Akademisi Unila Ciptakan Keyboard Aksara Lampung Fisik dan Digital

Belajar aksara Lampung jadi lebih mudah

Bandar Lampung, IDN Times - Prihatin dengan eksistensi aksara Lampung yang kian meredup di tengah kecanggihan teknologi saat ini membuat akademisi Universitas Lampung (Unila) menggagas ide baru untuk membuat masyarakat familiar dengan aksara Lampung. 

Adalah Gita Paramita Djausal dosen Administrasi Bisnis sebagai pemilik ide membuat aksara Lampung keyboard komputer. Ide itu lalu dikembangkan secara teknis oleh Martinus dosen
Teknik Mesin dan Meizano Ardhi Muhammad dosen Teknik Informatika. 

1. Kaget karena belum ada penelitian tentang aksara Lampung

Akademisi Unila Ciptakan Keyboard Aksara Lampung Fisik dan Digitalorbitmetro.com

Ketiga dosen tersebut mulai menyusun rencana untuk melakukan penelitian tentang aksara Lampung 2014 silam. Menurut Meizano, pada saat itu masyarakat Lampung mulai menggunakan teknologi digital secara masif.

"Nah pada saat itu dilakukan kebanyakan mereka berbicara menggunakan huruf latin dan tidak menggunakan bahasa daerah. Kalau telefon kan masih bisa bicara. Tapi kalau lewat pesan kan gak bisa," kata dia, Sabtu (20/2/2021). 

Meizano menambahkan, aksara Lampung akan punah jika terlalu lama tidak digunakan. Setelah dicari tahu ternyata belum pernah ada penelitian tentang aksara Lampung.

"Kaget kami, seistimewa itu tapi belum pernah dilakukan. Lalu kami cari tahu apa hal yang paling dasar untuk melakukan digitalisasi. Ternyata yang pertama membuat font aksara Lampung. Lalu 2015 kami ajukan dana ke Unila alhamdulilah di kasih dan akhirnya kami serius," paparnya.

Baca Juga: Kabar Gembira! Kamus Lampung-Indonesia Segera Bisa Diakses

2. Kendala yang terjadi tak semua masyarakat Lampung paham dengan aksara

Akademisi Unila Ciptakan Keyboard Aksara Lampung Fisik dan DigitalSosialisasi keyboard aksara Lampung (IDN Times/Istimewa)

Seiring perjalanannya ternyata keyboard aksara Lampung belum menjadi solusi untuk melestarikan bahasa ibu tersebut. Sebab masyarakat Lampung hanya memelajari aksara di bangku SD dan SMP.

"Jadi yang kita harapkan aksara Lampung ini bisa digunakan oleh orang dewasa malah mereka nggak ngerti. Dan untuk anak mudanya begitu dia masuk kuliah mereka makin lupa juga," tuturnya.

Sehingga, mereka kembali mengembangkan metode baru yaitu kamus aksara Lampung beserta cara membacanya.

"Karena kamus Lampung udah ada tapi gak ada aksaranya jadi orang pasti bingung ini seperti apa aksaranya. Kalau ini bisa menerjemahkan Bahasa Indonesia ke Bahasa Lampung kemudian cara bacanya kami tampilkan," papar Meizano.

3. Mulai kembangkan keyboard digital

Akademisi Unila Ciptakan Keyboard Aksara Lampung Fisik dan DigitalIDN Times/Istimewa

Keyboard fisik aksara Lampung tersebut memang belum disosialisasikan secara luas. Menurut Meizano saat ini baru disosialisasikan ke sekolah alam saja. Namun pihaknya sudah berencana menggencarkan ke sekolah di desa-desa pada 2021 ini.

Hal itu juga dibarengi dengan keyboard aksara Lampung yang didesain secara digital. Sehingga semua kalangan bisa mengaksesnya melalui sos yang akan disediakan di repository.

"Kami mungkin launching April nanti. Karena keyboard digital saat ini masih pengujian layout-nya. Aksara ini dipengaruhi huruf yang sering dipakai. Jadi kita sedang evaluasi tombol seperti apa bagusnya supaya lebih mudah ngetiknya," jelas Meizano.

4. Tak ingin ambil keuntungan

Akademisi Unila Ciptakan Keyboard Aksara Lampung Fisik dan DigitalIDN Times/Istimewa

Hasil penelitian ini menurut Meizano tak bertujuan untuk mengambil keuntungan. Pihaknya hanya ingin memberi hak paten agar tak diklaim orang lain saat sudah disosialisasikan ke publik.

"Semua yang kita kembangkan itu kita buat sos jadi kalau mau akses ke repository kita silakan," ujarnya.

Pihaknya hanya berharap aksara Lampung tetap terpelihara bukan sekadar aksara yang tidak pahami artinya. Menurutnya pada tahun 90-an masyarakat Lampung masih Menggunakan aksara untuk dokumen resmi. Namun pada tahun 2000 sudah mulai menggunakan bahasa latin.

"Supaya masyarakat terbiasa dengan aksara dan ke depan bisa digunakan di mana pun. Seperti hiragana Jepang yang digunakan di mana-mana," pungkasnya.

5. Populasi orang Lampung tak lebih dari 15 persen

Akademisi Unila Ciptakan Keyboard Aksara Lampung Fisik dan DigitalIDN Times/Istimewa

Berdasarkan data statistik 2010 yang diakses Meizano, jumlah orang Lampung di Provinsi Lampung tidak sampai 15 persen. Dan rasio tersebut sampai saat ini tidak jauh berubah.

"Orang Jawa 40 persen, Sunda 30 persen, Lampung sama Bali jumlahnya hampir sama cuma lebih banyak Lampung. Sisanya Padang sama Tionghoa," jelasnya.

Menariknya, meski tak banyak masyarakat Lampung yang menggunakan bahasa daerah
tapi ada juga yang sadar dan membuat komunitas-komunitas kecil untuk ngobrol dalam bahasa Lampung.

Baca Juga: 10 Perbedaan Bahasa Lampung Sehari-hari Dialek A dan O

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya