Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lain

Anak ADHD wajib diet gluten dan kasein

Bandar Lampung, IDN Times - ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan suatu kondisi di mana seseorang kesulitan untuk fokus, memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. ADHD memang bukan penyakit mengerikan, tapi faktanya masih banyak orang awam tak tahu tentang penyakit ini.

Sehingga muncul kasus memilukan yakni penganiayaan orang tua terhadap anak di Kabupaten Tabanan di mana orang tua mengurung sang anak dan merantainya karena tak tahu anaknya menderita ADHD. Padahal, sang anak hanya membutuhkan perhatian lebih karena ia sedikit berbeda tapi orang tua menganggapnya nakal dan merantainya.

Sayangnya, prevalensi ADHD di Indonesia saat ini belum diketahui secara pasti karena penelitiannya masih sangat sedikit. Datanya pun hanya sebatas pada rekam medis di tempat pelayanan anak berkebutuhan khusus.

1. Masih balita, tapi tidak takut duduk sendiri di pinggiran sumur

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak LainIlustrasi anak ADHD. (Pexels)

Berkebalikan dengan cerita orang tua di Kabupaten Tabanan, Mustika Nuraini, seorang ibu di Kecamatan Natar Lampung Selatan telah mengetahui dan menyadari anaknya memiliki kebutuhan spesial dibanding anak lainnya sejak anaknya berusia 2 tahun.

Mustika menjelaskan anak perempuannya ini memiliki ciri-ciri hiperaktif luar biasa dan tak kenal lelah. Sehingga ia harus ekstra perhatian terhadap anaknya tersebut saat bermain.

“Gak bisa diem. Ada aja yang dikerjakan sama dia. Bosan mainan A ganti main B, bosen B ganti lagi, jadi gak istirahat. Terus dia juga kurang bisa melihat situasi di sekitarnya. Misalnya dia bermain itu tidak akan memperdulikan orang lain, dia gak peduli anak lain menangis karena mainannya direbut, asal dia happy dia akan asik dengan dirinya sendiri,” jelasnya.

Tak hanya itu ia juga mengatakan anaknya ini tidak kenal rasa takut dan hanya akan menangis jika ia merasa sakit saja. Sehingga ketika terjatuh dan terluka, selama itu tidak terasa sakit bagi anaknya maka anaknya tidak akan menangis.

“Di lingkungan rumah saya itu masih banyak rumah yang sumurnya pendek-pendek. Sering banget dia duduk di pinggiran sumur dengan arah kaki ke dalam sumur. Bahkan dia senang dan kakinya diayun-ayunkan. Dia gak ada rasa takut dan dia gak tahu kalau itu berbahaya,” katanya.

2. Pernah hilang dari pengawasan

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lainilustrasi aplikasi untuk melacak koper (unsplash.com/Sebastian Hietsch)

Dikarenakan perilaku hiperaktif, tak kenal takut dan lelah itulah, suatu hari anaknya pernah hilang dari pengawasan. Ia bercerita awalnya anaknya tersebut hanya bermain di depan rumah bersama anak lain seperti biasa.

“Waktu saya liat lagi udah gak ada anaknya. Dicari kan, ternyata dia udah jauh dari rumah sekitar setengah kilo, jalan sendiri. Alhamdulillah waktu itu yang nemuin kenal sama saya dan nelfon saya kalau anaknya main sampai sana,” imbuhnya.

Setelah dijemput, ia mengatakan tak langsung datang menghampiri anaknya melainkan ingin tahu dulu apa sebenarnya yang dirasakan oleh sang anak. Lalu ia menjelaskan bahwa saat itu anaknya terlihat kebingungan dan seperti berusaha ingin pulang tapi tidak bisa.

Ia juga menyebutkan anaknya saat ini berusia 5 tahun. Karena anak tersebut juga didiagnosa speech delay maka sampai saat ini bicaranya pun masih belum jelas. Padahal umumnya anak sudah mulai bisa bicara pada usia 12-18 bulan dan berbicara lancar pada usia 2-3 tahun.

“Dia sudah mengerti apa yang diucapkan orang lain, dia juga tahu apa yang mau dia sampaikan tapi tidak jelas. Lalu dia juga agak sulit kalau diomongin. Misalnya pas dipanggil, dia gak akan peduli padahal sebenarnya dia itu mendengar, dia gak tuli, tapi mungkin karena asik dengan dunianya jadi dia akan terus fokus pada yang disukainya itu,” paparnya.

Baca Juga: Teluk Betung Selatan, Potensi Wisata Kota Tua Butuh Revitalisasi

3. Anak harus diberitahu tentang kelebihannya ketika sudah bisa mengerti

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lainilustrasi tulisan ADHD (pexels.com/Tara Winstead)

Dari perilaku anaknya diluar kebiasaan anak lain itulah awal mula Mustika memeriksakan anaknya ke dokter anak. Di sana ia menceritakan sang dokter memberikan beberapa simulasi seperti menanyakan nama dan memperhatikan fokus dan perilaku sang anak.

“Jadi saya semakin yakin kalau anak saya spesial. Jadi memang saya yang harus beri treatment lebih kepadanya dibanding saudaranya yang lain. Karena tadi itu, dia gak ada rasa takut jadi bisa membahayakan dirinya sendiri,” ujarnya.

Untuk saat ini, cara Mustika menangani anaknya tersebut adalah dengan cara berbicara dengan lembut dan pelan-pelan, karena sang anak akan memberontak ketika terucap nada tinggi. Ia juga mengaku ketika sang anak sudah lebih besar dan mengerti nanti, ia pasti akan memberi tahu dan menjelaskan tentang kelebihan tersebut pada anaknya.

4. Mayoritas anak ADHD justru punya IQ lebih tinggi dari anak lain

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak LainPopmama.com

Cerita penderita ADHD juga dibagikan oleh Edovan, seorang tutor anak ADHD di Sahabat Difabel Lampung. Pria akrab disapa Edo ini menjelaskan ADHD itu sebenarnya berbeda dengan ASD atau Autism Spectrum Disorder.

“Kalau autis itu kan spektrum, jadi memang banyak ragamnya salah satunya adalah ADHD ini. Kalau dalam penelitian penyebabnya ada faktor genetik, kelainan pada sistem pencernaan, dan karena kelainan zat kimia otak juga ada,” katanya.

Namun uniknya, Edo menjelaskan anak ADHD biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi dari anak biasanya. Sedangkan beberapa anak autism berbeda-beda ada yang memiliki IQ standar, ataupun di bawah standar.

"Tapi biasanya mereka ada satu bidang yang bagus. Misalnya Matematika aja, atau mudah nguasain banyak bahasa," imbuhnya.

5. Anak ADHD membutuhkan diet gluten dan kasein

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lainilustrasi produk bebas gluten atau gluten free (businessinsider.com)

Edo bercerita, ada dua anak ADHD di Sahabat Difabel Lampung. Usianya 8 dan 15 tahun. ia menjelaskan untuk kebutuhan anak ADHD sebenarnya rata-rata sama yaitu diet dan harus melakukan treatment fisik atau motorik terlebih dahulu sebelum belajar.

“Pokoknya aktifitas fisik yang berat misal angkat beban, lari, dan sebagainya karena kekuatan mereka super. Misal kita bisa 3 kali putar lapangan, anak ADHD bisa lebih dari 15 putar lapangan. Ya karena hiperaktifnya itu dia gak akan capek, badannya pun kuat,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, alasan anak ADHD harus diet adalah karena ia tidak boleh kelebihan gluten dan kasein. Pasalnya jika gluten dan kasein berlebih maka akan terserap oleh usus halus lebih cepat sehingga menimbulkan glukosa lebih banyak ke dalam darah.

“Saat darah tersebut masuk otak maka sistem limitnya kebanjiran terus sama sistem hormon yang membuat bahagia. Ini bisa berakibat adanya kecenderungan bayangan imajinatif yang muncul,” jelasnya.

Baca Juga: Almira, Gen Z Balon DPD Lampung Akrab Dengar Isu Politik Sejak Sekolah

6. Pasangan muda dan mau menikah harus paham dan aware

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak LainTutor ADHD di Sahabat Difabel Lampung, Edovan. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Hal itu lah yang terjadi pada salah satu anak ADHD di Sahabat Difabel Lampung. Edo mengatakan anak ADHD berusia 15 tahun ini memang agak sulit mengikuti diet gluten dan kasein. Sehingga makanan apapun akan masuk dalam tubuhnya dan kemungkinan mengalami komplikasi antara beberapa faktor penyebab ADHD.

“Kalau dari pengalaman tutor di sini, pertama dia ngaku punya pacar 3, di Korea, Jepang, dan China. Suatu hari dia punya konflik dengan salah satu dari tiga pacar imajinasinya ini, sampai dia nyakitin dirinya sendiri, jambak rambutnya sendiri, pokoknya melakukan tindakan implusif,” jelasnya.

Edo juga menyampaikan sang anak ini tahu betul dan sadar bahwa ia mengidap ADHD. Untungnya, anak tersebut bisa menerima kelebihannya dan saat ini bahkan ia bisa menguasai dua bahasa asing sekaligus secara otodidak.

“Memang kadang kala kita yang harus kontrol dia, karena anak ADHD khususnya dia ini tidak bisa mengontrol emosinya sendiri. Misal kita tahu nih dari raut wajahnya capek dan harusnya sudah berhenti belajar, tapi dia gak paham kalau dia capek sehingga dia terus minta soal untuk dikerjakan,” paparnya.

Ia juga berpesan, sebaiknya setiap orang khususnya pasangan muda dan mau menikah harus paham dan aware tentang penyakit ini. Minimal tentang penyebab dan cara penanganannya.

7. ADHD berbeda dengan autisme.

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lainilustrasi pola pengasuhan yang kurang tepat (freepik.com/bearfotos)

Psikolog lulusan Universitas Muhammadiyah Lampung dan sedang mengambil gelar spesialisnya Clicinal Psychologist di UM Surakarta, Meti Puspitasari mengatakan ADHD berbeda dengan autisme.

“Kalau ADHD itu perilakunya khas, dia sulit memusatkan perhatian ditambah dia hiperaktif. Anak ADHD biasanya menghindari kegiatan yang membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi, dia suka bicara, memotong pembicaraan, cenderung menyukai rutinitas yang bervariatif,” jelasnya.

Sedangkan autism atau ASD perilakunya cenderung terbatas dan biasanya hanya mengulang-ulang. Misalnya melakukan aktivitas yang ia disukai saja, sulit membangun komunikasi, menghindari kontak mata, kesulitan mengungkapkan emosi, kurang peka terhadap perasaan orang lain, dan tidak menyukai rutinitas yang berubah-ubah.

“Penyebabnya ada banyak, bisa genetik, bisa ibunya terkena infeksi saat hamil, atau adanya infeksi atau trauma saat kelahiran. Lalu ada juga faktor lainnya misalnya temperamen yang dimiliki anak, maltreatment dalam pengasuhan, kekerasan kronis, atau anak yang diabaikan itu bisa jadi penyebab ADHD,” lanjutnya.

8. Apakah ADHD bisa disembuhkan?

Buah Hati Derita ADHD Ternyata Memiliki IQ Tinggi Dibanding Anak Lainpixabay

Meti mengatakan, secara umum ADHD tidak bisa disembuhkan. Tetapi gejalanya bisa dikurangi dengan beberapa bantuan profesional. Misalnya dari dokter bidang medis menggunakan pharmalogikal.

“Kemudian juga bisa dengan latihan-latihan misalnya psikoedukasi. Itu ada banyak macamnya ya tapi kebanyakan motorik salah satunya itu berlari sambil diberi gangguan-gangguan,” katanya.

Tak hanya itu, pelatihan seperti ini juga harus dilakukan di sekolahnya atau oleh guru, di mana sebelum memulai belajar anak harus mendapatkan psikoedukasi. Tujuannya untuk meningkatkan pengendalian dan kesadaran, mengembangkan sosial anak, dan pengembangan akademiknya.

Baca Juga: Harta Kekayaan Pejabat Tinggi Lampung Wali Kota Punya 21 Mobil! 

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya