Penutupan TikTok Shop Tak Berdampak Signifikan bagi Pedagang Offline

Pemkot minta pedagang berjualan secara hybrid

Bandar Lampung, IDN Times - Penutupan social commerce TikTok Shop rupanya tak memberi pengaruh cukup berarti untuk pedagang-pedagang di Bandar Lampung khususnya di Pasar Modern Simpur.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandar Lampung, Riana Apriana ketika diwawancarai IDN Times, Senin (6/11/2023). Diketahui ia mengatakan Pasar Simpur memang sudah tak seramai dahulu sejak adanya pasar online dan TikTok Shop.

Namun setelah ramai isu TikTok Shop menyebabkan penurunan penjualan terhadap UMKM dalam negeri hingga akhirnya social commerce tersebut ditutup, pasar offline khususnya di Bandar Lampung pun tak mengalami perubahan usai penutupannya.

“Kayaknya gak ya, gak terlalu berdampak sih memang. Karena memang pola belanja masyarakat sekarang sudah berubah. Kita gak bisa pungkiri saat ini memang lebih banyak masyarakat yang suka belanja online,” katanya.

Baca Juga: Keluarga Serahkan Tersangka Pelajar Tawuran Maut di Bandar Lampung

1. Mau tak mau pedagang harus ikuti tren digital dan melakukan penjualan secara hybrid

Penutupan TikTok Shop Tak Berdampak Signifikan bagi Pedagang OfflineKepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandar Lampung, Riana Apriana. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Riana mengatakan selain TikTok Shop masih banyak e-commerce lain sebagai pasar online masyarakat Indonesia sehingga penutupan TikTok Shop hanya bisa mengalihkan pembeli untuk belanja ke penjual dalam negeri, bukan membuat ramai kembali pasar offline.

Itu dikarenakan masyarakat kini lebih banyak menimbang kelebihan dan kekurangan dari belanja secara offline dan online. Seperti pertimbangan macet, biaya parkir, waktu belanja, dan sebagainya.

“Mau gak mau pedagang harus ikuti revolusi yang semuanya sudah serba digital ini. Artinya kalau bukan jualan grosiran, kayaknya orang malas ya mau belanja ke toko gitu, soalnya ada pertimbangan kayak macet, kan ngabisin waktu, parkir, jadi mending beli online,” ujarnya.

2. Rencana kerja sama dengan e-commerce

Penutupan TikTok Shop Tak Berdampak Signifikan bagi Pedagang OfflinePemkot Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Riana mengatakan, pedagang sebenarnya sangat bisa berdagang secara hybrid artinya meski memiliki outlet, tetap bisa berjualan online juga misalnya dengan melakukan live shopping, promosi di media sosial dan sebagainya.

“Karena kita gak bisa maksa pembeli dia harus datang ke toko kita. Jadi kita bisa sediakan pasar online saja, atau dua-duanya ada offline dan ada onlinenya juga malah lebih bagus,” lanjutnya.

Ia menambahkan pihaknya memiliki rencana untuk melakukan kerja sama dengan ecommerce terkenal agar pasar UMKM lokal khususnya di Bandar Lampung bisa naik daun.

3. Pendampingan digital pada UMKM binaan

Penutupan TikTok Shop Tak Berdampak Signifikan bagi Pedagang OfflineIlustrasi produk UMKM Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Untuk pelatihan sendiri, Riana menyampaikan pihaknya sampai saat ini masih berfokus pada UMKM binaan dinasnya saja. Sampai saat ini ada sekitar 300 UMKM berada di bawah naungan dinas koperasi dan UMKM.

“Kalau dari dinas UMKM ini lebih ke UMKM-nya terutama binaan kita dan pemula. Kan banyak UMKM binaan kita yang ibu rumah tangga dengan keahlian tertentu seperti buat kue dan lain-lain, rata-rata mereka kan belum digital, nah itu kita buat pendampingan ke mereka,” terangnya.

Pendampingan itu antara lain dari mulai pembuatan NIB, izin online, pemasaran, dan pendaftaran ke marketplace dengan mendatangi UMKM binaan tersebut. “Tapi memang kalau turun ke pasar atau toko-toko itu belum,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Pengurus PWNU Lampung 2023-2028, Ada Birokrat hingga Elit Politik!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya