KB Laki-laki Kembali Digelar, Memperingati Hari Kontrasepsi Dunia

MOP ini akan dilakukan oleh 4 orang akseptor

Bandar Lampung, IDN Times - Emansipasi tak hanya untuk perempuan, ternyata juga berlaku untuk laki-laki dalam program keluarga berencana (KB). Di Indonesia mungkin sudah sangat familiar metode kontrasepsi dilakukan oleh kaum perempuan, namun tidak untuk laki-laki.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandar Lampung, dr. Santi Sundari ketika diwawancarai, Minggu (2/10/2022). Ia menyampaikan untuk memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia tiap 29 September, DPPKB kembali menggelar Metode Operasi Pria (MOP) pada 6 Oktober 2022 mendatang.

“Sekarang gak hanya perempuan yang dituntut pakai alat kontrasepsi (jangka panjang) untuk mengatur jarak kelahiran anak. Sekarang pria juga bisa KB karena ini bentuk emansipasi juga ya,” kata Santi.

1. Apa itu MOP?

KB Laki-laki Kembali Digelar, Memperingati Hari Kontrasepsi Duniailustrasi alat kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Santi menjelaskan, MOP adalah salah satu metode kontrasepsi jangka panjang diperuntukkan kepada kaum laki-laki. Metode ini dilakukan melalui operasi dengan cara memotong saluran sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan.

“Kontrasepsi itu sebenarnya ada 2 jenis, yakni jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka panjang itu ada IUD, alat ini diletakan di rahim perempuan, kemudian ada implan atau susuk yang dimasukan ke lengan, lalu ada MOW dan MOP yang metodenya dengan operasi untuk memutus saluran ovum atau sperma. MOW ini ada yang dipotong dan ada yang diikat,” jelasnya.

Sedangkan untuk kontrasepsi jangka pendek di antaranya adalah kondom, pil, dan suntik. Meski praktis, Santi tidak menganjurkan pasangan suami istri menggunakan kontrasepsi jangka pendek ini karena rentan untuk bisa hamil lagi.

“Misalnya lupa minum pil. Itu bisa langsung hamil biasanya. Sama suntik pun begitu. Kalau kondom itu aman ya bagi keduanya, sayangnya banyak kejadian juga yang bocor dan akhirnya bisa hamil,” jelasnya.

2. Terdapat 4 akseptor mendapat MOP

KB Laki-laki Kembali Digelar, Memperingati Hari Kontrasepsi DuniaKepala DPPKB Bandar Lampung, Santi Sundari. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Pada kegiatan MOP 6 Oktober mendatang, Santi menyampaikan kegiatan ini termasuk langka karena hanya diadakan setahun sekali saja. Bahkan di zaman milenial seperti inipun, penerima KB MOP di Indonesia masih relatif sedikit yakni hanya 1:1000 penduduk saja.

“Kita bekerjasama dengan provinsi (BKKBN), untuk melakukan MOP di tanggal 6-7 Oktober 2022. Tahun ini di Bandar Lampung kita ada 4 calon ya dari Sukarame, Sukabumi, Teluk Betung Utara, dan Telukbetung Selatan,” katanya.

Meski peminatnya cenderung sedikit, Santi mengatakan tiap tahun di Bandar Lampung selalu ada laki-laki dewasa yang melakukan MOP. Untuk mendukung program ini juga, pihaknya akan terus mengupayakan para kaum laki-laki agar ikut andil dalam program KB jika telah memiliki anak dengan jenis kelamin lengkap. 

Baca Juga: Bukan Hanya Malnutrisi, Lingkungan Ternyata Pengaruhi Stunting

3. Batas usia minimal laki-laki menerima MOP

KB Laki-laki Kembali Digelar, Memperingati Hari Kontrasepsi DuniaIlustrasi MOP. (Google)

Terkait syarat MOP, Santi menyebutkan tak sembarang laki-laki bisa menerima MOP ini. Ada batas minimal usia untuk laki-laki dewasa di sterilisasi.

“Minimal 40 tahun baru boleh MOP. Jadi memang ada batas usianya. Seperti banyak yang sudah-sudah itu memang rata juga di atas 40 baru steril. Kalau 35 biasanya nanti ditolak,” ungkapnya.

Selain di kegiatan setahun sekali seperti ini, Santi menjelaskan perempuan atau laki-laki hendak melakukan KB bisa langsung ke puskesmas atau kantor kecamatan setempat.

“Kita punya total 60 orang petugas penyuluh KB jadi masing-masing kecamatan ada 3 orang. Mereka ini tugasnya memberi penyuluhan tentang manfaatnya mengatur jumlah anak termasuk menjemput akseptor KB. Misalnya rumahnya di Pidada nih, kan jaraknya ke kecamatan lumayan jauh, itu petugas kita bisa antar jemput,” jelasnya.

4. Bus pelayanan KB

KB Laki-laki Kembali Digelar, Memperingati Hari Kontrasepsi DuniaBus pelayanan KB Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Tak hanya itu, Kota Bandar Lampung juga telah mengadakan inovasi terkait pelayanan KB dengan mobil berjalan. Santi menjelaskan ada beberapa puskesmas jauh dari kantor kecamatan. Maka setiap bulannya mobil layanan KB ini akan keliling ke 20 kecamatan untuk mendekatkan pelayanan KB ke masyarakat.

“Jadi tiap harinya kita beda-beda kecamatan. Selama 20 hari ke depan. Jadi tiap sebulan sekali kita ke kecamatan yang sama,” katanya.

Untuk jenis KB yang tersedia dalam bus pelayanan KB ini baru IUD dan implan saja. Santi sangat mewanti-wanti agar pasangan suami istri melakukan KB seefektif mungkin, karena dengan mengatur jarak kelahiran, pasangan bisa fokus merawat sang anak.

“Jadi gak cuma untuk kesehatan anaknya tapi ibunya juga. Kita bisa bayangkan kalau mereka tidak KB lalu tiap tahun hamil lagi hamil lagi, kasian ibunya. Anaknya juga kasian belum cukup ASI sudah lahir adiknya,” ujarnya.

5. Usia ideal menikah

KB Laki-laki Kembali Digelar, Memperingati Hari Kontrasepsi DuniaDPPKB Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Pernikahan ideal menurut kesehatan ada di usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Meski demikian, ternyata memang tak mudah mensosialisasikan masyarakat untuk menikah di bawah usia tersebut.

“Paling sulit itu edukasi beberapa orang yang punya paham banyak anak banyak rezeki, atau remaja dengan pendidikan rendah, atau masyarakat menengah ke bawah. Tapi itulah tugas kita untuk terus edukasi mereka,” imbuhnya.

Di Bandar Lampung, masyarakat di kecamatan pinggir kota seperti Kecamatan Panjang atau Teluk Betung Timur yang dalam satu keluarga masih memiliki banyak anak. Rata-rata berjumlah 6-8 anak dalam satu RT.

“Salah satu penyebabnya menikah dini. Padahal risiko menikah dini banyak. Selain gangguan kesehatan karena organ reproduksi perempuan yang belum siap, ada lagi aspek psikologisnya. Ibu yang belum siap, ketika melahirkan anak kemungkinan anaknya tidak mendapatkan asuhan baik itu tinggi dan akhirnya menimbulkan masalah stunting,” tutupnya.

Baca Juga: KB Pascapersalinan Cara Jitu Cegah Stunting

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya