Pemkot Minta Pengusaha dan Wisata Sediakan Fasilitas Ramah Disabilitas

Upaya Bandar Lampung jadi kota ramah anak dan disabilitas

Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandar Lampung meminta pelaku usaha dan tempat wisata untuk bisa menyediakan fasilitas umum ramah anak dan disabilitas. 

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandar Lampung, Maryamah di kantor pemkot setempat, Kamis (10/8/2023).

“Kita juga minta pengusaha atau pelaku usaha ya, usaha dalam bidang apapun baik itu makanan, mall, bahkan tempat wisata, untuk menyediakan fasilitas yang ramah anak dan disabilitas,” katanya.

1. Beberapa fasilitas ramah anak dan disabilitas ini seharusnya dipenuhi pelaku usaha

Pemkot Minta Pengusaha dan Wisata Sediakan Fasilitas Ramah DisabilitasIlustrasi tempat wisata. Wisata Bandar Lampung, Puncak Mas. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Maryamah menyampaikan, ini merupakan salah satu upaya agar Bandar Lampung menjadi kota ramah anak dan disabilitas sehingga semua masyarakat di dalamnya termasuk kelompok rentan bisa mendapatkan fasilitas sama.

“Kalau di beberapa restoran itu kan kita bisa lihat ada kursi khusus untuk anak. Itu sudah bagus. Tapi memang belum semua restoran menerapkan itu jadi kita juga sedang dorong mereka untuk ke arah sana,” tambahnya.

Tak hanya soal kursi, masih banyak kriteria ramah anak dan disabilitas yang seharusnya bisa disediakan oleh pelaku usaha misalnya tidak membuat tangga terlalu tinggi. Tidak membuat ujung meja dan kursi terlalu lancip, atau menulis buku menu menggunakan braile.

Baca Juga: Menuju Pasar SNI Pertama di Lampung, Pasar Way Halim Dibenahi

2. Tak hanya pelaku usaha, sosialisasi fasilitas ramah anak dan disabilitas juga dilakukan di tingkat desa

Pemkot Minta Pengusaha dan Wisata Sediakan Fasilitas Ramah DisabilitasPuskesmas Wayhalim II Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Ia juga mengatakan, kewajiban memberikan fasilitas dan pelayanan umum berbasis iklusif ini juga tak hanya diperuntukan bagi pelaku usaha namun juga pamong di tingkat desa.

“Pelayanan umum di setiap kecamatan juga harus ada tempat-tempat yang ramah untuk anak. Misalnya di kantor kecamatan atau puskes gitu ya, ada tempat bermain anak,” ujarnya.

Sedangkan untuk fasilitas ramah disabilitas tersedianya toilet disabilitas dengan ukuran besar agar kursi roda bisa masuk, pintu geser, dan pegangan pada dinding toilet.

“Kalau dulu mungkin kalau mau membangun itu hal-hal seperti ini terlewat, karena memang sosialisasi masih kurang. Makanya kita gencarkan terus ini agar mereka bisa mempertimbangkan fasilitas ramah anak dan disabilitas ketika membangun gedung atau usaha,” jelasnya.

3. Dinas PPPA mencatat ada 200 anak ABK di Bandar Lampung

Pemkot Minta Pengusaha dan Wisata Sediakan Fasilitas Ramah DisabilitasGoogle

Maryamah menyebutkan, Dinas PPPA Bandar Lampung saat ini mencatat ada sekitar 200 anak berkebutuhan khusus termasuk down syndrome di Bandar Lampung. Ia mengatakan, kategori anak menurut UU di Indonesia saat ini adalah anak berusia di bawah 18 tahun.

“Jumlah ABK dan down syndrome di Bandar Lampung total sekitar 200 anak. Tapi ini yang masuk terdata sama kita melalui komunitas-komunitas disabilitas. Sehingga kemungkinan ada lebih dari itu ya,” katanya.

Ia menambahkan, fasilitas umum di Kota Bandar Lampung sebaiknya memang tak hanya harus ramah anak saja tapi juga ramah disabilitas, kelompok rentan ini bisa menggunakan fasilitas umum dengan nyaman.

4. Menciptakan lingkungan rumah inklusif

Pemkot Minta Pengusaha dan Wisata Sediakan Fasilitas Ramah DisabilitasKepala Dinas PPPA Bandar Lampung, Maryamah. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Ia pun bersyukur, saat ini Bandar Lampung akan membuat sekolah gratis untuk disabilitas di Labuhan Ratu, Kecamatan Kedaton. Saat ini pihaknya memang bertanggung jawab untuk mengurus perizinan sekolah tersebut ke pemerintah pusat.

“Sudah, sedang kita urus perizinan sekolahnya. Mudah-mudahan tahun ini sudah buka, karena bangunan juga sedang dibenahi,” katanya.

Meski nantinya ada sekolah khusus disabilitas, ia juga berharap orang tua khususnya di Bandar Lampung juga bisa ikut menciptakan lingkungan pendidikan inklusif di rumahnya masing-masing agar ABK tetap mendapat bimbingan di rumah.

“Karena itu kita harus tetap sosialisasi di orang tuanya juga. Karena kita tidak bisa sepenuhnya melepas anak kepada pendidikan, melalui forum anak dan pemerhati anak ini kita ingin juga lingkungan rumah itu jadi inklusif juga,” tutupnya.

Baca Juga: Disdikbud Metro Latih Guru Alat Musik Tradisional Lampung Gamolan

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya