Mengenal Begawi Lampung, Acara Adat Tiga Malam Jelang Menikah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times -Setiap daerah tentu memiliki adat dan budaya peninggalan leluhur yang menjadi kebanggaan. Begitu juga di Provinsi Lampung memiliki dua suku adat, yakni Pepadun dan Sai Batin tentunya memiliki beragam adat istiadat.
Pada masyarakat suku Pepadun ada salah satu adat cukup unik menjelang pernikahan, yaitu Begawi.
Nah berikut ini IDN Times rangkum apa sih Begawi itu dan seperti apa proses persiapannya.
1. Begawi tidak harus mewah lho
Menurut Ketua Badan Perwatin Lampung Pepadun Kotabumi Tigo Kandung, Kabupaten Lampung Utara, Ahmad Akuan Abung, Begawi artinya bekerja. Sehingga setiap orang Lampung yang melakukan urusan adat disebut Begawi.
Pandangan masyarakat awam Begawi memang sangat mewah dan membutuhkan biaya banyak, tapi ternyata Begawi ada jenis-jenisnya lho. Jadi tidak semua acara Begawi menggunakan adat cangget atau pesta adat yang mewah.
"Ada Begawi biasa yaitu tidak pakai cangget, ada gawai khuguk yaitu memasukkan gadis dulu supaya bisa bebas ke tempat mertuanya. Dan yang paling besar gawi pepus itu paling besar jadi menggunakan cangget," terang tokoh adat bergelar Nadikiyang Pun Minak Yang Abung ini.
Ahmad menambahkan, orang yang mengadakan Begawi belum tentu menggunakan cangget namun cangget merupakan rangkaian Begawi.
2. Persiapan acara Begawi
Ahmad menjelaskan, syarat melaksanakan Begawi pertama pemandai yaitu memberitahu kepada seluruh keluarga besar. Pesan yang disampaikan saat pemandai intinya memberi tahu bahwa akan melaksanakan Begawi serta menanyakan apakah pihak keluarga ada yang ingin membantu.
Setelah seluruh keluarga tahu, dibentuklah penemah gawi yaitu panitia yang terdiri dari penyimbang-penyimbang.
"Penyimbang tersebut akan memutuskan apa saja yang akan dikerjakan oleh yang punya gawi tadi. Setelah itu baru memberi tahu warga kampung terkait jadwal pelaksanaan Begawi," terangnya.
Baca Juga: 9 Makanan Khas Lampung yang Memiliki Cita Rasa Unik, Wajib Coba!
3. Acara gawi sudah disingkat jadi satu malam
Ahmad Akun menjelaskan, dahulu acara gawi yang menggunakan cangget digelar selama tiga malam. Pada malam pertama cangget muli mekhanai atau bujang gadis, malam ke dua cangget begawo mudo yaitu orang yang sudah berkeluarga tapi belum memiliki gelar dan terakhir baru cangget baru sai tuho atau orang tua seperti penyimbang.
Namun seiring berjalannya waktu dan kesibukan manusia semakin banyak maka oleh penyimbang disingkat menjadi satu malam.
"Intinya cangget itu bersenang-senang, menari dengan yang seumuran atau sepadan. Penyimbang dengan penyimbang atau perwatin dan lain-lain," ujarnya.
4. Begawi bukan acara wajib
Selain itu yang perlu diingat menurut Ahmad adalah, Begawi bukan sebuah keharusan. Artinya jika masyarakat Lampung belum mampu pun tidak dipaksakan. Namun menurutnya, masyarakat adat yang merasa memiliki budaya akan mengusahakan semaksimal mungkin.
"Misal sekarang belum mampu, nanti pas udah mampu dia pasti Begawi. Karena jarang sekali orang selesai Begawi terus hidupnya langsung susah. Justru selesai Begawi malah meningkat baik derajat sosialnya bahkan rezekinya," ungkapnya.
Menurutnya, Begawi merupakan peninggalan leluhur yang sebaiknya dilestarikan. Melalui adat Begawi kita akan mengenal sanak saudara lebih luas lagi dan tentunya melestarikan budaya.
5. Generasi muda harus lestarikan budaya
Ahmad Akuan berpesan generasi muda harus mempertahankan adat dan budaya. Kalau tidak lama-lama budaya akan hilang dan tidak ada lagi yang bisa dibanggakan.
"Budaya harus kita tanamkan dalam hati. Jadi Begawi ini menyatukan masyarakat supaya jangan pecah belah," ujarnya.
Menurutnya, jika seseorang mengaku dirinya Lampung tapi tidak pernah memikirkan dan melestarikan budaya patut ragukan kelampungannya.
"Karena orang Lampung harus menjungjung tinggi budaya Lampung itu," jelas Ahmad.
Baca Juga: Ini 5 Tradisi Unik Masyarakat Lampung Menjelang Pernikahan