Pakar Bilang Kondisi Daerah Aliran Sungai di Lampung Kritis

Dari 285 DAS baru 7 yang dipulihkan kondisinya

Bandar Lampung, IDN Times - Masyarakat Lampung sangat bergantung dari aliran sungai yang ada di beberapa daerah untuk memenuhi kebutuhan air. Aliran sungai erat kaitannya kondisi dari hulu sampai hilir yang bermuara ke wilayah pesisir dan laut. 

Namun, kondisi hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) di provinsi setempat mulai kritis. Imbas kondisi itu timbul kejadian banjir bandang, luapan air sungai, longsor bahkan kekeringan. Berikut kondisi hulu air sungai di Provinsi Lampung saat ini.

1. Lokasi aliran sungai yang ada di Lampung

Pakar Bilang Kondisi Daerah Aliran Sungai di Lampung KritisWay Tulang Bawang (web/wasito)

Provinsi Lampung memiliki sebanyak 285 DAS. Dari total tersebut 278 dipertahankan dan 7 DAS baru dipulihkan. Seperti DAS Tulang Bawang, DAS Mesuji, DAS Sekampung, DAS Seputih, DAS Sekampung , DAS Semaka dan DAS Ambar  Kambas.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yayan Ruchyansyah, menyampaikan, DAS adalah daratan yang menjadi satu kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau dan laut secara alami.

Baca Juga: Miris! Masyarakat di Lampung Masih Buang Tinja ke Sungai

2. DAS di Lampung kondisinya kritis

Pakar Bilang Kondisi Daerah Aliran Sungai di Lampung KritisSungai Mesuji (Web/jelajah nusae)

Ketua Forum DAS Lampung sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian Unila, Irawan Sukri Banuwa, mengatakan, semua DAS yang ada di Provinsi Lampung dalam keadaan kritis. Untuk itu, perlu perhatian semua pihak untuk melakukan pemulihan sesuai dengan peran masing-masing. 

“Sosialisasi terkait DAS harus terus dilakukan terutama kepada masyarakat,dan agar Pengelolaan DAS di Provinsi Lampung dapat Berkelanjutan, maka pengelolaan DAS harus dapat menjamin kelestarian sumber daya alam, dapat memenuhi kebutuhan ekonomi secara layak, dan secara sosial dapat diterima,” jelasnya.

3. Ketersedian air di Lampung bergantung pada DAS

Pakar Bilang Kondisi Daerah Aliran Sungai di Lampung KritisKondisi sungai di Kota Bandar Lampung yang mulai menyusut dan berwarna keruh (IDN Times/Silviana)

Di tengah kritisnya kondisi sungai yang ada di Lampung saat ini, Mashabi Direktur Lembaga Advokasi Lingkungan Mitra Bentala, mengatakan ketersediaan air sepanjang tahun sangat bergantung pada DAS.  Menurutnya, kejadian banjir bandang, tanah longsor, dan kekeringan menandakan kondisi bagian hulu DAS sudah kritis.

Mashabi memaparkan, masalah DAS tak bisa dilepaskan dari masalah yang terjadi dari hulu sampai ke hilir yang bermuara di wilayah pesisir laut. “Ketika air yang dialirkan dari hulu terjadi pencemaran dan bermuara ke pesisir maka akan berdampak pada ekosistem pesisir,” terangnya.

4. Mencuci kedelai di sungai keruh

Pakar Bilang Kondisi Daerah Aliran Sungai di Lampung KritisSalah satu warga di kali belau sedang mencuci ikan yang akan di masak (IDN Times/Silviana)

Pantauan IDN Times, pembuat tempe yang berada di bantaran Kali Belau di Bandar Lampung kerap mencuci kedelai di sungai yang sudah keruh dan bercampur dengan sampah. Menurut Adi, salah satu pekerja pembuat tempe, kondisi sungai itu saat ini dengan dahulu sudah sangat jauh berbeda. 

"Semenjak banyak manusianya ini lah jadi sampahnya nambah. Ya semenjak ada pam ada air minum, terus orangnya makin banyak juga jadi menyusut airnya. Dulu sungainya lebar nggak sempit kaya gini," ujarnya. 

Tak hanya untuk mencuci kedelai, Kali Belau juga digunakan sebagai tempat mandi, mencuci pakaian, hingga mencuci ikan yang akan di masak. Menurut Iis salah satu warga yang tinggal di bantaran Kali Belau, untuk keperluan mandi dia harus membeli air pam seharga Rp6 ribu per satu pasang drigen.

"Sehari belinya empat jeriken, buat mandi aja ngirit-ngirit. Ya gimana lagi orang beli semua," jelasnya.

Baca Juga: Gak Nyangka, Warga Bandar Lampung Masih Ada BAB di Sungai 

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya