BPS Klaim Penduduk Miskin di Lampung Tersisa 1 Juta Orang

Penyebab komoditi makanan

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mengklaim penduduk miskin dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Provinsi Lampung tersisa satu juta orang per Maret 2022.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan, catatan itu menampakkan persentase penduduk miskin di provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai pada Maret 2022 berhasil turun menjadi 11,57 persen.

"Angka kemiskinan turun sebesar 4,61 ribu orang, dibandingkan dengan kondisi September 2021 yang sebesar 1,01 juta orang atau 11,67 persen," ujarnya, melalui keterangan tertulis, Sabtu (16/7/2022).

1. Penduduk miskin di kota dan pedesaan turun

BPS Klaim Penduduk Miskin di Lampung Tersisa 1 Juta OrangBPS Provinsi Lampung mencatatkan ekonomi provinsi setempat pada triwulan IV-2021 berhasil tumbuh sebesar 5,15 persen dibanding periode sama tahun 2020. (IDN Times/Istimewa)

Dalam catatan pendataan tersebut, Endang menjelaskan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan Provinsi Lampung pada Maret 2022 adalah sebesar 8,31 persen atau turun 0,19 poin, itu dibandingkan September 2021 sebesar 8,50 persen.

Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2022 sebesar 13,14 persen, atau mengalami penurunan 0,04 poin dibanding September 2021 sebesar 13,18 persen.

"Selama periode September 2021-Maret 2022, jumlah penduduk miskin di perkotaan turun sebanyak 1,7 ribu orang atau dari 236,48 ribu orang pada September 2021 menjadi 234,78 ribu orang pada Maret 2022. Perdesaan turun sebanyak 2,91 ribu orang, dari 770,54 ribu orang pada September 2021 menjadi 767,63 ribu orang pada Maret 2022," terang dia.

Baca Juga: Meski Masih Pandemik, Jumlah Penduduk Miskin Lampung Turun 76,9 Ribu

2. Komoditi makanan penyebab besar garis kemiskinan

BPS Klaim Penduduk Miskin di Lampung Tersisa 1 Juta OrangIDN Times/khaerul anwar

Lebih lanjut Endang menyampaikan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di Provinsi Lampung jauh lebih besar, bila dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Misalnya, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Maka dari itu, sumbangan garis kemiskinan makanan pada Maret 2022 tercatat sebesar 74,85 persen. Menurutnya, kondisi ini menurun dibandingkan dengan kondisi September 2021 yaitu, sebesar 75,29 persen.

"Kenaikan harga pada bahan makanan di tengah masyarakat, menjadi salah satu penyebab kenaikan garis kemiskinan yang terjadi di Provinsi Lampung," imbuhnya.

3. Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan menurun

BPS Klaim Penduduk Miskin di Lampung Tersisa 1 Juta Orangpixabay.com/loilamtan

Endang melanjutkan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Lampung, pedesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada kondisi Maret 2022, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk perkotaan sebesar 1.231. Sedangkan di perdesaan jauh lebih tinggi yaitu, mencapai 2,104.

Berbanding lurus dengan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan, catatan di perkotaan adalah sebesar 0,274, sedangkan di perdesaan lebih tinggi yaitu, mencapai 0,478.

"Untuk periode Maret 2021-Maret 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan pada daerah perkotaan dan pedesaan di Provinsi Lampung cenderung mengalami penurunan," kata Endang.

4. Tingkat ketimpangan rendah

BPS Klaim Penduduk Miskin di Lampung Tersisa 1 Juta OrangPexels.com/Guduru Ajay bhargav

Lalu bagaimana dengan Gini Rasio pada Maret 2022? Endang menyebut, Provinsi Lampung memperoleh angka sebesar 0,314. Catatan ini masih sama dengan kondisi September 2021.

"Kondisi tersebut juga menunjukkan, bahwa tingkat ketimpangan di Provinsi Lampung termasuk kategori ketimpangan terbilang rendah," tandas dia.

Baca Juga: Penduduk Miskin Lampung Turun, Wagub Nunik Soroti Pandemik COVID-19

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya