Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Gen Z Lampung Diterima CPNS dan PPPK tapi Pengangkatan Ditunda

Ilustrasi tes CPNS (dok. Menpan)
Intinya sih...
  • Keputusan penundaan pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 menuai polemik, memaksa seorang CPNS resign dari pekerjaan sebelumnya.
  • Pengunduran diri dipicu oleh keinginan untuk persiapan pengangkatan CPNS di kementerian, namun terpaksa menggunakan uang tabungan untuk bertahan hidup.
  • Kegalauan terobati dengan kepastian pengangkatan CPNS paling lambat Juni 2025, meski masih menunggu lokasi penempatan di Kota Sorong yang asing bagi Rendy.

Bandar Lampung, IDN Times - Keputusan penundaan pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2024 sempat ramai dan menuai polemik berdampak signifikan bagi sejumlah calon abdi negara, khususnya dari sisi pemasukan demi bertahan hidup.

Seperti salah seorang CPNS warga Kota Bandar Lampung, Rendy Mahardika (34). Pria sebelumnya berprofesi sebagai jurnalis ini mengaku berani mengambil keputusan resign dari pekerjaan sebelumnya di perusahaan media lokal mainstream sejak Januari 2025.

Pengunduran diri lebih cepat bukan tanpa alasan. Sebab, ia berniat mempersiapkan diri untuk pengangkatan CPNS di salah satu kementerian. Terlebih, penerimaannya ditempatkan mengisi kekosongan formasi di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

"Sempat merasa kecewa, karena di Febuari kemarin tiba-tiba diundur untuk pengangkatan CPNS di Oktober 2025. Apalagi saya pribadi sudah terlanjur resign dari awal tahun, ya awalnya pasrah mau bagaimana lagi cuma bisa mengikuti aturan yang ada," ujarnya dimintai keterangan, Jumat (12/4/2025).

1. Sempat pakai tabungan hingga akhirnya kembali diterima bekerja

ilustrasi tabungan di rumah (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tak mengira kebijakan pemerintah akan membuatnya sesaat menjadi pengangguran, ia dan istri sempat melanjutkan bertahan hidup terpaksa menggunakan uang tabungan yang semula direncanakan bakal dipakai untuk bertolak ke Kota Sorong.

"Setelah resign di Januari sehabis pengumuman, tapi tiba-tiba mau diundur jelas rasanya berat ditambah kemarin bersamaan mau masuk bulan Ramadan," katanya.

Tak tinggal diam, Rendy memutuskan menghadap pimpinan tempat bekerja sebelumnya. Beruntung, perusahaan bisa memahami dan kembali menerimanya bekerja atas dasar pertimbangan lama pengabdian terhitung sudah mencapai 11 tahun.

"Walaupun bukan di posisi kemarin karena sudah ada yang akan mengisinya, tapi beryukurnya perusahaan paham. Jadi ini masih boleh lanjut kerja sampai sebelum pergi ke Sorong, alhamdulillah gaji sama THR kemarin juga tetap dapat," lanjut dia.

2. Bakal mulai kerja PNS per 1 Mei 2025

Ilustrasi dokumen (unsplash.com/Dimitri Karastelev)

Kegalauan itu kini diakuinya sudah terobati, seiring keputusan Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) mengumumkan bahwa pengangkatan CPNS paling lambat Juni 2025 dari sebelumnya baru akan terealisasi pada Oktober 2025 mendatang.

Selain itu, ia turut menginformasikan kementerian menaunginya nanti sudah menyatakan tetap mengikuti pengangkatan sesuai jadwal pengangkatan awal. Sehingga dari informasi diterima hingga hari ini ia dan rekan-rekan sejawat dimintai mulai bekerja pada Mei 2025.

"Jadi proses terbaru sekarang masih nunggu jadwal tanda tangan SK (surat keputusan), karena Mei diminta sudah masuk kerja. Alhamdulillah sampai hari ini belum ada perubahan," katanya.

3. Masih cari-cari informasi soal Kota Sorong

Ilustrasi masyarakat Papua. (IDN Times/Istimewa)

Meski kepastian jadwal pengangkatan tinggal menunggu waktu, kini pikiran Rendy sedang berkecamuk dibayangi sederetan pertanyaan ihwal lokasi penempatannya nanti. Sebab, sampai hari ini diakui Kota Sorong merupakan wilayah yang asing, bahkan tak pernah terpikirkan sebelumnya akan mengunjungi atau sekedar menginjakan kaki di Tanah Papua.

Hingga saat ini, ia masih terus mencari dan mengumpulkan informasi-informasi mengenai medan pengabdiannya nanti sebagai ASN. Segala cara dilakukan mulai dari berkirim pesan dengan sesama CPNS lainnya, hingga menelusuri via internet semisal lokasi tempat tinggal sampai urusan tiket penerbangan.

"Kalau infomasi awal sudah dapat, seperti tiket pesawat promo paling murah hari bisa sekitar 2,8 juta, tapi kalau hari libur panjang ini bisa tembus minal 3,9 juta. Sementara kosan kosongan di Sorong paling murah Rp700 ribu, jarak tempuh ke kantor katanya sekitar 10 Km," imbuh Rendy.

Di masa awal-awal, ia berencana akan bertolak lebih dulu ke Kota Sorong untuk memastikan lokasi tempat tinggal dan lain-lain, sebelum nantinya sang istri ikut menyusul ke kota setempat. "Kalau dibilang berat, ya pasti, pertama karena bakal ninggalin keluarga di Lampung. Tapi kalau saya pribadi, jalan pengabdian ini salah satunya untuk memperbaiki ekonomi untuk keluarga. Ya mungkin kalau dibilang penting, ya penting semua demi keluarga," tambahnya.

4. Penerimaan guru PPPK jawab penantian pengabdi panjang

Ilustrasi guru (pexels.com/Max Fischer)

Kisah lainnya datang dari Fauzan (30), seorang guru honorer bakal segara alih status menjadi guru PPPK di salah satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Bandar Lampung. Diakui, penerimaannya ini merupakan jawaban atas penantian panjang akan pengabdinya selama 5 tahun terakhir.

Meski masih berstatus bujangan, dikatakan, besaran gaji guru honorer senilai Rp1,1 per bulan selama empat tahun awal mengajar jauh dari kata cukup. Beruntung, setahun terakhir ia berhasil masuk dan terdaftar dalam data base guru honorer Kementerian Keagamaan (Kemenag), yang diikuti kenaikan mencapai Rp2,5 juta per bulan.

"Alhamdulillah kemarin saya ikutin pesan orang tua yang kebetulan juga guru, jadi mereka minta saya buat bertahan honorer di sekolah negeri walaupun gajinya kecil, supaya diprioritaskan kalau ada pengangkatan semacamnya," katanya.

Pascadipastikan diterima sebagai guru PPPK, Fauzan kini masih terus mengajar di sekolah MIN asal, termasuk menerima hak gaji maupun THR pada masa Lebaran kamarin. "Informasi terakhir kita masih nunggu NIP (nomor induk pegawai) dari BKN, tapi TMT (Terhitung Mulai Tanggal) katanya mulai 1 Maret kemarin. Kalau untuk pelantikannya, ini belum ada informasi lagi, mudah-mudahan sesuai jadwal," lanjut dia.

5. Rezeki orang tua dan calon istri

ilustrasi lamaran pernikahan (pexels.com/elegant images)

Terlepas dari penantian penjang maupun gonjang-ganjing jadwal pengangkatan kemarin, Fauzan menyebutkan, penerimaannya dalam keikutsertaan seleksi PPPK 2024 kemarin menjadi keberkahan maupun kebanggaan tersendiri bagi orang tua dan sanak keluarganya.

Lebih dari itu, penerimaannya sebagai abdi negara kali ini juga seolah rezeki tak terhingga dalam hidup yang dalam waktu dekat telah merencanakan bakal meminang sang pujaan hati.

"Iya, insyaAllah tahun ini menikah, kalau kata orang-orang dekat saya katanya ini rezeki orang tua sama calon istri. Semoga saja semuanya lancar tahun ini," kata alumni Fakultas Tarbiyah pada Universitas Radin Intan Lampung tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Martin Tobing
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us