Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sekolah Rakyat di Lampung Mulai Akhir Juli 2025, Usung Kurikulum Ini

IMG-20250715-WA0015.jpg
Para siswa Sekolah Rakyat di Lampung saat menjalani pemeriksaan kesehatan dan kebugaran di BPSDM Provinsi Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).
Intinya sih...
  • Dimulai akhir Juli 2025 setelah fasilitas bangunan selesai renovasi
  • Usung lingkungan belajar dwibahasa dengan guru yang telah uji kompetensi
  • Total 75 siswa bakal didik oleh 18 guru dengan proses seleksi kesehatan terlebih dahulu

Bandar Lampung, IDN Times – Sekolah Rakyat di Provinsi Lampung digadang-gadang bakal menyiapkan metode pendidikan inovatif berbasis kurikulum nasional. Progam inisiatif Presiden Prabowo Subianto ini baru dijadwalkan mulai akhir Juli 2024.

Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan, Asis Prasetyo mengatakan, metode pembelajaran di sekolah rakyat ini mengimplementasikan pendekatan menyesuaikan kebutuhan masa depan, semisal penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan integrasi sistem digital berbasis Learning Management System (LMS).

"Kurikulum tetap pakai nasional, nanti ketika masuk akan dilanjutkan masa orientasi dengan test talent DNA meliputi drive, network, dan action. Baru akan dilakukan tes kesiapan siswa, untuk mengetahui titik dasar kemampuan bahasa, matematika, dan digital literasi," ujarnya dimintai keterangan, Selasa (15/7/2025).

1. Efektif dimulai setelag fasilitas bangunan selesai renovasi

IMG-20250715-WA0016.jpg
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan, Asis Prasetyo. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Asis melanjutkan, sebelum para siswa tinggal di asrama diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan dan kebugaran terlebih dahulu. Setelah itu, mereka akan dipulangkan sementara waktu karena fasilitas gedung dan asrama masih dalam tahap penyelesaian.

"Kami belum berani mengasramakan siswa karena kondisi belum sepenuhnya siap. Jadi, siswa akan dipulangkan sementara setelah pemeriksaan dan akan dikabari kembali ketika seluruh fasilitas sudah dapat digunakan," katanya.

2. Usung lingkungan belajar dwibahasa

IMG-20250715-WA0017.jpg
Para siswa Sekolah Rakyat di Lampung saat menjalani pemeriksaan kesehatan dan kebugaran di BPSDM Provinsi Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Lebih lanjut Asis menyampaikan, sekolah rakyat ini berambisi membentuk lingkungan belajar dwibahasa. Oleh karenanya, para guru telah melalui uji kompetensi seperti tes Toefl dan pelatihan lainnya, guna mendukung proses pembelajaran dengan bahasa Inggris.

"Mudah-mudahan ekosistem pembelajaran nanti benar-benar mendukung penggunaan bahasa Inggris. Kami sudah mempersiapkan guru-guru yang kompeten, dan LMS akan memperkuat proses belajar," ucap dia.

Selain itu, Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) juga dirancang berlangsung selama tiga bulan. "Kenapa sampai tiga bulan? Karena selain penyesuaian bahasa, program ini juga akan dikembangkan ke ranah nonakademik untuk membentuk karakter siswa sejak awal," lanjutnya.

3. Total 75 siswa bakal didik 18 guru

IMG-20250714-WA0036.jpg
Siswa SMA di Sekolah Rakyat Lampung, Fadlan. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Ihwal temuan siswa belum memenuhi syarat kesehatan, Asis menegaskan, pihak sekolah tidak akan menolak para siswa-siswi tersebut, melainkan bakal ditangani atau diobati terlebih dahulu sebelum akhirnya dinyatakan siap mengikuti sistem asrama.

"Jadi pemeriksaan kesehatan kemarin ini bukan untuk menyaring atau menolak siswa yang tidak sehat, tapi untuk dilakukan penanganan sejak awal," ucap dia.

Saat ini, tenaga pendidik di Sekolah Rakyat telah berjumlah 18 orang, termasuk satu guru agama baru bergabung. Mereka nantinya bakal mendidik dan mengajar total sebanyak 75 siswa terbagi dalam tiga rombongan belajar.

"Untuk tenaga kependidikan pendukung seperti operator, bendahara, tiga wali asrama, empat wali asuh, serta empat petugas keamanan. Semua struktur telah siap, tinggal menunggu renovasi fasilitas selesai sepenuhnya," kata dia.

Share
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us