Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Aktivis tak Puas Pemaparan Paslon Wali Kota Tangani Lingkungan Hidup

IDN Times/Istimewa

Bandar Lampung, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Lampung memaparkan sejumlah kondisi terkini lingkungan hidup Kota Bandar Lampung. Pemaparan itu disampaikan bertajuk “Masa Depan Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung yang Berkelanjutan” di Woodstair Cafe, Kamis (5/11/2020).

Pemaparan Walhi menunjukkan, hampir seluruh bukit di Bandar Lampung sudah rusak akibat pembangunan tempat wisata dan permukiman. Selain itu, kawasan pesisir Kota Bandar Lampung sudah dipenuhi dengan sampah bahkan laut Lampung juga sudah terkontaminasi dengan limbah industri dan limbah rumah tangga. Imbasnya, tangkapan nelayan berkurang.

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri, menyampaikan, Pilkada 2020 menjadi momentum pihaknya dan pegiat lingkungan ingin membedah visi-misi para pasangan calon wali kota dan wakil wali kota menangani permasalahan lingkungan di Kota Bandar Lampung yang dinilai dalam kondisi darurat.

1. Anggaran lingkungan jangan berada diurutan 98 dari 100

IDN Times/Silviana

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri, menyatakan, selama tiga jam diskusi berlangsung, para pegiat lingkungan merasa tidak puas terkait pemaparan paslon wali kota dan wakil wali kota Bandar Lampung.

Alasannya, pemaparan dan jawaban ketiga calon belum efektif dan belum menyentuh persoalan secara komprehensif terkait efektifitas penyelesaiannya. Masih banyak yang menggunakan klausa-klausa  yang cukup normatif dalam menjawab pertanyaan.

Bahkan, terkait anggaran untuk membenahi keadaan lingkungan yang sudah darurat ini ketiga calon tak ada yang memberikan perkiraan alokasi anggaran. Terkait anggaran, menurutnya selama ini isu lingkungan hidup masih dianggap sebelah mata. Hanya dianggap isu pelengkap atau pendamping saja. Bukan sebagai isu utama. Sehingga anggaran lingkungan hidup sejauh ini masih sangat minim.

 “Tadi kita lihat masing-masing calon tidak ada yang bisa menjawab secara pasti berapa persentase yang akan dianggarkan dalam rangka penyelesaian masalah lingkungan hidup. Ya ke depan kita berharap harus ada anggaran yang sangat konkret dan jelas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan hidup. Jangan lagi anggaran untuk menyelesaikan persoalan lingkungan hidup itu berada di urutan ke 98 dari 100,” terang Irfan.

Ia berharap, siapa pun paslon yang terpilih nantinya, mereka harus tetap memiliki komitmen yang lebih baik dari segi pengawasan maupun segi anggaran dalam melaksanakan kerja-kerja dan menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan hidup yang ada di Kota Bandar Lampung.

2. Sulitnya mengakses anggaran lingkungan hidup

IDN Times/Silviana

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, pihaknya cukup sulit mengakses rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sektor lingkungan hidup. Padahal APBD merupakan dokumen publik yang terbuka seharusnya mudah saja untuk mengetahuinya.

Merujuk hal itu, ke depan Walhi akan selalu memonitoring seberapa besar politik anggaran untuk isu lingkungan hidup ini. “Mereka menjabat bukan cuma 2021 sampai dengan 2025 jadi ketika alasan APBD sudah ditetapkan kan masih ada APBD Perubahan dan ada APBD  tahun berikutnya (alokasi anggaran lingkungan hidup) seolah dikesampingkan,” jelas Irfan.

3. Calon wali kota terpilih jangan sampai alergi kritik

IDN Times/Silviana

Kota Bandar Lampung beberapa tahun lalu pernah menyandang predikat kota terkotor di Indonesia. Kondisi itu seharusnya menjadi intropeksi bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan. Bukan malah menjadi pemerintah yang antikritik. Hal tersebut dilontarkan Direktur YKWS Febri Ekawati saat mengikuti diskusi publik tersebut.

Menurutnya, siapa pun calon yang terpilih nanti jangan sampai menjadi pemimpin yang alergi dengan kritik. Dia juga merasa apa yang disampaikan para paslon terkait penanganan lingkungan hidup masih belum kuat. Mengingat, para calon ini tentu memiliki kesepakatan dengan partai atau legislatif lain yang belum tentu memiliki pandangan yang sama.

“Okelah kita bisa menerima pertanyaan-pertanyaan yang sudah dilontarkan kawan-kawan, mereka tanggapi dengan baik. Namun kita tidak bisa puas begitu saja karena yang namanya kepemimpinan kepala daerah ada kesepakatan politik dengan legislatif yang lain nah apakah itu bisa terbangun dengan baik komunikasinya atau tidak,” ujarnya.

4. Visi misi calon, dari persediaan RTH hingga festival laut

IDN Times/Silviana

Selama pemaparan visi-misi, ketiga kandidat saling bersaing memberikan visi-misi yang bagus untuk memperbaiki kondisi lingkungan hidup di Kota Bandar Lampung. Rycko Menoza, pasangan nomor urut satu ini mengaku tak hanya ingin mengumbar janji tapi dia lebih suka merealisasikan.

Menurutnya dia akan memberikan edukasi kepada masyarakat supaya sadar akan kebersihan lingkungan. Dalam menangani permasalahan lingkungan ini terutama sampah dan sanitasi harus mendekati orang-orang yang dekat dengan masyrakat. Seperti RT, ibu PKK hingga kepala desa.

“Saya juga konsep setiap perumahan 20 persen harus untuk RTH. Jadi perumahan jangan hanya mengedepankan aspek bisnis tapi mengedepankan aspek lingkungan,”paparnya.

Tak jauh berbeda dengan Rycko, pasangan nomor urut 3 yang diwakilkan oleh calon wali kota Dedy Amrulah juga akan memberikan sosialisasi akan pentingnya hidup sehat. Menurutnya, masyarakat harus tahu cara pengelolaan sampah agar tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan.

“Untuk TPA nanti kita kerja sama dengan perusahaan dan sebisa mungkin kita manfaatkan sampah itu kan bisa dijadikan sebagai pupuk kompos,”paparnya.

Sedangkan calon nomor urut 2, Yusuf Kohar, menganggap selama ini Bandar Lampung masih kekurangan angkutan sampah. Rencananya, jika terpilih dia akan menyidakan 150 mobil angkutan sampah untuk membenahi permasalahan sampah di Kota Bandar Lampung. Selain itu dia juga akan membuat acara festival teluk laut Lampung bahkan Sumatera.

5. Tercatat 33 bukit di Bandar Lampung rusak

IDN Times/Istimewa

Walhi Lampung memberikan pertanyaan terkait langkah konkret dalam memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bandar Lampung yang saat ini baru 11,0 persen. Idealnya, RTH Kota Bandar Lampung mencapai angka 30 persen. Kurangnya RTH tersebut salah satu penyebabnya ada 33 bukit di Bandar Lampung  sudah dieksploitasi dan tidak ada upaya reboisasi.

Bahkan, dosen Lingkungan dari Institut Teknologi Sumatera (Itera), menanggapi video kerusakan lingkungan ditayangkan Walhi merupakan permasalahan 20 tahun lalu dan saat ini belum juga ada perubahan. Menurutnya ini adalah tantangan yang cukup besar bagi para calon pemimpin Kota Bandar Lampung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana
Martin Tobing
Silviana
EditorSilviana
Follow Us