Konflik Ukraina-Rusia Ternyata Picu Harga Telur di Lampung Meroket

Harga sembako tinggi, pemkot belum ada rencana pasar murah

Bandar Lampung, IDN Times - Konflik antara Ukraina dan Rusia rupanya berdampak pada kenaikan salah satu bahan pangan pokok di Bandar Lampung yaitu telur ayam ras. Diketahui harga telur ayam ras di Bandar Lampung kini mencapai Rp27 ribu-Rp28 ribu per kilogram dibanding harga normal Rp20ribu-21 ribu per kilogram.

“Kenaikan telur ini rupanya diakibatkan oleh harga pakan dan obat-obatan ternak ayam yang juga melambung. Sedangkan sebagian besar bahan baku pakan dan obat-obat ayam ini kita masih impor, dan kebetulan dari Ukraina yang memang kondisinya bergejolak dan kita terdampak juga,” kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Tole Dailami, Minggu (19/6/2022).

1. Harga Bawang merah juga melambung

Konflik Ukraina-Rusia Ternyata Picu Harga Telur di Lampung MeroketSidak Pangan Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Selain telur, Tole mengatakan komoditas bawang merah juga naik cukup signifikan. Semula diangka Rp25 ribu-30 ribu per kg kini berada diangka Rp42 ribu-47 ribu per kg.

Bahkan, tiga minggu terakhir ini harga cabai merah tak pernah turun. Harga normal Rp30 ribu-40 ribu per kg sudah sekitar tiga minggu ini Rp80 ribu-100 ribu per kg.

Tole mengatakan, kenaikan harga bawang merah dan cabai ini diakibatkan oleh kondisi cuaca dan gagal panen petani di beberapa daerah pemasok.

“Cabai dan bawang merah ini sama ya penyebabnya. Pertama dipicu keadaan musim dan cuaca. Jadi ada beberapa daerah penghasil seperti Brebes dan lokal (Provinsi Lampung) mengalami gagal panen,” ujarnya.

Baca Juga: 9 Sapi di Lamteng Masuk Calon Kurban Bantuan Presiden untuk Lampung

2. Pasokan diklaim aman

Konflik Ukraina-Rusia Ternyata Picu Harga Telur di Lampung MeroketAgen Bawang Alex, Pasar Tamin. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Meski harga meroket, Pemkot Bandar Lampung mengklaim pasokan bahan pangan pokok di Kota Bandar Lampung sampai Hari Raya Idul Adha dipastikan aman.

“Kami sudah cek ke gudang distributor juga Insya Allah sampai Idul Adha aman. Distribusi juga lancar dan masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat jadi tidak kesulitan stok,” imbuh Tole.

Hal itu dikarenakan, pedagang dan agen masih bebas menentukan jumlah barang yang dibeli, dalam artian tidak dibatasi sehingga suply barang terbilang lancar.

3. Berdampak penurunan volume pembelian

Konflik Ukraina-Rusia Ternyata Picu Harga Telur di Lampung MeroketAgen sembako di Pasar Tamin. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Tole menyampaikan, meski harga naik tapi stok untuk Kota Bandar Lampung tercukupi. Hanya saja hal ini mempengaruhi terhadap daya beli masyarakat menyesuaikan.

“Cabai dan bawang ini kan tanaman pertanian sensitif, banyak kandungan air dan cepat busuk di tempat lembab apalagi musim hujan. Sehingga baik pedagang dan agen itu menahan diri untuk tidak mengambil banyak stok. Karena takut busuk malah rugi,” katanya.

Tole juga sampai saat ini masih belum bisa mengemukakan solusi naikknya harga pangan tersebut.

“Seperti pasar murah begitu ya kita belum bisa menentukan. Tapi ini akan disampaikan pada wali kota, kita lihat apa ada kebijakan yang bisa dilakukan, kita lihat nanti. Karena peninjauan ini akan dilakukan lagi berlanjut sampai Idul Adha,” jelasnya.

4. Risiko susut tinggi sehingga pedagang memilih mengurangi volume pembelian

Konflik Ukraina-Rusia Ternyata Picu Harga Telur di Lampung MeroketBawang Merah di Pasar Tamin. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Alex, salah satu agen distributor bawang merah di Pasar Tamin mengatakan harga di tingkat pengecer saat ini bisa mencapai Rp55 ribu per kg.

“Sudah dua mingguan ini lah tinggi harga, soalnya kita ambil dari Jawa. Katanya sih gagal panen di sana jadi naik. Kalau bawang putih sih stabil,” katanya.

Ia mengaku dampak paling terasa adalah daya beli masyarakat kurang, sehingga Ia pun tak akan mengambil banyak barang untuk stok karena susut bawang merah juga cukup banyak.

Sedangkan Heni, agen distributor lainnya di Pasar Tamin mengatakan tidak semua jenis bawang merah bisa tersedia.

“Kemarin kita ambil Bima (jenis), 46 ribu, kalau (jenis) Brebes gak ada, belum panen katanya. Selama ini distribusi ada terus sih, tapi harganya itu yang tinggi jadi kita enggak berani ambil banyak, biasa 20 karung jadi 15 karung. Risiko susutnya juga banyak soalnya,” katanya.

Baca Juga: Harga Cabai Bandar Lampung Makin Pedas, Cabai Caplak Tembus Rp90 Ribu

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya