Kisah Haryadi Bikin Robot dari Stik Es Krim, Ada Dijual Rp15 Juta 

Pembuatan cukup rumit dan memakan waktu lama

Bandar Lampung, IDN Times - Siapa yang tak mengenal tokoh robot Transformer, Gundam Stell atau Terminator? Karakter tersebut tentunya tak asing lagi dalam dunia perfilman. Biasanya kita melihat mereka mengenakan pakaian besi dan atribut lengkap lainnya.

Kali ini kamu bakal melihat sosok mereka dengan balutan yang berbeda. Seorang perajin perak dari Lampung membuat karakter tersebut menggunakan stik kayu yang biasa digunakan untuk gagang es krim.

Penasaran seperti apa hasil kerajinannya? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Sempat diragukan temannya

Kisah Haryadi Bikin Robot dari Stik Es Krim, Ada Dijual Rp15 Juta Haryadi Chou pembuat robot dari stik es krim asal Lampung (IDN Times/Istimewa)

Adalah Haryadi Chou, warga Telukbetung Utara Bandar Lampung berinisiatif membuat karakter robot dari stik es krim. Pada 2015, pria akrab disapa Edi membuat beragam kerajinan seperti sepeda atau becak dari limbah korek gas.

Namun, kerajinan tersebut menurutnya sudah banyak yang membuat. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti selama dua tahun.

Kemudian tahun 2017, Edi kembali menuangkan kreativitasnya dengan bahan dan bentuk yang berbeda yaitu membuat robot dari stik es krim. Temannya sempat meragukan namun Edi yakin bisa dan berani bertaruh dengan uang senilai Rp100 ribu.

"Terus saya coba bikin, waktunya emang lama si soalnya saya mikir gimana caranya kaki, tangan itu bisa ditekuk jadi ada gerakan gak kaya patung doang. Akhirnya jadi, dapetlah taruhan itu," jelasnya kepada IDN Times Sabtu (13/3/2021).

2. Pengerjaan cukup sulit dan butuh waktu lama

Kisah Haryadi Bikin Robot dari Stik Es Krim, Ada Dijual Rp15 Juta Foto/Haryadi Chou

Edi tak menampik, proses pembuatan menggunakan stik es krim ini cukup sulit dan butuh waktu lama. Apalagi dia membuatnya hanya malam hari saja. Siangnya Edi harus melakukan pekerjaan utamanya sebagai perajin perak.

Dalam waktu dua minggu Edi biasa menghasilkan satu robot ukuran 15 centimeter (Cm). Saat ini dia sudah membuat sekitar 30 robot ukuran 15, 20 dan 30 Cm. Tapi ada juga lho satu robot ukuran paling besar yaitu 150 Cm. Waktu pembuatannya sekitar 9 bulan.

"Karena saya kan pake alat manual kaya gergaji, karter gitu jadi agak lama. Apalagi kalau bentuknya rumit dan detail," beber ayah satu anak ini.

Baca Juga: Cerita Warga Lampung Tengah Kembangkan Teknologi Biogas

3. Belum berani menerima pesanan

Kisah Haryadi Bikin Robot dari Stik Es Krim, Ada Dijual Rp15 Juta Foto/Haryadi chou

Edi menyatakan, sampai saat ini belum berani menerima pesanan. Ia hanya membuat sesuai inisiatif dan menyesuaikan waktu luangnya.

Menurutnya jika ingin memesan bisa langsung membeli robot yang sudah selesai ia bikin. Itu karena Edi tidak bisa membuat dalam waktu yang ditentukan pembeli.

"Kalau orang pesen kan pasti buru-buru nah saya gak bisa itu takut gak sesuai. Kecuali kalau mau nunggu sejadinya ya bisa aja kalau mau pesen," paparnya.

4. Harga sesuai tingkat kesulitan membuat robot

Kisah Haryadi Bikin Robot dari Stik Es Krim, Ada Dijual Rp15 Juta Instagram/Haryadi_Chou

Meski belum menjadi pekerjaan prioritas, Edi juga sudah memasarkan kreativitasnya di media sosial maupun membuka lapak secara langsung. Menurutnya jika ada waktu senggang dan tidak lelah, Edi biasa membuka lapak di depan Chandra Superstore Teluk Betung. 

Selain itu dia memasarkan via Instagram dan Facebook dengan nama akun Haryadi Chou. Harga yang dibanderol mulai Rp150 sampai Rp200 ribu.

Ia menyatakan, harga bergantung tingkat kesulitan membuatnya. Sedangkan untuk ukuran paling besar itu dibanderol seharga Rp15 juta.

5. Tak gunakan stik bekas

Kisah Haryadi Bikin Robot dari Stik Es Krim, Ada Dijual Rp15 Juta Foto/Haryadi_Chou

Selain robot, Edi juga membuat mobil truk dari stik es krim. Itu justru paling banyak diminati. Karena harganya lebih terjangkau dan simple. Cara membuatnya pun lebih mudah.

Dalam satu minggu Edi bisa menghasilkan tiga mobil truk. Harganya dibanderol Rp30 ribu per mobil.

Untuk bahan stik es krim saat ini Edi memilih untuk beli karena cukup sulit mendapat stik es krim bekas. Apalagi di tengah pandemik ini menurutnya cukup berbahaya.

"Sekarang ini kita gak bisa cari bekas lagi jadi kita beli satu bal itu Rp20 ribu. Jumlahnya sekitar 560 stik. Kalau satu robot 20 cm bisa ngabisin 30 batang atau bisa lebih tergantung rumitnya," jelasnya.

Edi berharap ke depan usahanya semakin berkembang, banyak peminatnya dan bisa menjadi penghasilan utama.

Baca Juga: Cerita Pejuang Talasemia Lampung dan Penanganan Medisnya

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya