Curah Hujan dan Galian Sungai Pemicu Longsor dan Banjir di Pesibar

Ada tiga korban meninggal akibat longsor

Bandar Lampung, IDN Times - Selain curah hujan tinggi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat, Mirza Sahri mengatakan kejadian longsor hingga banjir bandang di Pesisir Barat kemungkinan diakibatkan karena galian terus menerus dilakukan di pinggir sungai baik dari masyarakat Pesibar sendiri maupun Lampung Barat.

“Masyarakat itu kan banyak yang gali (pinggir sungai) untuk ambil batu-batuan di sungai. Saya rasa itu jadi salah satu alasan terjadinya longsor dan banjir di Pesisir Barat selain curah hujan tinggi hari ini,” katanya, Minggu (13/11/2022).

Menurutnya Pesisir Barat dan Lampung Barat memiliki geografis mirip dengan Jakarta dan Bogor. Sehingga sebab akibat banjir atau bencana alamnya pun hampir mirip.

“Pesibar itu persis Bogor dan Lambar itu Jakartanya. Kalau ini menjadi perhatian kita semua, Lampung Barat digali terus galian batu kerikil terus sepanjang itu tidak diberhentikan, 5 tahun kedepan saya gak tahu akan jadi seperti apa,” ujarnya.

Baca Juga: Macet Parah karena Jembatan Way Laay Amblas, Solusi Hanya Timbun

1. Longsor di Tembakak 3 korban meninggal

Curah Hujan dan Galian Sungai Pemicu Longsor dan Banjir di PesibarLongsor di Tembakak Pesisir Barat. (IDN Times/Istimewa)

Diketahui pada Minggu (13/11/2022) dini hari terjadi bencana longsor di Pekon (Desa) Tembakak Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Lampung. Longsor ini menghantam satu rumah warga hingga menelan tiga korban jiwa.

“Sampai saat ini itu korban ada tiga, suami istri dan satu anaknya. Kalau mau ditaksir kerugian kira-kira puluhan juta adalah soalnya hancur rumahnya,” ujarnya.

Selain itu, di waktu sama di Pekon Way Nukak Kecamatan Karya Penggawa Pesisir Barat telah terjadi banjir bandang. Akibatnya tujuh rumah milik warga hanyut terbawa banjir.

“Batu krikil (sungai) itu terus diambil sama masyarakat bertahun-tahun. Sepanjang itu tidak diberhentikan, 5 tahun kedepan saya gak tahu akan seperti apalagi nanti ini,” imbuhnya.

2. 90 persen masyarakat pedesaan Pesibar tinggal di bibir sungai dan pantai

Curah Hujan dan Galian Sungai Pemicu Longsor dan Banjir di PesibarBanjir di Way Nukak Pesisir Barat. (IDN Times/Istimewa)

Sampai saat ini Pemerintah Pesisir Barat sebenarnya terus mengingatkan masyarakat untuk tidak membangun rumah dibibir sungai atau di dekat pantai dengan alasan keamanan, namun memang hal itu sulit diterima oleh masyarakat.

“Bayangkan, 90 persen masyarakat pedesaan Pesibar ini pemukimannya berada di pinggir pantai atau bantaran sungai. Jadi ya resikonya memang tinggi,” sebutnya.

Ia juga mengatakan hal itu dikarenakan lahan tersebut memang sudah menjadi milik mereka sejak dahulu kala. Kemudian diturunkan ke anak cucu mereka untuk ikut membangun rumah di sana.

“Jadi bukan masalah lahannya murah atau mahal. Memang mereka turun temurun disitu. Bangun lagi-bangun lagi. Jadi memang berat kalau mau nyuruh mereka pindah,” tutupnya.

3. Tidak ada korban tambahan

Curah Hujan dan Galian Sungai Pemicu Longsor dan Banjir di PesibarAmbulance korban longsor di Pesibar. (IDN Times/Istimewa)

Terkait longsor dan banjir di Pesibar, Humas Basarnas Lampung, Deni Kurniawan mengatakan sampai saat ini pihaknya tidak mendengar lagi informasi tentang korban selain 3 orang meninggal karena longsor tersebut.

“Cuma 3 itu sampai saat ini jadi Alhamdulillah gak ada korban jiwa lagi,” katanya singkat.

Ia juga mengatakan, untuk pencarian korban juga sudah tidak lagi dilakukan karena tidak ada lagi korban hilang dalam bencana tersebut.

Baca Juga: Tertimbun Longsor, Tiga Warga di Dusun Way Kruwi Pesibar Meninggal

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya