Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 Persen

Pemilih rasional berpotensi golput?

Bandar Lampung, IDN Times - Pada 1-5 Agustus 2022 lalu, Rakata Institute melakukan survei preferensi publik Kota Bandar Lampung terhadap partai politik, kandidat Presiden RI, kandidat Gubernur Lampung dan kandidat Wali Kota Bandar Lampung pada Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Rakata Institute, Riska Melinda mengatakan, metodologi hasil survei menggunakan populasi seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Kota Bandar Lampung memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu, sudah berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei berlangsung.

"Jumlah sampel survei sebanyak 420 responden, dengan metode stratified random sampling dan memiliki toleransi kesalahan kurang lebih 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari Kota Bandar Lampung terdistribusi secara proporsional," ujarnya, Kamis (18/8/2022).

Menurutnya, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara telah dilatih, serta semua populasi pemilih di Bandar Lampung memiliki kesempatan sama untuk terpilih sebagai responden. "Periode survei dari tanggal 1-5 Agustus 2022," sambung Riska.

1. Hasil survei swing voters

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 Persenilustrasi responden (IDN Times/Aditya Pratama)

Riska menyatakan, pada survei tersebut, ternyata ditemukan swing voters terhadap partai politik, kandidat Presiden RI, kandidat Gubernur Lampung, dan kandidat Wali Kota Bandar Lampung pada Pemilu 2024. Swing voters merupakan pemilih belum menentukan pilihannya terhadap kandidat dan parpol yang ada saat ini.

Ia menjelaskan, elektabilitas parpol dihitung melalui pemilih rasional atau swing voters di Kota Tapis Berseri mencapai 41,90 persen. Sedangkan swing voters hasil survei kandidat Presiden 2024 di Kota Bandar Lampung berjumlah 43,81 persen.

Menariknya, hasil survei elektabilitas Gubernur Lampung 2024, angka swing voters cukup tinggi yaitu, 68,10 persen. Sementara swing voters survei elektabilitas kandidat wali kota juga cukup tinggi mencapai 51 persen.

"Angka ini masih bisa terus berubah. Tergantung bagaimana calon dan parpol menjajakan diri menyongsong Pemilu 2024 mendatang," tandas Riska.

2. Pemilih rasional mayoritas dikelompok perkotaan, wajar belum ada pilihan

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 PersenIlustrasi. Warga mengecek daftar pemilih saat pemilihan umum. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pengamat politik dari Universitas Lampung (Unila), Dedy Hermawan mengatakan tingginya swing voters ini dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya dikarenakan pemilu 2024 masih relatif jauh sehingga mereka belum bisa menentukan sikapnya terhadap pesta demokrasi dua tahun kedepan.

“Mungkin mereka ingin melihat dulu dinamika yang terjadi ke depan. Misalnya untuk pilpres, mereka harus melihat figur capres dan cawapresnya, apa parpol yang mengusungnya, hasil pemilu, visi misi dan lainnya. Jadi banyak faktor,” katanya. 

Dedy menambahkan, swing voter merupakan kelompok kritis sehingga belum mau mengeluarkan pendapatnya secara cepat. Mereka biasanya akan menunggu proses verifikasi atau harus melihat aktivitas parpol dalam waktu yang akan datang.

“Seperti menyangkut agenda mereka (parpol) untuk penyelamatan krisis di negeri ini. Pemilih rasional ini juga kan mayoritas kelompok perkotaan, sehingga berada di kelas menengah jadi wajar masih menyimpan hak pilihnya dan menunggu perkembangan dinamika ke depannya karena banyak variabel,” papar Wakil Dekan 1 FISIP Unila ini.

3. Jadikan survei sebagai referensi

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 Persenilustrasi survei (IDN Times/Aditya Pratama)

Namun Dedy mengaku mengapresiasi survei Rakata Institue tersebut karena bisa menjadi awalan dan referensi pihak berkepentingan baik itu elit maupun masyarakat untuk melakukan tindakan yang bermanfaat kedepannya.

“Karena disana (surveinya) mulai dari tingkat nasional sampai pemilihan kepala daerah. Itu bisa jadi gambaran untuk mereka yang berkepentingan baik elit maupun masyarakat bisa jadi input untuk sistem berikutnya,” ujarnya.

Dedy memandang itu hal baik selagi dapat dipertanggung jawabkan dan masyarakat bisa menganggap itu sebagai informasi yang ilmiah objektif dan menjadi referensi untuk pesta demokrasi 2024.

Baca Juga: KPU Lampung Lelang Barang Milik Negara, dari Elektronik hingga Mebel 

4. Pemilih rasional bakal golput?

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 PersenWakil Dekan 1 FISIP Unila, Dedy Hermawan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Apakah pemilih rasional berkemungkinan menjadi pemilih golput? Terkait hal ini, Dedy mengatakan pemilih rasional merupakan pemilih independen dan punya kebebasan sebagai pemilih. Ia mengatakan tidak menggunakan hak pilih itu termasuk hak dari pemilih.

“Bisa jadi kan seorang pemilih rasional ini di ujung menjelang pemilihan ada kekecewaan. Dia bisa menentukan sikapnya untuk tidak memilih, dan itu dijamin secara konstitusi dan demokrasi karena dia punya referensi yang cukup,” ujarnya.

Namun Dedy menyarankan untuk pihak-pihak berkepentingan termasuk KPU untuk terus menggalakkan sosialisasi pendidikan pemilu untuk mengurangi angka golput pada pemilu 2024.

5. Sosialisasi pemilu belum dimulai maka pemilih rasional masih tinggi

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 PersenDivisi Teknis dan Humas KPU Kota Bandar Lampung, Fery Triatmojo. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Divisi Teknis dan Humas KPU Kota Bandar Lampung, Fery Triatmojo mengatakan, survei tersebut dilakukan sebelum adanya sosialisasi pendidikan pemilih untuk pilkada. Sehingga angka pemilih rasional masih tinggi.

“KPU sedang fokus ke penyelenggaraan pemilu. Nanti pada saatnya KPU akan melakukan sosialisasi terkait pemilu dan saya yakin ketika pendidikan itu masif dilakukan pasti akan mengurangi tingkat pemilih mengambang (pemilih rasional) atau yang belum ingin berpartisipasi ini,” katanya.

Ia juga menekankan, pada prinsipnya pilkada belum dimulai sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui informasi terhadap pilkada.

“Orang akan memilih kalau sudah mengetahui kapan pelaksanaan waktunya, artinya akses informasi itu penting bagi pemilih,” imbuh Fery.

6. Masih banyak isu lain menjadi fokus masyarakat

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 PersenKetua DPRD Kota Bandar Lampung, Wiyadi. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Wiyadi selaku Ketua DPC PDIP Bandar Lampung mengatakan, kemungkinan tingginya angka pemilih mengambang diakibatkan belum fokusnya masyarakat melihat pemilu 2024.

”Kita bisa lihat juga masih banyak isu-isu di masyarakat yang booming dan viral. Jadi masyarakat belum tertarik untuk menengok (pilkada). Tapi saya yakin pada saatnya nanti ketika semua elemen sudah bergerak masyarakat akan mulai lihat itu,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk menurunkan angka pemilih rasional tersebut merupakan PR semua pihak. Ia juga sebagai ketua lembaga patpol mengatakan akan mengerahkan segala kemampuannya untuk melakukan sosialisasi.

”Seperti door to door atau lewat media sosial. Kemarin yang ada kejadian perdebatan ada pemilu tertunda itu juga sebenernya bisa buat masyarakat bingung, padahal pemerintah sudah bilang kalau pemilu itu di 2024,” jelasnya.

7. Hasil survei Rakata Institute

Survei Jelang Pemilu 2024, Swing Voters Bandar Lampung di Atas 50 Persenmirror.co.uk

Berikut IDN Times rangkum hasil survei preferensi publik Kota Bandar Lampung terhadap partai politik, kandidat Presiden RI, kandidat Gubernur Lampung, dan kandidat Wali Kota Bandar Lampung pada Pemilu 2024 dilakukan Rakata Institute.

Dari hasil survei elektabilitas partai politik (parpol), suara tertinggi di Kota Bandar Lampung dipimpin PDI Perjuangan sebesar 18,33 persen, disusul Partai Golkar (10,17 persen), lalu Partai NasDem (7,86 persen), PKS (6,43 persen), Partai Gerindra (4,52 persen), dan sejumlah partai lainnya di bawah angka satu persen.

Masuk pada tahap hasil survei kandidat Presiden RI 2024, tiga besar nama kandidat bakal calon presiden tersebut yaitu, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Ketiganya masing-masing mengantongi hasil survei 16,43 persen, 15,48 persen, dan 7,38 persen.

Sedangkan hasil survei elektabilitas Gubernur Lampung 2024, Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Lampung sekaligus eks wali kota Bandar Lampung dua periode Herman HN di posisi pertama dengan persentase 22,33 persen.

Kemudian tempat kedua disusul nama sang istri kini sebagai pejabat definitif wali kota Bandar Lampung, Eva Dwiana dengan persentase 2,38 persen, dilanjutkan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi (1,19 persen), dan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim alias Nunik (0,95 persen).

Hasil survei elektabilitas kandidat wali kota Bandar Lampung 2024 mendatang, Rakata Institute memperoleh nama Eva Dwiana masih pada posisi teratas dengan persentase 33,81 persen, disusul Herman HN (4,52 persen), dan anak mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP Rycko Menoza SZP (2,38 persen).

Posisi keempat ditempati nama Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Lampung Kherlani (1,67 persen), kelima Sekretaris DPW Partai NasDem Lampung Fauzan Sibron (1,19 persen), dan sejumlah nama lain di bawah angka satu persen.

Baca Juga: Survei Rakata, Elektabilitas Gubernur Arinal Dikalahkan Herman HN

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya