Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di Lampung

Kasus COVID-19 pertama kali di Lampung 18 Maret 2020

Bandar Lampung, IDN Times - Virus COVID-19 hingga detik ini masih menghantui Provinsi Lampung. Virus Corona tidak hanya mengguncang sektor kesehatan, perekonomian, dan lainnya.

Menelaah ke belakang, tepat 18 Maret 2020 Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Lampung, Reihana, untuk pertama kalinya mengumumkan kasus ini di Bumi Ruwa Jurai. Artinya, dua hari lagi pandemik ini telah berlangsung selama satu tahun penuh di Bumi Ruwa Jurai. 

Saat pertama kali kasus COVID-19 ditemukan di Provinsi Lampung, Reihana menyebut, seorang warga Bandar Lampung dinyatakan menjadi pasien 01 usai positif terjangkit virus Corona. Itu selepas melakukan riwayat perjalanan menghadiri acara di Bogor pada 25-28 Februari 2020 silam.

Berikut IDN Times rangkum, menilik perjalanan pelik virus COVID-19 di Provinsi Lampung.

1. Data COVID-19 di Lampung selama setahun kebelakang

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di LampungIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data per 18 Maret 2020 hingga 15 Maret 2021 pukul 10.00 WIB, kasus terkonfirmasi virus COVID-19 di Provinsi Lampung total mencapai 13.304. Rinciannya 13.257 kasus lama dan 47 kasus baru, sementara kasus suspek total 162 dan 11 di antaranya merupakan kasus baru.

Selain itu, data selesai isolasi COVID-19 sejauh ini terkonfirmasi 11.918 dan jumlah kasus kematian mencapai 698.

2. IDI Lampung mengklaim angkat penularan cukup bervariatif

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di LampungIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Wakil Ketua IDI Lampung, dr Boy Zaghlul Zaini, turut memaparkan pandangannya, terkait COVID-19 di Provinsi Lampung selama setahun. Ia mengatakan, angka penularan COVID-19 cukup bervariatif selama satu tahun ke belakang, mulai dari zona merah, orange, hingga hijau. Tidak hanya itu, Lampung juga pernah masuk 10 besar dengan angka penularan COVID-19 tertinggi di Indonesia.

"Ini dikarenakan secara geografis, kita terletak di pintu gerbang, yang menjadi lokasi transit orang-orang dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya," ucap Boy, Selasa (16/3/2021).

Selain itu, Boy menyebutkan, Provinsi Lampung tidak mungkin melakukan lockdown atau PSBB layaknya daerah lain di sejumlah wilayah Indonesia. Hal itu dikarenakan letak geografis yang menghubungkan dua provinsi yaitu, Jawa dan Sumatera.

"Kalau kita lihat buka tutup di pelabuhan Bakauheni, juga menyebabkan perekonomian se-Sumatera bisa terganggu, sehingga yang namanya lockdown untuk kita tidak bisa," ungkapnya.

3. Edukasi berjalan dengan baik, namun pengawasan masih kurang maksimal

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di LampungIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Boy melanjutkan, sejauh ini edukasi terkait COVID-19 untuk masyarakat lebih dari cukup, kendati pengawasannya yang masih kurang maksimal dalam mematuhi protokol kesehatan (prokes) . Namun, saat itu semua diperketat maka angka penularan di Lampung dan nasional ikut mengalami penurunan.

Terlebih, dua minggu terakhir, kasus COVID-19 turut menurun secara signifikan. "Beberapa rumah sakit, juga ikut menurun. Tinggal kita jangan bosan-bosan mengingat masyarakat tentang masalah ini, terlebih gugus tugas juga sudah ada di RT-RT," ucap Boy.

4. IDI Lampung mengajak masyarakat merealisasikan zona hijau

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di Lampunggoogle maps

Melihat data COVID-19, IDI Lampung ikut mengimbau masyarakat, untuk mematuhi prokes dan apapun saran pemerintah, termasuk soal vaksin. Selain itu, masyarakat tak perlu takut terhadap vaksin, sehingga wacana pemerintah untuk menjadikan Lampung sebagai zona hijau dapat segera terealisasi.

"Cara menghentikan COVID-19 ini adalah tugas kita bersama-sama, tidak mungkin hanya dilakukan oleh gugus tugas, nakes, dan pemerintah. Jadi semua elemen harus sadar. Karena semakin banyak yang divaksin kita akan semakin aman," papar Boy.

Baca Juga: Cara Kota Bandar Lampung Tangani COVID-19, Menuju Zona Kuning

5. Program vaksinasi salah satu cara memutuskan pandemik

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di LampungIlustrasi vaksin COVID-19 (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Boy juga mengungkapkan, bila semua stakeholder yang berkecimpung dalam penanganan COVID-19 di Lampung, sudah bekerja secara maksimal. Maka dari itu, salah satu cara memutuskan pandemik COVID-19 yaitu, melalui program vaksinasi.

"Tapi ingat prokes jangan lupa, jangan mentang-mentang sudah divaksin kita melanggar prokes, dikarenakan untuk menimbulkan antibodi paling tidak selama 4 minggu. Jadi setelah vaksin kedua pun harus sabar selama 28 hari," tegas Boy.

6. Komisi V DPRD Lampung menargetkan April 2021 pemerataan vaksin

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di LampungIlustrasi Penyuntikan Vaksin. ANTARA FOTO/Soeren Stache/Pool via REUTERS

Ketua Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Yanuar Irawan, yang membidangi masalah penanganan COVID-19 di Lampung mengatakan, pihaknya menargetkan angka penularan COVID-19 di April 2021 sudah berkurang, seiring pemerataan program vaksinasi.

"Walaupun tidak bisa sama sekalian kita hilangkan. Jadi kita minta juga pada masyarakat, tetap waspada mematuhi protokol kesehatan," ucapnya.

Yanuar menambahkan, Perda yang mengatur tentang kebiasaan baru, di dalamnya juga mengatur akan sanksi bagi masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, orang yang sekalipun mematuhi prokes COVID-19 tidak memiliki jaminan terhindar dari virus Corona.

"Harapan kita, bukan persoalan sanksi, justru kita berharap dengan adanya Perda masyarakat bisa betul-betul menyadari, bahwa COVID-19 memang benar berbahaya bagi diri pribadi maupun keluarganya," tukas Yanuar.

7. Anggaran penanganan COVID-19 kembali masih akan kembali dirancang

Menilik Perjalanan Satu Tahun COVID-19 di LampungIlustrasi. Membuat anggaran. google

Pria yang juga menjabat sebagai Sekertaris Fraksi PDIP DPRD Lampung ini juga mengatakan, dalam hal pengawasan pihak-pihak terkait sudah menjalankan seusai tupoksinya masing-masing. Pihaknya dalam waktu dekat akan menghitung anggaran penanganan COVID-19 tahun 2021.

Namun demikian, Yanuar berharap anggaran tersebut urung digunakan, seiring angka pandemik COVID-19 yang ikut melandai dan usai. "Masih tetap kita anggarkan untuk kegiatan COVID-19, tapi ya jangan sampai dipakai," tukas Yanuar.

Lanjutnya, kehadiran program vaksinasi COVID-19 memberikan harapan baru dalam memusnahkan virus Corona di Lampung. "Satu-satunya langkah paling akhir setelah divaksin, karena ini saya rasa jalan terakhir dari program penanganan COVID-19 melalui vaksin," ucap Yanuar.

Oleh karena itu, ia berharap agar masyarakat dan sejumlah lembaga lainnya yang sering bersentuhan dengan orang ramai bisa ikut serta dalam langkah vaksinasi. Itu karena program ini dianggarkan secara gratis oleh pemerintah pusat.

"Kemarin sudah tenang medis, TNI Polri, kantor-kantor, lansia 60 tahun ke atas sudah diprioritaskan (vaksinasi) . Insaallah setelah ini kita buka vaksin untuk masyarakat umum, walaupun sebagian sudah ada yang divaksin juga," tandas Yanuar.

Baca Juga: Insentif Nakes Bandar Lampung Belum Dibayar, Ini Rencana Eva Dwiana 

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya