5 Keistimewaan Tanah Baitul Maqdis Berdasarkan Alquran dan Hadist

Tanah Palestina sebagai tempat berdirinya Masjidil Aqsha

Intinya Sih...

  • Masjid Al Aqha di Palestina adalah tempat berdirinya Baitul Maqdis, komplek Masjidil Aqha yang menjadi salah satu ikon umat Islam
  • Al Aqha adalah kiblat pertama umat Islam sebelum Kakbah di Masjidil Haram, memiliki luas 144.000 meter persegi dan kapasitas 500.000 jamaah
  • Rasulullah melakukan perjalanan Isra Miraj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu perintah salat diturunkan dan kiblat dipindahkan ke Kakbah

Bandar Lampung, IDN Times - Secara harfiah Baitul Maqdis memiliki arti kata rumah suci. Baitul Maqdis juga merupakan istilah digunakan untuk komplek Masjid Al Aqha di Palestina.

Masjid inilah yang menjadi salah satu ikon umat Islam. Masyarakat Palestina memilih tetap di tanah mereka dan tak gentar untuk melindungi Al Aqha dari tangan Israel meski warga sipil terus dibombardir dengan serangan menakutkan.

Bahkan dalam hadis sahih riwayat Bukhari, Nabi Muhammad penah bersabda, “Janganlah mengencangkan pelana (melakukan perjalanan jauh) kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjidku (Masjid Nabawi)," (HR Bukhari).

Mungkin umat Islam sudah tahu betul Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah masjid agung dan suci di tanah haram. Namun beberapa muslim mungkin belum tahu tentang istimewanya Masjid Al Aqha bagi umat Islam khususnya Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam. Berikut IDN Times rangkum beberapa keistimewaan Masjid Al Aqha di Palestina.

1. Masjid kedua dibangun umat Islam setelah Masjidil Haram

5 Keistimewaan Tanah Baitul Maqdis Berdasarkan Alquran dan HadistKomplek Masjidil Aqsha. (Saibah.co.id)

Kakbah di Masjidil Haram merupakan kiblat umat Islam dalam melaksanakan salat. Tapi tahu kah kamu kalau sebelum itu, Al Aqha lah yang menjadi kiblat pertama umat Islam dalam melaksanakan salat.

Masjid ini memiliki luas sekitar 144.000 meter persegi dan memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 500.000 jamaah. Al Aqha merupakan masjid kedua yang dibangun oleh umat islam di dunia setelah Masjidil Haram.

Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Dalam hadis tersebut, Abu Dzar bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali di bangun?”. Setelah itu Rasulullah menjawab “Masjidil Haram”.

Setelah itu Abu Dzar kembali bertanya, “setelah itu di mana?”. Rasulullah menjawab lagi “Kemudian Masjidil Aqsha,”. Ia pun bertanya lagi tentang jarak waktu kedua masjid itu dibangun dan dijawab oleh Rasulullah “40 Tahun”. (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Menjadi kiblat pertama umat Islam

5 Keistimewaan Tanah Baitul Maqdis Berdasarkan Alquran dan Hadistilustrasi orang sedang shalat (pixabay.com/Dr. Ondrej Havelka)

Pada Surat Al Isra ayat 1, disebutkan Rasulullah mengalami peristiwa Isra Miraj atau perjalanan dalam satu malam untuk bertemu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Didampingi Malaikat Jibril dengan mengendarai Buraq, Rasulullah berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Berikut bunyi Surat Al Isra ayat 1: 

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: "Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Dari Al Aqha, Buraq lalu pergi menuju Sidratul Muntaha untuk membawa Rasulullah berjumpa dengan Allah. Di sanalah Rasulullah mendapat perintah salat dari Allah yang pada awalnya umat Islam wajib melaksanakan salat 50 kali dalam satu hari, menjadi 5 kali sehari.

Setelah perintah salat diturunkan, Al Aqha menjadi kiblat pertama umat islam. Setelah 17 bulan dari hijrahnya Nabi Muhammad, kiblat dipindahkan ke Kakbah di Masjidil Haram.

Baca Juga: 6 Penyebab Rasa Malas Berkepanjangan, Overwhelmed Salah Satunya

3. Negeri mulia dan diberkati Allah

5 Keistimewaan Tanah Baitul Maqdis Berdasarkan Alquran dan HadistPalestina. (Unsplash)

Allah juga berfirman dalam Surat Al Anbiya ayat 81, di mana Allah akan memberikan kesuburan untuk tanah Palestina, sehingga dapat dihasilkan dari tanah itu macam-macam tanaman dan buah-buahan, bahkan mineral untuk hasil tambang. Berikut bunyi suratnya:

وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ عَاصِفَةً تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖٓ اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عٰلِمِيْنَ

Artinya: "(Kami menundukkan) pula untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Kami Maha Mengetahui segala sesuatu."

Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Tafsir al-Munir menyebutkan negeri yang diberkati oleh Allah dalam surat tersebut adalah Negeri Syam atau negerinya para nabi diutus dan disemayamkan.

Ia menyebutkan, Tanah Syam (Palestina) adalah tanah suci yang telah diberkahi Allah dengan banyaknya nabi-nabi yang diutus ke sana, syariat yang mereka bawa telah menyebar ke seluruh dunia. Sehingga tanah ini dikaruniai kesuburan, pepohonan dan sungai-sungai yang melimpah, sehingga kebaikan dunia dan akhirat seolah-olah ada di dalamnya.

4. Tidak akan rugi datang ke tanah Baitul Maqdis

5 Keistimewaan Tanah Baitul Maqdis Berdasarkan Alquran dan HadistPalestina. (Freepik)

Baitul Maqdis juga disebutkan dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 21, di mana saat itu diceritakan Nabi Musa sedang menyampaikan pesan pada kaumnya yakni Bani Israil untuk masuk ke tanah suci agar tidak merugi. Berikut bunyi ayatnya:


قَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ


Artinya: “(Nabi Musa mengatakan) wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.”

5. Tempat perdamaian tiga agama

5 Keistimewaan Tanah Baitul Maqdis Berdasarkan Alquran dan Hadistgoogle

Dilansir dari islam.nu.or.id, dalam buku Sejarah Hidup Muhammad (1980) oleh Muhammad Husain Haekal dijelaskan Rasulullah dahulu pernah melakukan kebijakan politik tingkat tinggi untuk membentuk perdamaian tiga agama samawi di Palestina yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi dengan nama Persatuan Yatsrib dan tertuang dalam “Piagam Madinah”.

Dahulu konflik antar suku terus terjadi selama kurang lebih 120 tahun. Melihat hal itu, Nabi Muhammad pun membuat dasar kenegaraan dan diberi nama “Piagam Madinah” setelah mengadakan musyawarah serta mendapat persetujuan dengan pihak Yahudi dan Nasrani.

Kaum Yahudi sangat menyambut baik Nabi Muhammad apalagi tujuannya untuk menyatukan masyarakat Yatsrib. Lalu semua pembesar suku di pihak Yahudi dan Nasrani didekatkan oleh Nabi Muhammad.

Hari ke hari hubungan Nabi Muhammad dengan pembesar suku semakin erat. Rasulullah pun berhasil menyatukan masyarakat Madinah dengan ikatan perjanjian persahabatan dan persekutuan serta menetapkan kebebasan beragama.

Sesuai musyawarah juga, Nabi Muhammad menetapkan hukuman bagi siapa saja, dari kaum mana pun, dan dari suku apapun yang melanggar kesepakatan dalam Piagam Madinah. Maka tak heran, jika kaum Yahudi, Nasrani, dan Islam asli Palestina hidup berdampingan dengan rukun hingga sekarang.

Baca Juga: 5 Tips Jitu Mewujudkan Prioritas Tertunda Tahun Lalu, Catat!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya