpang Trimulyo-Bungin-Simpang Tugu Sari, ruas jalan Pekon Balak-Suoh, ruas jalan Suoh Simpang Blok 9.

"Dengan langkah-langkah menyiapkan unit reaksi cepat, alat berat dan pembangunan jalan dengan konstruksi sesuai kondisi kerawanan bencana, diharapkan dapat mengantisipasi dampak adanya kerusakan infrastruktur jalan akibat bencana alam," harapnya.

5. Cara KPU distribusi logistik di tengah potensi bencana

Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan Penampakan kotak suara di gudang KPU Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Merespons potensi bencana banjir hingga longsor saat proses pesta demokrasi tersebut, Anggota KPU Lampung Divisi Perencanaan dan Logistik, Titik Sutriningsih mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan semua armada bakal mengangkut distribusi logistik Pemilu 2024.

Salah satu caranya dengan melapisi semua pengiriman logistik tersebut dengan terpal selama proses distribusi ke kecamatan-kecamatan se-Lampung.

"Dikhawatirkan intensitas hujan tinggi, maka antisipasi bencana maupun hujan nantinya semua armada setuju logistik akan ditutup dengan terpal lapis tiga. Jadi supaya tidak merembes dan rusak," ucapnya.

Kemudian pihaknya juga telah memprioritaskan distribusi logistik untuk daerah tersulit, terjauh, terluas, hingga terpencil seperti di Dewa Way Haru di Pesisir Barat, Mataram Udik di Lampung Tengah. Termasuk wilayah kepulauan di Lampung dimulai sejak 7 Februari 2024.

"Semua sudah diantisipasi dan dimitigasi oleh teman-teman KPU di kabupaten/kota, sehingga didahulukan pendistribusiannya, tentu harapan kami semua proses distribusi logistik Pemilu di Lampung berjalan lancar dan aman," sambung dia.

6. Polda Lampung siagakan personel respons cepat bencana

Mitigasi Bencana di Lampung Jelang Detik-detik Hari Pencoblosan Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika.. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Langkah mitigasi siaga bencana juga datang dari kepolisian daerah (Polda) Lampung dan jajaran, Kapolda Irjen Pol Helmy Santika telah mewanti-wanti anggota di tiap jajarannya bisa bergerak cepat saat terjadi bencana alam.

Mengingat, hasil pengamatan beberapa pekan terakhir, kondisi hujan deras selalu terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Lampung hingga bisa menyebabkan potensi terjadi bencana banjir.

"Saat ini kita berada pada puncak musim hujan, peluang terjadinya bencana hidrometeorologi bisa menyebabkan banjir di wilayah kita sangat tinggi," kata Helmy.

Seiring dengan itu, tiap personel harus siap siaga dalam membantu masyarakat dan instansi SAR saat terjadi bencana, hingga bisa direspons dan ditanggulangi dengan cepat serta terselesaikan lebih dini.

"Apabila sebuah bencana respon cepat, jatuhnya korban lebih banyak bisa diminimalisir. Kita semua berharap dengan kesiapsiagaan, semua tugas menjadi tanggung jawab bisa dilaksanakan dengan baik," tandas jenderal bintang dua tersebut.

Baca Juga: Produksi Padi di Lampung Meningkat, tapi Regenerasi Petani Nihil

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya