KPU Lampung akan Kolab dengan Influencer Lokal Gaet Pemilih Muda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Dari total 6.539.128 pemilih dalam DPT Lampung Pemilu 2024, ternyata lebih dari 53 persen atau sekitar 3,5 juta pemilih merupakan kelompok muda.
Hal ini disampaikan Anggota KPU Lampung, Antonius Cahyalana kepada IDN Times, Selasa (8/8/2023). Ia mengatakan, kelompok muda ini mayoritas terdiri dari generasi milenial dan generasi Z (gen MZ) sehingga masih berkisar di umur belasan hingga 20an tahun.
Menurutnya, kelompok muda ini juga rata-rata merupakan pemilih pemula. Meski bukan pertama kalinya mereka mengikuti pemilu, namun acap kali pemilih pemula masih awam terkait hal-hal berbau politik dan kepemiluan.
1. Kelompok muda harus aktif meramaikan pesta demokrasi 2024
Antonius mengatakan, presentase tinggi itu, peran pemuda memang sangat dibutuhkan tak hanya untuk memilih saat pemilu saja. Namun juga ikut berpartisipasi mengenal lebih dalam para calon pemimpin negeri.
Ia mencontohkan, bisa dengan cara mencari tahu track record para calon, mengkritisi calon, atau hanya sekadar memberikan informasi tentang kepemiluan baik itu melalui media digital atau nonelektronik.
“Saat ini kita memang butuh sekali anak muda. Butuh ide menarik dan ide segar mereka untuk meramaikan pesta demokrasi ini. Saya yakin kalau kelompok muda ini mau bantu merongrong pemilu kali ini, kita pasti dapat pemimpin yang berkualitas,” katanya.
Baca Juga: Pemilih Gen Z dan Milenial 3 Juta Lebih, KPU Lampung: Cerdas Rasional
2. KPU akan ajak influencer lokal untuk berikan pendidikan politik pada masyarakat
Oleh karenanya, KPU Lampung pun berencana memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dengan cara unik dan menarik. Salah satunya, mengajak influencer lokal untuk ikut berpartisipasi membuat konten kepemiluan.
“Hampir 54 persen pemilih kita itu anak muda. Jadi kita akan coba cari cara-cara yang kira-kira pas juga dengan anak muda. Salah satunya gaet influencer untuk buat konten bareng,” ujarnya.
Ia menyebutkan, memberikan pendidikan politik secara digital melalui media sosial adalah cara paling ampuh untuk menjangkau semua usia. Apalagi saat ini hampir semua orang sudah akses terhadap internet dan media sosial.
3. Mengambil tema atau isu menarik sesuai minat anak muda
Antonius juga menyampaikan, menurut berbagai survei khususnya bidang politik, ternyata anak muda lebih tertarik terhadap isu antikorupsi dibandingkan dengan isu lainnya. Hal ini juga menjadi salah satu caranya menarik agar pemuda aktif dalam pemilu 2024.
“Yang paling diminati itu rata-rata isu antikorupsi dan lingkungan. Makanya di sana kita akan coba buat konten dengan memasukan unsur-unsur ini. Misalnya kampanye antipolitik uang, atau pasang banner di pohon itu kan gak ramah lingkungan, jadi yang seperti itu lah akan coba kita buat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, tugas memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat seyogyanya tak hanya tugas KPU saja. Pemerintah dan lembaga lainnya juga wajib memberikan pendidikan itu agar pengetahuan ini bisa menjangkau lebih banyak lagi.
4. Pendidikan politik secara luring
Meski demikian, ia menambahkan pendidikan politik juga wajib diberikan kepada masyarakat secara langsung atau luring. Misalnya, mengadakan workshop, diskusi, dan sebagainya.
“Makanya kita juga banyak melakukan workshop atau diskusi ke kampus-kampus, komunitas, untuk berikan pemahaman tentang pemilu 2024 dari mulai istilah pemilu atau cara memilih,” imbuhnya.
Ia pun tak segan untuk membuka diri kepada komunitas-komunitas di Lampung dan menerima siapapun ingin mengadakan pendidikan politik kepada anggotanya melalui KPU Lampung.
Baca Juga: 229 Bacaleg DPRD Provinsi Lampung Dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat