Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di Lampung

Predator seperti harimau masuk kampung karena kukang tak ada

Bandar Lampung, IDN Times - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung dan Bengkulu mengaku tidak memiliki data populasi Kukang Sumatra di Lampung.

Hal itu disampaikan Kepala SKW Ill Lampung BKSDA Bengkulu, Hifzon Zawaniri. Ia mengatakan hal itu dikarenakan kukang bukan merupakan target dari peningkatan populasi satwa di wilayahnya.

“SDM juga mempengaruhi. Kemampuan 24 orang (anggota BKSDA Lampung dan Bengkulu) untuk melakukan inventarisasi hanya sebatas di kawasan konservasi saja,” katanya dalam Diskusi Publik Jaringan Listrik Negara dan Upaya Konservasi Kukang Sumatra dilakukan di Ruang Rapat Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis (1/9/2022).

1. Padahal kukang satwa terancam punah sejak 2020

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di Lampunganimals.sandiegozoo.org

Kukang Sumatra merupakan salah satu satwa liar terancam punah (endangered) dan banyak menjadi perhatian dari berbagai lembaga di Lampung. Khususnya dalam kasus perburuan, perdagangan, alih fungsi lahan, dan ancaman jaringan listrik.

Diketahui, IUCN telah meningkatkan status kukang h umatra dari rentan menjadi terancam punah pada 2020 lalu. Apalagi menurut data PLN Lampung, sebanyak 75,65 persen gangguan akibat listrik oleh satwa diakibatkan oleh kukang.

Atas keterbatasan ini, BKSDA meminta bantuan kepada semua lapisan masyarakat untuk membantu memfollow up terkait pendataan ini. Karena selain SDM, masalah dana juga menjadi alasan tidak adanya inventarisasi data kukang ini.

“Konflik anggaran evakuasi BKSDA untuk setahun hanya 7 kali. Kenyataannya ada lebih dari 20 sampai 30 kasus konflik. Di Lampung sendiri kami berfokus pada satwa beruang madu, gajah sumatera, dan buaya muara,” imbuh Hifzon

2. Data penyerahan kukang dari PLN

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungIlustrasi kukang. (IDN Times/Prayugo Utomo)

BKSDA menyebutkan, ada sebanyak 116 ekor kukang diserahkan PLN karena masalah gangguan listrik sejak 2019-2021. Ia juga mengatakan untuk 2022 juga belum ada penyerahan satupun kukang dari PLN.

“Data penyerahannya pun turun dari 2019 sebanyak 91 ekor, 2020 ada 20 ekor, dan 2021 ada 5 ekor. Ini betul tidak ada (kasus) atau kami tidak dilibatkan, saya gak tahu,” katanya.

Terkait hal itu, Manager Bagian Jaringan dan Konstruksi PLN UP3 Metro, Hary Putra Dwitama mengatakan, bukannya tidak ada kasus pada 2022. Namun memang saat tim patroli menemukan kukang pada kabel listrik, keadannya masih hidup.

“Jadi kami biarkan dia lari setelah turun. Bukan tidak kami serahkan, hanya metodenya saja berbeda dari sebelumnya yang ketika ketemu kami langsung kasih ke BKSDA,” imbuhnya.

Baca Juga: Kukang Terancam karena Jaringan Listrik, PLN: Isolasi Kabel Mulai 2022

3. Banyak kukang mati akibat jaringan listrik

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungKukang di jaringan listrik. (Twitter/kukangku)

Ketidakadaan data populasi ini juga sempat mendapat kritik dari Hendry Sihaloho salah seorang jurnalis salah satu media peserta diskusi. Jurnalis berharap BKSDA dapat melakukan pemutakhiran data terkait populasi kukang yang ada di Provinsi Lampung.

Hendry Sihaloho sebagai salah satu narasumber dalam diskusi menjabarkan temuannya di lapangan dalam artikel "Laju  Punah Kukang Sumatra: Maut di Jaringan Listrik Negara" diterbitkan konsentris.id. Menurutnya, BKSDA sudah mengetahui lama terkait kasus ini dan mengetahui belum efektifnya cara PLN menangani kasus gangguan jaringan listrik akibat kukang.

“Selain PLN, BKSDA juga sebenarnya sudah mengetahui belum optimalnya penghalau kukang dari jaringan listrik seperti memasang caping, alat kejut, karena sudah sejak 2019 dan akibat alat-alat itu banyak kukang yang mati,” katanya.

4. Mengapa kukang penting bagi manusia?

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungIlustrasi ledakan populasi serangga. ANTARA FOTO/R. Rekotomo

Henry juga menjabarkan tentang peran kukang dalam ekosistem selama penemuannya di lapangan. Kukang akan sangat berpengaruh pada kehidupan manusia khususnya pertahanan pangan.

“Di alam, kukang berperan sebagai penyebar biji, penyerbuk tanaman, dan mengontrol hama jenis serangga. Kukang juga makanan bagi beberapa predator, seperti elang, ular, dan macan tutul,” jelasnya.

Ia mengatakan, jika kukang berkurang maka keseimbangan ekosistem lingkungan akan terganggu. Hal ini juga berpengaruh pada keanekaragaman hayati di Indonesia.

Dari sekitar 400 spesies primata di dunia, lebih dari 60 spesies ditemukan di Indonesia. Lalu, dari sembilan spesies kukang yang teridentifikasi, tujuh di antaranya di Indonesia.

5. Predator seperti harimau masuk pemukiman warga mungkin disebabkan berkurangnya kukang

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungPetugas BBKSDA Riau berusaha membuka sling jeretan dari kaki Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang mati terjerat saat akan dilakukan nekropsi di Kantor BBKSDA Riau di Pekanbaru, Riau, Minggu (17/10/2021). Harimau Sumatera berjenis kelamin betina ini ditemukan mati dengan kaki terjerat di Desa Tanjung Leban, Kabupaten Bengkalis. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Sudah beberapa kali terjadi kasus masuknya harimau masuk ke pemukiman warga di Lampung. Henry mengatakan hal ini kemungkinan disebabkan ekosistem terganggu karena makanan harimau, salah satunya kukang tidak ada.

“Kemudian begitu kukang berkurang, ada kemungkinan ledakan populasi serangga. Hal ini mengancam gagal panen masyarakat, tentu berkontribusi terhadap ketahanan pangan kita,” ujarnya.

Diketahui makanan alami kukang salah satunya adalah serangga. Ia bahkan memberi contoh nyata kejadian di beberapa desa di Nusa Tenggara Timur yang menghadapi serangan ribuan belalang kembara.

“Di sana ledakan populasi serangga diakibatkan berkurangnya predator alami di alam, akhirnya hama serangga memakan padi, jagung, dan sayur-sayuran yang ditanam warga,” jelasnya.

6. Akademisi nilai sulit ubah sifat alami kukang

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungIlustrasi kukang. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Menanggapi hal ini, Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung, Eli Lestari Rustiati mengatakan, kukang merupakan hewan berpegang pada pengalaman dan kebiasaan melakukan aktivitasnya seperti halnya hewan mamalia lainnya. Sehingga sulit untuk mengubah sifat alami hewan tersebut.

”Misalnya begini, kukang ini berjalan lewat jaringan listrik itu, kemudian dia selamat dan tidak luka atau mati, maka dia akan terus melewati di jalan yang sama. Hewan itu tidak seperti kita yang kalau jalannya ditutup terus cari alternatif jalan lain. Mau ditutup seperti apa, dia akan tetap jalan di situ,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, memang dalam hal ini, semua pihak harus bekerja sama bagaimana mencari solusi yang pas agar jaringan listrik bisa tetap menerangi masyarakat, dilain pihak ekosistem kukang juga terlindungi.

“Tadi saya juga sudah diskusi sedikit dengan beberapa orang di sini, mungkin solusi pertama itu buat satu kegiatan penelitian mitigasi atau konsorsium konflik kukang dan pembangunan jaringan listrik. Bagaimana kedua hal ini bisa berjalan beriringan, dengan melibatkan banyak pihak ada akademisi, pemerintah, media, NGO, semua ada dengan PLN sebagai leading sektornya,” kata Eli. 

Mengetahui pihak PLN kesulitan mengisolasi seluruh jaringan listrik SUTM Lampung dengan total sekitar 6.000 tiang listrik karena masalah biaya dan sumber daya, Eli menyarankan agar PLN untuk melakukan isolasi tahap awal di titik kritis saja.

”Gak semuanya. Jadi di wilayah prioritas saja. Karena dengan alat penghalau katanya tidak efektif kan. Jadi mau tak mau ya isolasi,” katanya.

Eli juga mengatakan cara itu tidak bisa dihindari, karena kabel listrik sudah menjadi jalur aktif para kukang. “Itu memang jalur aktif mereka. Kukang itu bukan hewan yang enggan bertemu dengan manusia. Jadi kalau sedang musim buah, dia akan keluar. Mobilitasnya lewat jaringan listrik itu,” jelasnya.

7. Siagakan anjing penjaga bukan solusi

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungIlustrasi anjing herder (gerava.com)

Melanjutkan apa yang disampaikan Eli, Akademisi dari Program Studi Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Sumatera, Muhammad Mubajir mengatakan memasang predator (misalnya anjing penjaga) untuk mengurangi kasus ini juga tidak benar.

“Kemungkinan kukang takut dengan anjing itu ada. Karena kecenderungan kebun yang dijaga anjing jarang didatangi kukang. Tapi saya takut dengan statement ini, anjing malah menjadi solusi. Karena ada kasus anjing memakan kukang,” jelasnya.

Muhammad Mubajir menceritakan hal ini karena ia pernah melakukan penelitian tentang kukang selama dua minggu di Subang dan Lembang, Jawa Barat. Ia menjelaskan anjing penyerang kukang itu bahkan menyerang kukang lagi beberapa hari berikutnya.

“Padahal kukang itu kan punya racun disekitar ketiaknya. Setelah memakan kukang itu, anjing tersebut rambutnya rontok. Dia juga jadi pendiam dan tidak mau kemana-mana serta nafsu makannya turun,” katanya.

Mubajir juga meminta PLN agar melaporkan secara resmi gangguan listrik akibat kukang agar mendapat atensi baik secara nasional dan internasional.

“Ancaman gangguan listrik karena kukang ini menurut saya perlu diangkat. Kalau badan internasional melihat ini, nantinya mungkin akan ada atensi dari mereka. Lalu ada bantuan riset dan lainnya,” ujarnya. 

8. Ada 6.328 kasus gangguan jaringan listrik oleh satwa

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungPetugas PLN siaga menjaga keandalan jaringan listrik (dok. PLN)

Fenomena pemadaman listrik karena satwa liar ternyata cukup sering terjadi
di Lampung. Menurut data dari PLN Lampung, sejak 2020 hingga Mei 2022 sebanyak 6.328 kasus gangguan pada jaringan listrik oleh satwa ditemukan, dan hampir sebagian besar disebabkan oleh Kukang Sumatra.

Beberapa titik kritis di Lampung terkait kasus ini di antaranya adalah Talang Padang, Kabupaten Tanggamus; Sukoharjo dan Kalirejo, Kabupaten Pringsewu; Kedondong, Kabupaten Pesawaran; Sribawono dan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur; dan wilayah Jalan Sutami.

Sebagian besar kukang ditemukan mati akibat korsleting listrik. Hal ini menjadi potensi menurunkan populasi Kukang Sumatra di habitatnya, selain ancaman lain sepertl perburuan, perdagangan, dan alih fungsi lahan.

Manager Bagian Jaringan dan Konstruksi PLN UP3 Metro, Hary Putra Dwitama, menjelaskan sebanyak 75,65 persen dari total kasus gangguan jaringan listrik oleh satwa liar selama 2021 sampai 2022 disebabkan oleh kukang.

“Selama 2021 sampai 2022 itu kita menemukan untuk kasus kukang saja ada 1.200 kasus. Itu sekitar 75 persen dari semua kasus gangguan listrik karena satwa liar. Selebihnya karena tupai, ular, burung, monyet, kalelawar, dan lain-lain,” katanya ketika menghadiri diskusi publik Jaringan Listrik Negara dan Upaya Konservasi Kukang Sumatera di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Kamis (1/9/2022).

Sedangkan menurut waktu terjadinya gangguan listrik akibat binatang kukang itu paling banyak pada malam hari yakni sekitar 88,2 persen, subuh 10,32 persen, dan sisanya di pagi dan siang hari.

9. Upaya dilakukan PLN halau kukang lewat jaringan listrik

Terancam Punah, BKSDA Tak Punya Data Populasi Kukang di LampungIlustrasi listrik (ANTARA FOTO/Rahmad)

Hary menyampaikan, berbagai upaya telah dilakukan PLN setempat untuk menghalau kukang menyeberangi jaringan listrik seperti pemasangan penghalang panjat, caping, dan penghalang lainnya.

Namun upaya ini dinilai masih belum efektif dalam mengurangi kasus gangguan listrik dan menghentikan kematian kukang akibat listrik. Hal itu dibuktikan masih banyaknya kasus gangguan listrik pada kukang hingga 2022. 

”Terkait gangguan jaringan listrik (oleh kukang) ini sebenarnya isunya sejak 2016-2017. Itu pertama kali PLN dapat infonya. Makanya sejak itu kita mulai ada alat-alat penahan seperti itu tadi caping, penghalang panjat, dan lainnya,” katanya.

Hary menjelaskan, setelah pemasangan penghalau di tahun pertama cukup efektif. Ada penurunan angka kasus gangguan listrik akibat satwa khususnya kukang pada 2018-2019

“Tapi di tahun kedua mulai ada lagi. Mungkin karena kukangnya pinter ya, karena ada evidence (bukti) fisiknya. Dan teori saya sih mungkin dia (kukang) ada evolusinya atau mencari jalur lain untuk lolos,” katanya. 

Hary juga tak memungkiri, alat-alat yang selama ini dipasang memang selain untuk menghalau kukang, yang menjadi fokus PLN adalah untuk melindungi kabelnya.

“Tapi itulah yang menjadi pembelajaran dari kami. Dengan adanya pemasangan alat itu juga kami jadi belajar seberapa efektif, dan jika tidak efektif kami akan cari cara lainnya,” sambungnya.

Menilik kasus ini juga, Harry melanjutkan mulai Juni 2022 ini, PLN berinisiatif melakukan isolasi pada jalur kabel SUTM. Hal itu karena PLN sudah menemukan bagian dimana kukang tersengat listrik yakni di jaringan listrik menengah tiga kabel.

“Kita ada teknologi baru yaitu diisolasi (kabelnya). Ini baru mulai kita jalankan Juni 2022. Karena kukang kena setrum kalau megang kabel 3 turun ke tiang. Kalau jalan di kabel saja tidak tersetrum,” ujarnya.

Namun Ia mengatakan, l luas jaringan kabel ini ditotal ada sekitar 20.000 km dengan 6000 tiang. Sehingga membutuhkan waktu, biaya, dan sumber daya yang tidak sedikit.

Baca Juga: Kukang Terancam karena Jaringan Listrik, PLN: Isolasi Kabel Mulai 2022

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya