Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar Negeri

Keseruan kisah kolektor dan pecinta mobil antik Lampung

Bandar Lampung, IDN Times - Mobil bukan hanya sekadar kendaraan atau alat transportasi menunjang mobilitas. Lebih dari itu, di mata para kolektor dan pecinta mobil antik atau klasik menjelma sebagai identitas dan jati diri.

Semakin antik kian unik, kata yang tepat disematkan pada pemilik mobil klasik. Tak terkecuali di Bandar Lampung, para kolektor tersebut rela mengalokasikan bujet khusus guna memenuhi kebutuhan hobinya tersebut, di antaranya bahkan sampai berburu mobil, onderdil, hingga aksesori ke luar negeri.

Bagaimana tidak, patokan usia dan kata kuno pada mobil tersebut seakan tak mampu menggerus pesonanya. Terlebih keterbatasan unit, membuat mobil antik kian bernilai tinggi dan semakin dicintai.

Berikut IDN Times rangkum cerita kolektor dan pecinta hingga komunitas mobil antik di Kota Bandar Lampung.

1. Kolektor asal Lampung miliki satu di antara produksi mobil 8 unit se-Indonesia

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriKolektor Mobil Antik asal Lampung, Adi Gayuh Kartiko (kanan) (IDN Times/Istimewa)

Seorang kolektor mobil antik di Kota Bandar Lampung, Adi Gayuh Kartiko, mengatakan, mulai jatuh hati pada dunia mobil antik sejak 2005 silam, mulai dari brand mobil Eropa hingga Jepang sudah dicicipi olehnya. Namun, saat ini Adi lebih condong mengoleksi mobil antik Jepang.

Bukan tanpa alasan, dari segi perawatan lebih mudah dan ketersediaan onderdil cukup banyak. Keseluruhan, Adi kini mengoleksi enam mobil antik di garasi rumahnya mulai dari tahun produksi 1986 ke bawah.

"Saya punya Corolla DX, Corolla Station Wagon KE36 yang hanya sekitar 7 sampai 8 unit di Indonesia, Galant Sigma 2000 tahun 1979, Honda SB3 Civic, Toyota Starlet dua pintu, Honda Acoord tahun 1979," ujar Adi, Jumat (2/4/2021).

Dari 6 koleksi pribadinya saat ini, Corolla Station Wagon KE36 merupakan mobil yang paling sulit ia dapatkan. Mengingat, jumlahnya sangat terbatas, bahkan terbilang langka di Indonesia.

"Sekarang sudah dihargai Rp170 juta ke atas. Kita mau cari di mana kalau unitnya cuma tujuh atau delapan unit, saya kemarin dapatnya dari luar negeri lewat teman-teman sesama kolektor. Bisa juga, mobil-mobil langka lainnya didapat dari bekas pemakaian eks Kedubes di Indonesia, jadi yang dulu ditinggal sudah diurus menjadi plat Indonesia," papar Adi.

2. Berburu mobil dan onderdil hingga ke luar negeri

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriMobil antik milik Adi Gayuh Kartiko (IDN Times/Istimewa)

Berbicara soal onderdil mobil antik, Adi menjelaskan, pada dasarnya brand Eropa ataupun Jepang masih bisa diperoleh baik di Indonesia hingga luar negeri. Kendati, tetap membutuhkan usaha lebih, guna mendapatkannya. Itu, menjadi tantangan tersendiri bagi para kolektor dan pecinta mobil antik.

Oleh karenanya, ia menganjurkan bergabung ke komunitas-komunitas mobil antik, supaya bisa mendapatkan dan tukar informasi tentang masing-masing kendaraan. Opsi lainnya mengunjungi sejumlah situs jual beli online nasional hingga internasional.

"Harus banyak silahturahmi di komunitas, atau bisa juga cari di website eBay biasanya banyak. Sementara untuk harga variatif, itu tergantung dari kondisi dan tipe mobil," terang Adi.

Tak lupa, sudah selayaknya kolektor mobil antik menjaga tingkat keorisnilitas unit. Pasalnya, hal tersebut bakal meningkat keindahan dan daya jual mobil tersebut. "Mobil tua jangan dipakai sparepart tidak sesuai tahun atau lebih muda, ibarat nenek-nenek kalau pakai celana jeans, kan itu tidak cocok walaupun mahal," imbuh Adi.

3. Bukan hanya penuhi hasrat hobi, mobil antik bisa jadi barang investasi

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriMobil antik milik Adi Gayuh Kartiko (IDN Times/Istimewa)

Mengoleksi sejumlah mobil antik bagi Adi bukan semata memenuhi hasrat hobi. Menurutnya, kendaraan tersebut memiliki harga tertentu, terlebih bila dirawat secara baik dan benar.

Adi mengatakan, ke depan mobil-mobil tersebut bisa menjadi barang investasi yang bisa memberikan keuntungan. Berbeda dengan kendaraan umumnya, setiap tahun harga jual di pasaran kian turun. Sedangkan, harga kendaraan antik semakin naik seiring bertambah usai.

"Seandainya kita bisa bangun mobil tua dengan benar dan sungguh-sungguh, maka harga jual pun otomatis akan upgrade harga naik 10 sampai 15 persen, bahkan bisa lebih," terang Adi.

4. Mitsubishi Galant Sigma Kolektor Lampung pernah dipakai syuting film Cubit-Cubitan

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriMobil antik milik Adi Gayuh Kartiko (IDN Times/Istimewa)

Pria yang juga menjadi pelopor pendiri Komunitas Retro Nusantara itu menuturkan, nostalgia masa lalu adalah salah satu alasan sejumlah orang memilih membeli mobil antik atau klasik, sehingga pemilik atau pengendara bisa kembali mengenang setiap cerita lama.

Adi beranggapan, membeli mobil antik bukanlah membeli sebuah kendaraan namun yaitu, waktu. Sejatinya, waktu yang telah lalu tidak pernah bisa terulang. Itulah, penyebab harga mobil antik terbilang 'gelap', dikarenakan patokan harga berkaitan secara emosional pada pemiliknya.

"Misal, kenapa alasan kita berfoto, karena kita ingin mengabadikan momen masa lalu yang tidak bisa diulang lagi. Tapi disaat kita melihat poto tersebut, maka seakan-akan kita bisa mengulangnya," ibarat Adi.

Sebagaimana contoh, Adi turut membagikan sepenggal kisah mobil antik miliknya yaitu, Mitsubishi Galant Sigma, pernah digunakan dalam film Cubit-Cubitan dirilis pada 1978 silam diperankan oleh Elvi Sukaesih, Rachman Saleh, hingga Achmad Albar. "Jadi mobilnya memang asli dan benar masuk dipakai syuting film Cubit-Cubitan Elvi Sukaesih," ucap Adi.

Baca Juga: Cerita Zairiah, Disabilitas Penuhi Panggilan Hati Jadi Guru di Lampung

5. STW salah satu komunitas pecinta mobil VW di Provinsi Lampung

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriKomunitas STW (IDN Times/Istimewa)

Di konfirmasi terpisah, seorang anggota komunitas mobil VW yaitu, Safari Tetap Wagon (STW) chapter Lampung, Fahmi, mengatakan, sebagai salah satu komunitas mobil VW di Sai Bumi Ruwa Jurai. Komunitas ini, memiliki anggota sekitar 20 orang dan unit kendaraan kurang lebih 25 unit.

Kendaraan di STW terdiri dari VW Safari, VW Kodok dan VW Kombi. Selain itu, komunitas ini turut andil di sejumlah even lokal hingga nasional.

"Kemarin kita gabung Sprint Really di Tambak Rejo dan Jogjakarta, selanjutnya Drag Race di Bandung, Pringsewu Lampung. Jadi selain kumpul-kumpul, STW mencatat prestasi di nasional, kita pernah juara 1 di Bandung dan Sprint Really Jogja juara 1, 2, dan 4," terang Fahmi

Menurutnya, VW merupakan mobil unik mulai bentuk, karakter mesin, hingga sistem kaki-kaki. Ia menganggap, hampir semua varian mobil VW dikatagorikan sangat nyaman. Itulah penyebab, populasi VW di dunia masih dijaga sampai sekarang

"Untuk masalah spare part sendiri juga terjaga, mulai dari tahun 1958 sampai sekarang masih produksi dan akses jaminan untuk mendapatkan juga masih banyak. Biasanya, kita dapat dari penjualan toko online, teman-teman komunitas, dan penyediaan toko offline di Jakarta juga masih banyak," terang Fahmi.

6. VW Kombi bisa dijadikan opsi mobil keluarga

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriVW Kombi milik Fahmi (IDN Times/Istimewa)

Secara pribadi sejak 2003, Fahmi sudah pernah mengoleksi berbagai macam tipe dan tahun mobil VW seperti VW Variant (tahun produksi 1974), VW Kodok (1960), VW Safari Mexico (1977), dan VW Kombi Brazil (1981) dan Jerman (1974).

Namun kini, Fahmi lebih memilih mempertahankan mobil antik VW Kombi yaitu, Brazil dan Jerman. Pasalnya, kendaraan tersebut memiliki kabin luas, sehingga sangat nyaman dikendarai dan bisa menjadi opsi mobil keluarga. "Tapi rata-rata STW, kebanyakan mobil VW tipe Safari," ujarnya.

Selain itu, perawatan mobil VW tidak sulit, terlebih pemilik bisa mendapatkan unit siap pakai dari tangan sebelumnya. Maka otomatis, tidak akan memakan biaya perawatan ekstra, namun hal tersebut turut berlaku sebaliknya.

"Seandainya dapat bahan kurang bagus otomatis memakan biaya banyak, tapi itu kembali lagi tergantung finansial masing-masing. Jadi kalau bicara biaya dan perawatan VW itu sendiri relatif," tukas Fahmi.

7. Tantangan memiliki hobi mobil antik di mata Istri

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriKomunitas STW (IDN Times/Istimewa)

Sebagian pemilik hobi yang tergolong membutuhkan biaya, Fahmi mengungkapkan, tidak menjadi masalah bagi keluarga khususnya orang terdekat, sang istri. Itu, tergantung bagaimana ia memposisikan diri dan berkomunikasi.

Caranya, ia sengaja melibatkan keluarga setiap ada kesempatan di sejumlah even komunitas, sehingga istri bisa mengerti. Terlebih, hobi yang digeluti terbilang positif.

"Intinya komunikasi. Artinya, kalau kita lebih condong ke hobi itu yang bisa jadi masalah. Ya harus 60 banding 40 lah, kita juga harus tahu dan bijak kapan kita mengeluarkan kocek untuk hobi," ucap Fahmi.

8. VW Kombi Jerman pernah tempuh rute perjalanan Lampung-Medan

Cerita Kolektor Mobil Antik Lampung, Berburu Hingga ke Luar NegeriMobil Komunitas STW (IDN Times/Istimewa)

Di sisi lain, Fahmi mengatakan, kebanggaan atas hobi ini. Mengingat, tak semua orang punya kecintaan terhadap mobil antik sepertinya.

"Orang punya uang belum tentu hobi kendaraan tua, kalau sekedar beli semua orang juga bisa. Tapi menjaga dan merawat kendaraan tua, hanya buat orang-orang tertentu, selain itu mobil ini juga tidak banyak di jalan raya," ungkapnya.

Apalagi, ia menilai kendaraan tua bisa menempuh perjalanan terbilang cukup jauh, tanpa mogok dan terhalang suatu kendala tertentu.

"Ini saya baru pulang dari perjalanan Lampung-Medan sekitar sepuluh hari lalu, untuk ke kampung halaman menggunakan VW Kombi Jerman. Artinya, mobil tua juga mampu nempuh perjalanan jauh dan itu sering saya lakukan," tandas Fahmi.

Baca Juga: Cerita Rizqon Sineas Lampung, Berhenti Kuliah dan Terjun ke Dunia Film

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya