Fakta Tari Cetik Kipas Melinting Lampung Timur Tampil di Istana Negara

Tarian mewah karena hanya ditarikan oleh keluarga kerajaan

Lampung Timur, IDN Times - Tari Cetik Kipas Melinting asal Lampung ditampikan secara megah dalam peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 78 di Istana Negara pada Kamis, 17 Agustus 2023.

Tari dengan formasi asli 6-8 orang ini ditarikan oleh puluhan penari asal Lampung Timur. Tak hanya itu, para penari ini juga begitu lentur membawakan gerakan tari dengan menggunakan pakaian adat lampung yakni Tapis Lampung.

Diketahui Tari Cetik Kipas Melinting atau Tari Melinting merupakan tarian asli dari Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Tarian ini memiliki ciri khas yakni dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan dengan membawa sepasang kipas. Berikut IDN Times rangkum fakta-fakta unik tentang Tarian Cetik Kipas Melinting Lampung!

1. Makna Tari Cetik Melinting

Fakta Tari Cetik Kipas Melinting Lampung Timur Tampil di Istana NegaraTari Cetik Kipas Melinting pada Perayaan HUT RI 78. (Youtube/sekretariatpresiden)

Ditarikan oleh muli mekhanai (bujang dan gadis) Lampung, tarian ini memiliki makna kegagahan dari laki-laki sekaligus kelembutan dari perempuan. Maka pada gerakannya kita bisa melihat penari laki-laki akan lincah menggerakan kakinya sedangkan penari perempuan akan tetap bergerak lemah lembut.

Gerakan lincah penari laki-laki dimaknai atas bentuk kewajiban tanggung jawab laki- laki untuk menyejahterakan dan melindungi keluarga. Sedangkan gerakan lemah lembut penari perempuan mengartikan kelembutan perempuan akan membuat kedamaian dalam keluarga.

Baca Juga: Diduga Kelelahan, Siswa SPN Kemiling Polda Lampung Meninggal Dunia

2. Asal usul Tari Cetik Melinting

Fakta Tari Cetik Kipas Melinting Lampung Timur Tampil di Istana NegaraTari Cetik Kipas Melinting pada Perayaan HUT RI 78. (Youtube/sekretariatpresiden)

Kesenian ini merupakan tarian asli Daerah Melinting, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Tari tradisional klasik ini sudah ada sejak kepemimpinan Ratu Melinting pada abad ke 16.

Sehingga kemungkinan tarian ini merupakan peninggalan dari ratu pada abad itu yakni Minak Kejala Bidin atau putranya Pangeran Panembahan Mas, atau putranya Minak Yuda Resmi. Ini dikarenakan belum ada kepastian tepatnya pada kepemimpinan siapa tarian ini dibuat.

Tarian ini biasa ditampilkan saat acara adat (Begawi) untuk menyambut tamu. Tarian ini pun sempat disempurnakan pada 1958 dan dinamai Tari Melinting Gaya Baru. Sehingga tarian Melinting saat ini merupakan revisi dan mengalami perubahan dari gerakan aslinya.

3. Tarian ini awalnya hanya dibawakan keluarga kerajaan

Fakta Tari Cetik Kipas Melinting Lampung Timur Tampil di Istana NegaraTari Cetik Kipas Melinting pada Perayaan HUT RI 78. (Youtube/sekretariatpresiden)

Sebelum mengalami perkembangan jaman dan perubahan pada gerakan tarian (1958), Tari Cetik Melinting hanya ditarikan oleh keluarga Ratu Melinting saja. Maka tak heran pada zaman dahulu tarian ini jarang dipertontonkan karena hanya dipentaskan saat ada keagungan Keratuan Melinting saja.

Dahulu para penari pun adalah para keluarga kerajaan seperti anak-anak dari Ratu Melinting dan dibawakan secara megah di Rumah Sesat atau balai adat. Saat ini tarian sakral ini sudah berubah menjadi tarian hiburan dan dilestarikan sebagai budaya khas Lampung dengan dijadikan sebagai tarian penyambutan tamu agung. 

Meski demikian makna dan gerakan asli dari Tari Melinting sampai saat ini tidak berubah. Tari Melinting masih menggambarkan kegagahan dan kelembutan orang-orang Lampung. Tarian ini juga sampai saat ini masih diturunkan secara turun temurun sebagai ciri khas kebudayaan Lampung Timur.

4. Pakaian penari

Fakta Tari Cetik Kipas Melinting Lampung Timur Tampil di Istana NegaraTari Cetik Kipas Melinting pada Perayaan HUT RI 78. (Youtube/sekretariatpresiden)

Tak hanya pada gerakan, pengembangan tarian pada 1958 juga dilakukan pada pakaian serta aksesori para penari. Pada awal tarian ini, penari laki-laki memakai kopiah emas melinting, baju dan jung sarat yang diselempangkan, baju teluk belanga, kain tuppal disarungkan, kipas warna merah, bulu seretei, sesapur handak putih, bunga pandan, dan celana panjang putih.

Sedangkan setelah pengembangan, penari laki-laki memakai kopiah emas pepadun, baju teluk belanga, kain tapis, warna kipas tidak ditentukan, dan bulu seretei.

Untuk penari perempuan dahulu penari menggunakan siger melinting cadar warna merah/putih, kebaya putih tanpa lengan, tapis melinting, rambut cemara panjang, kipas warna putih, gelang ruwi dan gelang kano. Sedangkan saat ini menggunakan siger melinting cadar kuningan, kebaya putih lengan panjang, tapis pepadun, rambut disanggul, warna kipas warna tidak ditentukan, gelang ruwi dan buah jukum.

Itulah beberapa fakta menarik tentang Tari Cetik Kipas Melinting. Semoga kita bisa terus melestarikan budaya kita agar tidak menghilang karena tergerus jaman.

Baca Juga: Tak Ada Biaya Berobat, Anak Autis Dikurung di Kamar Teralis Besi

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya