Mitigasi Kebakaran TPA Bakung Butuh Minimal 8 Hydrant

Tim damkar mendapat pasokan air dari PDAM Way Rilau

Bandar Lampung, IDN Times - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung meminta agar TPA Bakung segera menyediakan sistem pengendalian dan perlindungan dari kebakaran.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Bandar Lampung, Anthoni Irawan pada IDN Times terkait hasil evaluasi lintas OPD Bandar Lampung terkait kebakaran TPA Bakung, Kamis (19/10/2023).

Pasalnya, TPA Bakung sebagai tempat pembuangan akhir sampah di Bandar Lampung dan beberapa wilayah sekitarnya dirasa rentan dan berisiko terjadi kebakaran yang meluas ketika ada sumber api.

“Karena selama ini memang di TPA Bakung belum tersedia alat proteksi kebakaran atau hydrant sehingga ketika terjadi kebakaran tidak ada alat untuk memadamkan api selagi menunggu damkar datang,” katanya.

Baca Juga: Soal Naikkan Status Tanggap Darurat TPA Bakung, Ini Kata Pemkot Balam

1. Butuh setidaknya delapan hydrant di beberapa titik

Mitigasi Kebakaran TPA Bakung Butuh Minimal 8 HydrantTumpukan sampah TPA Bakung yang terbakar. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Anthoni mengatakan, dengan luas 14 hektare lebih TPA Bakung, setidaknya dibutuhkan 8 hydrant untuk disebar ke beberapa titik. Meski begitu, alangkah lebih baiknya jika pengadaannya bisa lebih dari itu.

“Supaya ada langkah awal yang bisa dilakukan jika muncul sumber api. Hydrant ini juga harus selalu sedia. Misalnya sudah terpakai satu, harus ada lagi penggantinya untuk antisipasi,” ujarnya.

Ia yakin jika hydrant tersedia di TPA Bakung atau TPA lainnya, maka saat terjadi kebakaran setidaknya ada pertolongan pertama sehingga titik api tidak menyebar terlalu luas.

2. Kendala pemadaman kebakaran TPA Bakung saat ini adalah suplai air dan hydrant tak memerlukan sumber air

Mitigasi Kebakaran TPA Bakung Butuh Minimal 8 HydrantAsap dari Kebakaran di TPA Bakung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Anthoni juga menilai hydrant merupakan mitigasi bencana paling pas saat kebakaran karena penggunaannya mudah, cepat, dan tidak memerlukan sumber air.

Hal ini menjadi pertimbangan juga saat evaluasi lantaran ketika tim damkar melakukan pemadaman kebakaran TPA Bakung sejak Jumat lalu (13/10/2023), mereka sangat kesulitan mencari suplai air untuk memadamkan api.

“Pemadaman kali ini saja kan kendalanya memang suplai air. Untungnya ada beberapa lembaga yang mau membantu menyediakan air ke kita seperti BUMN dan PMI,” katanya.

3. Pasokan air dari PDAM Way Rilau dan jaraknya cukup jauh dari TPA Bakung

Mitigasi Kebakaran TPA Bakung Butuh Minimal 8 HydrantKepala Dinas Damkar Bandar Lampung, Anthoni Irawan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Anthoni menambahkan, selama proses kegiatan pemadaman api di Bandar Lampung, tim damkar selalu mendapatkan pasokan air dari PDAM Way Rilau.

"Kalau kita selama ini melakukan proses pemadaman itu kami ambil airnya dari kantor PDAM. Jadi untuk pemadaman di Bakung ini, jaraknya cukup jauh juga sehingga memakan waktu cukup banyak," jelasnya.

Diketahui kebakaran TPA Bakung telah berlangsung selama 7 hari yakni sejak Jumat (13/010/2023) malam. Sejak Senin (16/10/2023) api sudah berhasil dipadamkan namun masih tersisa bara api dan hingga saat ini masih dilakukan pemadaman bara api menggunakan alat berat oleh pemkot setempat.

Baca Juga: Kebakaran TPA Bakung, Walhi Beri 4 Rekomendasi ke Pemkot dan DPRD

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya