Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! 

Donor plasma konvalesen harus anjuran dari dokter

Bandar Lampung, IDN Times - Donor plasma konvalesen menjadi upaya alternatif bagi dunia medis untuk memberikan darah pendonor yang pernah terpapar virus. Fungsinya agar pasien yang masih terjangkit virus bisa mendapat antibodi dari penyintas.

Terapi tersebut hingga hari ini masih terus digunakan secara gencar, bahkan pihak keluarga kewalahan mencari pendonor plasma konvalesen.

Namun kasiat dari donor plasma konvalesen sendiri ternyata masih diragukan. Sejumlah ahli mengatakan itu tidak ada manfaatnya.

Berikut IDN Times rangkum selengkapnya.

1. Plasma konvalesen belum tentu menyembuhkan

Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! Perawat menunjukan plasma konvalesen milik pasien sembuh COVID-19 di Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI Jakarta, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

Menurut Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung, dr Aditya M Biomed, masyarakat terlalu berharap lebih dengan  donor plasma konvalesen. Padahal terapi tersebut sama dengan obat lainnya yang belum pasti menyembuhkan.

"Itu kan memang sudah dianjurkan Kemenkes dan WHO tapi masih kontroversi karena semuanya masih on going riset," kata dr Aditya.

2. Donor plasma konvalesen harus anjuran dokter

Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! Ilustrasi Rapid Test Tim IDN Times (IDN Times/Herka Yanis)

Dr Aditya mengatakan sangat banyak keluarga pasien yang membutuhkan donor plasma konvalesen tersebut. Bahkan pihak keluarga sudah langsung meminta donor plasma padahal dokter belum merekomendasikannya.

"Yang nentuin itu dokter yang merawat. Kadang saya kaget, dokter yang merawat belum minta plasma konvalesen tapi keluarga udah minta, kan gak bener itu," ujarnya.

Baca Juga: [BREAKING] Baru 7 Hari Zona Oranye, Bandar Lampung Zona Merah Lagi

3. Permintaan membludak stok tidak ada

Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! Ilustrasi donor plasma konvalesen (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sejak awal 2021 dr Adit mengatakan baru menyalurkan 85 kantong plasma konvalesen di rumah sakit Lampung. Padahal permintaan cukup banyak namun beberapa pendonor tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan. Hingga saat ini pihak PMI Lampung juga tidak memiliki stok plasma konvalesen. 

"Beberapa kali saya di telepon supaya donor plasma konvalesen dilakukan di rumah karena RS penuh. Itu gak boleh, saya gak mau itu kan melawan hukum. Itu harus pengawasan dokter dan dokternya yang minta," tegasnya.

Terkait tingkat keberhasilan plasma konvalsen, dr Adit mengaku belum mengetahui, sebab itu bagian spesialis penyakit dalam.

4. Pemberian plasma konvalesen harus dihentikan

Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! Ilustrasi donor darah (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Sementara itu dokter THT-KL sekaligus relawan COVID-19, dr.Muslim Kasim mengatakan pemberian plasma konvalesen pada pasien COVID-19 harus dihentikan karena tidak efektif mengobati COVID-19.

Melalui akun instagramnya @dr.kasimmuslim, dokter bertugas di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung itu membagikan hasil riset bukti ilmiah terakhir yang merupakan meta analisis.

Yaitu suatu kumpulan penelitian-penelitian melihat efektivitas suatu terapi yang telah dipublikasi JAMA, The Journal of American Medical Association.

5. Tidak ada temuan signifikan secara statistik

Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! Ilustrasi Riset (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam jurnal tersebut menyebutkan telah dilakukan empat uji klinis acak dari 1.060 pasien dengan COVID-19 yang diobati dengan plasma konvalesen. Rasio risiko kematian adalah 0,93 persen dan setelah penambahan 6 uji klinis acak yang tidak dipublikasikan dari 10722 pasien, rasio risiko untuk kematian adalah 1,02 persen.

"Tidak ada temuan yang signifikan secara statistik. Tidak ada hubungan signifikan dengan manfaat yang ditunjukkan untuk lama rawat inap, penggunaan ventilasi mekanis, perbaikan klinis, atau perburukan klinis," kata dr.Muslim Kasim saat dikonfirmasi IDN Times Rabu (21/7/2021).

6. Hasil uji klinis plasma konvalesen tidak mengurangi kematian akibat COVID-19

Panik Mencari Plasma Konvalesen? Hasil Riset Tak Ada Khasiatnya! Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Menurutnya, uji coba platform Randomized Evaluation of COVID-19 Therapy (RECOVERY) sejauh ini merupakan uji klinis terbesar pada pengobatan COVID-19, dan telah memberikan bukti penting untuk beberapa pengobatan.

"Sehingga hasil yang dilaporkan berdasarkan data dari 10406 ​​pasien menunjukkan tidak ada manfaat dari plasma konvalesen untuk mengurangi sakit berat atau kematian akibat COVID-19," pungkasnya.

Baca Juga: Permintaan Donor Plasma Konvalesen di Lampung Tinggi, tapi Stok Minim

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya