Bibit Siklon Tropis 92S, BMKG Ingatkan Nelayan Lampung Tak Melaut

Bandar Lampung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Panjang mengingatkan para nelayan Lampung agar tak melakukan aktivitas laut sementara waktu. Permintaan itu menyusul prakiraan gelombang tinggi di sekitar wilayah perairan Lampung.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Raden Eko Sarjono mengatakan, prakiraan cuaca tersebut akan adanya gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi di sejumlah wilayah Lampung. Terutama di perairan barat Lampung.
"Kemungkinan tinggi gelombang bisa mencapai 4 meter. Ini terjadi di Samudra Hindia sebelah Barat Lampung yang akan berlangsung dari 3 sampai 5 hari kedepan," ujar Eko, saat dikonfirmasi IDN Times, Kamis (2/12/2021).
1. Prakiraan ancaman bibit Siklon Tropis

Terkait penyebab, Eko menjelaskan prakiraan cuaca ekstrem tersebut terjadi akibat bibit Siklon Tropis 'Nyatoh' 92S terpantau di Samudera Hindia sebelah barat Lampung, yang mengalami pergerakan ke arah tenggara, sehingga melewati perairan Lampung dan Selat Sunda.
Siklon Tropis adalah sistem tekanan rendah non-frontal berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum. Itu setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah melingkari pusat.
"Dampaknya bibit Siklon ini membuat naiknya gelombang tinggi, angin kencang, terus hujan deras. Pada intinya, cuaca buruk di perairan barat Lampung hingga Selat Sunda bagian Selatan," terang Eko.
2. Masih ada fenomena La Nina

Cuaca ekstrem di wilayah perairan Lampung bukan hanya disebabkan oleh Siklon Tropis. Eko menjelaskan terhadap hadirnya dampak buruk fenomena La Nina hingga Februari 2021 mendatang.
"Jadi masyarakat harus tetap waspada, karena masih akan terjadi intensitas curah hujan tinggi pada Januari sampai Februari ke depan," ucap dia.
3. Imbau masyarakat khususnya nelayan lebih waspada

Menyikapi ancaman cuaca ekstrem tersebut, Eko pun mengimbau, agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dan terus mengikuti pembaruan prakiraan cuaca melalui informasi dibagikan BMKG.
Maka dari itu, pihaknya pun meminta KSOP dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dapat mengingatkan para nelayan untuk lebih berhati-hati dan menghindari resiko melaut.
"Ini tidak berlangsung lama 3 sampai 5 hari kedepan, kami berharap kerjasamanya untuk keselamatan kita bersama," tandas dia.