Sejarah Pringsewu, Kabupaten Terkecil di Lampung tapi Padat Penduduk

Masih asri dan nyaman ditinggali

Bandar Lampung, IDN Times - Pringsewu menjadi salah satu kabupaten cukup dekat dengan ibu kota Provinsi Lampung yakni Bandar Lampung. Jaraknya sekitar 38 km. Daerah satu ini memiliki nama dari tumbuhan dan angka dalam bahasa Jawa. Yaitu pring berarti bambu dan sewu adalah seribu. Nama tersebut bukan tanpa alasan lho diusung, tapi berkaitan dengan awal mula pembukaan desa di Pringsewu. 

Nah penasaran kan seperti apa sejarah kabupaten terkecil tapi terpadat di Provinsi Lampung ini? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Asal mula nama Pringsewu

Sejarah Pringsewu, Kabupaten Terkecil di Lampung tapi Padat PendudukInstagram.com/potret.pringsewu

Sejarah Pringsewu diawali berdirinya sebuah perkampungan disebut tiyuh bernama Margakaya pada tahun 1738. Saat itu masih dihuni masyarakat asli Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu. Saat ini jaraknya 4 km dari pusat kota Pringsewu ke arah selatan.

Kemudian 187 tahun berikutnya, tepatnya pada 9 November 1925, berdiri Desa Pringsewu, yang sebelumnya didahului dengan adanya sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa.

Namun sebagian berasal dari para kolonis Desa Bagelen, Gedongtataan, melalui program kolonisasi oleh pemerintah Hindia Belanda, yang membuka areal permukiman baru.

Pembukaan hutan tersebut yang menjadi asal mula nama Pringsewu. Karena hutan tersebut ditumbuhi bambu yang cukup lebat. Hingga masyarakat memberi nama desa yang baru dibuka itu Pringsewu.

Baca Juga: Pringsewu Kini Zona Merah COVID-19 Lampung, Hari Ini 2 Warga Meninggal

2. Perjalanan pembentukan pemerintahan

Sejarah Pringsewu, Kabupaten Terkecil di Lampung tapi Padat PendudukPotret Pringsewu dari udara (Instagram.com/potret.pringsewu)

Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964. Sebelumnya Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga berkedudukan di Pringsewu.

Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Dati II Tanggamus berdasarkan Undang-undang No 2 Tahun 1997.

Hingga terbentuk sebagai daerah otonom yang mandiri bernama Kabupaten Pringsewu, melalui Undang-undang No.48 tahun 2008, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri H Mardiyanto pada 3 April 2009 di Gedung Sasana Bhakti Praja Departemen Dalam Negeri di Jakarta, sekaligus pelantikan Penjabat Bupati Pringsewu pertama Masdulhaq.

3. Mayoritas masyarakat suku Jawa

Sejarah Pringsewu, Kabupaten Terkecil di Lampung tapi Padat PendudukBentang sawah di Pringsewu (Instagram.com/potret.pringsewu)

Kabupaten Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan.

Sementara masyarakat asli Lampung di Pringsewu terdiri dari masyarakat beradat Pepadun (Pubian) serta masyarakat beradat Saibatin (Pesisir).

Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini merupakan kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung. Luas wilayahnya adalah 625 km2. Sedangkan pendudukanya 475.353 jiwa, terdiri dari 126 pekon (desa) dan 5 kelurahan, yang tersebar di 9 kecamatan.

4. Daerah nyaman ditinggali

Sejarah Pringsewu, Kabupaten Terkecil di Lampung tapi Padat PendudukInstagram.com/Corneliusgalang_

Meski sebagai kabupaten terkecil dan terpadat di Lampung namun kabupaten satu ini berkembang cukup pesat mulai dari pendidikan, wisata, dan kuliner. Hal itu tentu mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakatnya. 

Bahkan kabupaten ini disebut sebagai daerah yang nyaman ditinggali karena udaranya masih sejuk dan bentang alam sawah serta gunung yang indah.

Baca Juga: Viral Video Warga Pringsewu Tolak Pakai Masker, Tak Percaya Corona

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya