Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mang Adi Busa Pustaka BKP Kemiling. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Bandar Lampung, IDN Times - Berawal dari hobi dan kecintaannya pada literasi, Adi Sarwono atau akrab disapa Mang Adi ini berhasil membawa dunia baru bagi anak-anak di sekitar Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.

Sudah berdiri sejak 2020, Sekolah Rakyat Busa Pustaka saat ini masih ramai dikunjungi anak-anak mulai balita hingga SMP. Kegiatan mereka beragam dan selalu berbeda tiap minggunya, diawali membaca buku favorit, kemudian Mang Adi akan memulai aktivitas inti pada hari itu.

“Sekolah rakyat ini tiap hari Minggu saja. Jadi kita tiap minggu temanya beda-beda. Misalnya minggu satu tentang metamorfosis, minggu kedua fotografi, jadi mereka benar-benar diajarkan menggunakan kamera analog, sampai ke ISO-ISO-nya,” katanya pada IDN Times, Minggu (4/5/2023).

Menurut Mang Adi, usia anak-anak merupakan usia emas. Usia itulah mereka akan menemukan bakat dan minatnya sehingga ia tak ragu untuk mengajarkan semua hal pada anak-anak.

1. Sejarah Sekolah Rakyat Busa Pustaka

Siswa dan volunteer Sekolah Rakyat. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Busa Pustaka merupakan perpustakaan keliling milik Mang Adi. Ia bisa menjajakan bukunya dengan mobil atau dengan motor pribadinya ke daerah-daerah terpencil. Salah satu tempat itu adalah di Kelurahan Kedaung.

Mang Adi bercerita waktu itu ia sudah beberapa kali datang ke sana membuka lapak “perpustakaan”nya. Tapi hari itu anak-anak meminta Mang Adi untuk mengajarinya mata pelajaran sekolah karena mereka kesulitan mencerna ilmu pelajaran karena saat itu sekolah masih daring akibat COVID-19.

“Waktu itu masih pandemik 2020. Anak-anak itu tiba-tiba minta ‘Mang, bisa ngajarin pelajaran ini gak sih?’ Akhirnya saya ajarkan lah mereka dan kegiatan itu terus berjalan tiap minggunya di sini hingga terbentuk sekolah rakyat sekarang,” paparnya.

Sekolah Rakyat awalnya hanya diikuti oleh 10 anak, kini sudah memiliki sekitar 60 anak dari berbagai usia untuk belajar dan melakukan kegiatan tiap minggunya di sekolah tersebut.

2. Dari kegiatan melukis bisa sampai dipamerkan ke Jepang

Sekolah Rakyat Busa Pustaka Kemiling. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Sekolah Rakyat mengajarkan hal berbeda-beda tiap minggunya. Tak jarang juga mereka menambah pelajaran yang pernah diberikan. Seperti bahasa Inggris, bahasa Prancis, bahasa isyarat, sampai melukis.

Mang Adi menyampaikan tahun ini pun hasil karya anak-anak dari Sekolah Rakyat Busa Pustaka berhasil dipamerkan dalam salah satu event tahunan di Shirakawa Jepang dari Juli hingga Desember 2023.

“Jadi anak-anak ini gambarnya di media papan dan gambar-gambar itu yang akan dipamerkan. Tahun ini kita kirim 46 lukisan dan itu lolos kurasi semua. Padahal tahun lalu itu kita hanya kirim 25 lukisan saja,” ujarnya.

3. Dari hanya sendiri hingga kini miliki ribuan volunteer

Mang Adi dengan kostum Super Mario. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Meski begitu, Mang Adi merasa bersyukur memiliki banyak orang mendukung hobi dan cita-citanya membuat sekolah literasi. Itu dikarenakan hingga kini Busa Pustaka dan Sekolah Rakyat sudah memiliki ribuan volunteer bergantian datang membantu di sana.

“Awalnya saya memang sendiri tapi kemudian teman-teman banyak yang bantu. Seperti dari geng motor saya Brothership X itu sampai rela ninggalin pekerjaannya untuk nemenin saya anter buku ke Pulau Hantu, dengan perjalanan panjang dan akses jalan seperti itu,” katanya sambil berkaca-kaca.

Tak hanya teman komunitas motornya, volunteer juga banyak datang dari kalangan siswa SMA sekitar Kecamatan Kemiling, mahasiswa dari berbagai UMK dan universitas di Bandar Lampung, guru, pekerja swasta, dan sebagainya.

4. Ada 7 Busa Pustaka aktif di Lampung

Sekolah Rakyat Busa Pustaka Kemiling. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Selain berkeliling mengedarkan buku, Mang Adi juga punya perpustakaan tetap bisa didatangi kapanpun oleh masyarakat. Lokasinya, di rumahnya di BKP Kemiling, Sekolah Rakyat Busa Pustaka Kedaung, Tajung Gading Bandar Lampung, TPA Bakung, Palas Lampung Selatan, Pidada Bandar Lampung, dan Teluk Hantu Pesawaran.

Selain tujuh tempat itu, Mang Adi akan berkeliling dengan mobil atau motornya, sekaligus kostum ikoniknya yakni Super Mario Bros ke berbagai sekolah dan sudut desa untuk memberikan bacaan gratis pada anak.

Tak sendiri, Mang Adi biasanya juga ditemani oleh volunteer dari berbagai macam profesi mulai dari guru, siswa SMA, mahasiswa dari berbagai UKM hampir semua universitas di Bandar Lampung, dan teman-teman geng motornya Brothership X.

Editorial Team