Lampung Literature, Wadah Bagi Penulis Terbitkan Karya dan Literasi

Menerima siapa saja yang ingin menerbitkan buku

Bandar Lampung, IDN Times - Melihat minimnya ruang kreativitas bidang literasi, menulis dan buku, sekelompok pegiat literasi di Lampung berinisiatif untuk membuat komunitas bernama Lampung Literature.

Itu merupakan komunitas literasi independen dan juga penerbit indie. Komunitas ini menerima penulis-penulis yang ingin menerbitkan dan mempublikasikan tulisannya.

Kategori buku yang diterbitkan antara lain, karya fiksi dan non fiksi, filsafat, agama, karya terjemahan dlan sebagainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas bacaan.

"Lampung Literature berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi dan intelektualitas di Lampung. Kami berharap keberadaan Lampung Literature dapat menjadi salah satu wadah sekaligus mesin pengggerak literasi di Lampung," ujar Koordinator Lampung Literature, Devin Nodestyo.

Baca Juga: Mengenal Gajahlah Kebersihan, Komunitas Peduli Lingkungan Lampung

1. Bila merujuk jumlah penduduk minat baca di Lampung termasuk rendah

Lampung Literature, Wadah Bagi Penulis Terbitkan Karya dan Literasigoogle

Devin mengatakan, bila merujuk jumlah penduduk minat baca di Lampung termasuk rendah. Hal itu terlihat dari sekitar 7 tahun Devin mengikuti pergerakan literasi di Lampung

"Ada tetapi tidak banyak, sangat minimal. Hal itu bisa dilihat dari kurangnya daya beli masyarakat pada buku dan juga tingkat keramaian pada perpustakaan dan acara atau diskusi tentang buku," terangnya, Selasa (2/3/2021).

Devin menambahkan, selain itu yang paling utama adalah minat masyarakat Lampung yang memang bukan ke arah membaca. Hal itu dapat dilihat dari beragamnya dan banyakanya komunitas hobi bermunculan, dari olahraga hingga burung.

"Namun komunitas baca dan menulis masih kurang. Ada namun belum semeriah dan bergairah seperti komunitas yang lain," bebernya.

2. Masyarakat hanya mencari bacaan untuk kepentingan sekolah

Lampung Literature, Wadah Bagi Penulis Terbitkan Karya dan LiterasiIlustrasi Toko Buku (Book Store) (IDN Times/Anata)

Menurut Devin, mayoritas masyarakat Lampung mencari buku untuk bahan bacaan adalah pelajar dan mahasiswa. Itu pun karena untuk kepentingan sekolah dan kuliah, bukan semata-mata untuk membaca.

"Kami memang tidak mencatat secara rigit perkembangannya karena ya memang bukan tugas kami," tuturnya.

Jika dilihat dari daerah, Devin mewajarkan untuk daerah terpencil yang mungkin sulit mendapat akses buku bacaan. Namun di zaman serba online ini menurutnya kesulitan itu bisa diminimalisir.

" Ada banyak sekali toko buku online, mau buku seperti apa pasti ada. Apa lagi di perkotaan terdapat beberapa toko buku besar," terangnya.

3. Terbitkan buku dan mendapat penghargaan nasional

Lampung Literature, Wadah Bagi Penulis Terbitkan Karya dan LiterasiKegiatan bazar buku yang diadakan Lampung literature (IDN Times/Istimewa)

Menyikapi kondisi tersebut, Lampung Literature pernah menggelar beberapa kegiatan. Misalnya, launching dan diskusi buku, Brewpuisi, kelas menulis dan sekarang sedang berlangsung Podcast dengan beberapa narasumber.

Selain itu ada beberapa buku puisi yang diterbitkan Lampung Literature mendapatkan beberapa penghargaan Nasional. Di antaranya, Suluh kumpulan puisi karya Fitriyani, puisi berbahasa Lampung yang mendapat penghargaan Ranchage 2010.

Ada juga Perawi Rempah kumpulan puisi karya Ahmad Yulden Erwin. Nominasi 5 Besar penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2019.

Kemudian, Rekaman Terakhir Beckett kumpulan puisi Ari Pahala Hutabarat. Nominasi 5 besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 dan Empedu Tanah kumpulan puisi Inggit Putria Marga. Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020 kategori puisi.

Baca Juga: Goest Inc, Komunitas Sepeda Perkenalkan Brand Lokal Lampung 

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya