2 Tahun Nihil Kecelakaan Kapal Niaga dan Penumpang di Lampung

Merujuk data KSOP Kelas I Panjang

Bandar Lampung, IDN Times - Transportasi air di Provinsi Lampung tergolong merupakan salah satu sarana primadona dan masih menjadi andalan masyarakat. Itu lantaran secara geografis, Provinsi Lampung terletak di ujung kaki Pulau Sumatra.

Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, sebelah timur dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda dan sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) dan Bengkulu.

Selain itu, beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung sebagian besar terletak di Teluk Lampung, seperti Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebesi, Pulau Pahawang, Pulau Krakatau, dan lain-lain. Ada juga Pulau Tampak dan Pulau Pisang masuk ke wilayah barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Barat.

Lalu bagaimana keadaan dan kondisi terkini transportasi air di Provinsi Lampung saat ini? Berikut IDN Times rangkum ulasannya dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Panjang hingga pemilik kapal kecil di Lampung.

1. Pengawasan aktivitas kapal di Pelabuhan Panjang menerapkan sistem Inaportnet

2 Tahun Nihil Kecelakaan Kapal Niaga dan Penumpang di LampungKepala KSOP Kelas I Panjang, Hendri Ginting. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Dalam rangka pengawasan rutinitas hilir mudik kapal di Pelabuhan Panjang, Kepala KSOP Kelas 1 Panjang, Hendri Ginting mengatakan, pelabuhan setempat telah menerapkan sistem Inaportnet. Tujuannya, sebagai salah satu upaya peningkatan performa pelabuhan pada sisi infrastruktur.

Menurutnya, Inaportnet merupakan sistem informasi layanan secara elektronik berbasis internet terpusat dan mengkolaborasikan standar pelayanan operasional pelabuhan. Fungsinya, melayani kegiatan kapal dan barang di pelabuhan.

"Sistem ini memudahkan kapal-kapal, di sana terlaporkan detail jenis kapal, muatan, isi kru, pelabuhan tujuan, dan lain-lain. Dari situ nanti mereka mengajukan langsung ke pelabuhan masing-masing melalui sistem, setelah diaproved baru sandar atau lepas jangkar," terang Hendri.

Selain dengan sistem Inaportnet, pihaknya juga tetap akan memeriksa dokumen kapal. Sebab terdapat beberapa kewajiban perlu dipenuhi sebelum lepas jangkar dari Pelabuhan Panjang seperti uang rambu hingga uang labuh.

"Kami pastikan kewajiban setiap kapal berlabuh atau bersandar di Pelabuhan Panjang telah terpenuhi, baik untuk kapal asing maupun kapal domestik," sambungnya, Jumat (22/6/2022).

2. Pastikan keselamatan dan keamanan pelabuhan tetap terjaga

2 Tahun Nihil Kecelakaan Kapal Niaga dan Penumpang di LampungPelabuhan Panjang terpantau sepi aktivitas mudik di H+6 Lebaran 2022/1443 Hijriah. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Hendri mengatakan, petugas KSOP Kelas I Panjang juga rutin patroli pengamanan. Tujuannya, memastikan keselamatan, kenyamanan, hingga keamanan pelayaran di wilayah otoritas kesyahbandaran setempat tetap terjaga.

"Kami juga menerima laporan terkait gangguan-gangguan selama pelayaran seperti perampok dan lain-lain. Ini kami juga dibantu otoritas dari Direktorat Kenavigasian, untuk mencegah kecelakaan seperti kandas, menambrak pulau, hingga karam," kata dia.

Dalam penerapan pengawasan, Hendri menekankan, Pelabuhan Panjang mengaplikasikan standar Internasional Maritim Organitation, hingga keselamatan keamanan pelayaran wajib dilaksanakan dari semua sisi. "Kalau pengawasan tidak sesuai, kapal asing tidak berani masuk pelabuhan kita," lanjutnya.

Baca Juga: Nasib Seni Teater di Lampung, Seniman Senior: Rusak Parah

3. Ada 7.002 kapal tiga tahun terakhir, angka kecelakaan kapal niaga dan penumpang nihil

2 Tahun Nihil Kecelakaan Kapal Niaga dan Penumpang di LampungKepala KSOP Kelas I Panjang, Hendri Ginting. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Berdasarkan pendataan KSOP Kelas I Panjang, Hendri menjelaskan, aktivitas hilir-mudik kapal di Pelabuhan Panjang selama tiga tahun terakhir total sebanyak 7.002 unit kapal.

Rinciannya, 2019 sebanyak 2.540 kapal, 536 kapal asing dan 2.004 kapal domestik; 2020 sebanyak 2.129 kapal, 476 kapal asing dan 1.653 kapal domestik, 2021 sebanyak 2.333 kapal, 489 kapal asing dan 1.844 kapal domestik.

"Jumlah kapal keluar-masuk memang ada penurunan pada pandemik, tapi makin ke sini sudah mulai membaik karena memang logistik dan pergerakan orang sudah makin bagus," katanya.

Sementara untuk data kecelakaan kapal, khususnya kapal niaga maupun penumpang, Hendri memastikan di wilayah perairan otoritas setempat dalam kurun waktu dua tahun terakhir tidak ada alias nihil.

"Untuk kapal niaga dan penumpang tidak ada, mungkin kecelakaan beberapa kali kita dengar dialami kapal ikan yang saat ini aturan pengawasan di otoritas perikanan. Ini kemungkinan disebabkan kapal umum nelayan dikarenakan kurang kelengkapan teknologi dan sebagainya," sambung dia.

4. Transportasi air menuju destinasi kepulauan di Kabupaten Pesawaran mulai bergeliat

2 Tahun Nihil Kecelakaan Kapal Niaga dan Penumpang di Lampunginternet

Seorang pemilik kapal transportasi pariwisata Kabupaten Pesawaran, Sahat mengatakan geliat transportasi air menghubungkan destinasi wisata antar pulau di kabupaten setempat sudah berangsur mulai membaik, pasca dua tahun lebih dirundung pandemik COVID-19.

Khususnya perjalanan menuju pulau-pulau hits di Kabupaten Pesawaran, seperti Pulau Pahwang, Pulau Tegal Mas, dan Pulau Tanjung Putus. Wisatawan tersebut mayoritas banyak datang dari luar daerah meliputi Sumatera Selatan, Jambi, hingga Jakarta.

"Kapal-kapal penumpang wisata seperti kami ini banyak penumpang hari-hari akhir pekan, dibanding hari kerja. Untuk omzet relatif, sebab kita juga kan selain menyediakan kapal ada juga jasa wisata lain seperti snorkeling," katanya.

5. Harapkan pemerintah bisa memperbaiki akses jalan menuju pelabuhan penyeberangan

2 Tahun Nihil Kecelakaan Kapal Niaga dan Penumpang di LampungIlustrasi jalan rusak (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Sebagai pengusaha transportasi air, Sahat tak menampik saat ini sudah banyak penyedia kapal-kapal penyeberangan berlayar mengeksplor kepulauan di wilayah setempat. Mengingat, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pesawaran cukup menjanjikan.

Namun sayangnya, hal tersebut tak diiringi dengan perbaikan akses jalan raya menuju pelabuhan-pelabuhan kapal penumpang sandar. Maka dari itu, ia pun berharap pemerintah daerah hingga pemerintah kabupaten dapat lebih memperhatikan dan memperbaiki akses jalan.

"Keluhan jalan ini langsung dari pengunjung, karena memang jalannya masih jelek dan minim penerangan," tandas dia.

Baca Juga: Cerita Pedagang Thrift Lampung Banyak Suka Duka, Omzet Tak Menentu

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya