Asupan Makanan Pencegah Stunting, Mulai Ibu Hamil sampai Anak Lahir

Mitos-mitos soal ASI dan makanan bayi ini ternyata dilarang

Bandar Lampung, IDN Times - Hingga saat ini penanganan stunting masih menjadi isu prioritas nasional. Para pemimpin daerah diminta untuk memaksimalkan aksi nyata penurunan stunting agar mencapai target prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai isi RPJMN 2020-2024.

Ahli Gizi Lampung, Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz., M.Gizi mengatakan pencegahan stunting seharusnya memang dilakukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau saat anak masih dalam kandungan. 

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ini menyampaikan, untuk tumbuh kembang anak di dalam kandungan diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas asupan makanan.

“Kuantitas ini artinya perlu ada penambahan energi atau kalori pada ibu hamil karena kebutuhannya gak cuma untum satu orang. Jadi kalau ada ibu hamil yang ngomong ‘ini makannya untuk 2 orang’, itu benar sekali, kebutuhannya memang tak hanya untuk dirinya tapi untuk anak dalam kandungan,” jelasnya, Minggu (3/12/2023).

1. Asupan makanan untuk ibu hamil agar anak tak stunting

Asupan Makanan Pencegah Stunting, Mulai Ibu Hamil sampai Anak Lahirilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Sofyan melanjutkan, sedangkan untuk aspek kualitas makanannya, ibu hamil bisa memilih makanan dengan banyak kandungan protein dan asam folat di mana itu bisa didapatkan dalam kacang-kacangan, protein hewani seperti hati, ikan, dan sebagainya.

Namun, ia menuturkan sebaiknya ibu hamil menghindari kerang-kerangan sebagai asupan protein hewani. Itu disebabkan kerang-kerangan biasanya banyak mengandung logam berat khususnya pada perairan dekat industri.

“Kemudian ada kalsium. Ibu hamil itu membutuhkan sekitar 1.000 mg kalsium per hari. Makanya banyak kan susu untuk ibu hamil karena memang sangat diperlukan untuk pertumbuhan janin. Selain susu juga bisa dari bahan olahannya seperti keju atau yogurt,” paparnya.

Ia juga menyarankan agar ibu hamil juga mengonsumsi telur. Sebab mudah didapat dan seluruh protein dalam telur bisa diarbsorbsi atau diserap dengan sangat baik oleh ibu hamil.

2. Anak usia nol sampai 6 bulan hanya butuh ASI eksklusif

Asupan Makanan Pencegah Stunting, Mulai Ibu Hamil sampai Anak Lahirhellosehat.com

Setelah lahir, asupan gizi anak usia nol sampai 6 bulan bisa didapatkan dari ASI eksklusif ibunya. Sofyan mengatakan banyak mitos-mitos salah tersebar di kalangan masyarakat hingga saat ini mengenai ASI eksklusif.  

“Ada yang salah kaprah juga soal ASI eksklusif ini. Misalnya anaknya gak mau makan atau ASI nya belum mau keluar, lalu anak dikasih madu di mulutnya. Itu salah besar, bisa menggagalkan ASI eksklusifnya,” katanya.

Sofyan menjelaskan, gizi anak usia nol sampai 6 bulan bisa tercukupi hanya dengan ASI saja. Justru pemberian makanan lain seperti madu atau pisang sangat dilarang karena pencernaan bayi belum bisa mencerna makanan seperti itu.

Baca Juga: Cipta Pemilu Damai, Polda Lampung Bentuk Satgas Monitor Konten Medsos

3. Mitos lain soal ASI dikalangan masyarakat Indonesia

Asupan Makanan Pencegah Stunting, Mulai Ibu Hamil sampai Anak Lahirmamanatural.com/ Ilustrasi kolostrum

“Lalu juga ada mitos soal ASI pertama atau kolostrum. Katanya ASI pertama yang warnanya kekuningan itu jangan diberikan ke anak. Itu juga salah. Justru pemberian kolostrum bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan kandungan imunitasnya lebih tinggi dibanding ASI setelahnya,” terang Sofyan. 

Selain itu, ia mengatakan, pemberian ASI juga bisa meningkatkan kedekatan ibu dan anak secara psikis. Anak bisa merasa nyaman dengan ibunya dan sebaliknya. ASI juga dapat diberikan pada anak 0-6 bulan minimal 8 kali sehari atau lebih sesuai kebutuhan.

“Lalu soal pemberian obat juga. Perlu diketahui obat itu bukan makanan. Jadi pemberian obat pada anak itu tidak akan menggagalkan ASI eksklusif. Jadi gak apa-apa anak yang sakit diminumi obat dari dokter,” ujarnya.

4. Seperti apa MPASI untuk anak usia setengah hingga 2 tahun agar tak stunting?

Asupan Makanan Pencegah Stunting, Mulai Ibu Hamil sampai Anak LahirIlustrasi MPASI beku (epark.jp)

Ketika kebutuhan gizi atau asupan makanan anak usia 0-6 bulan bisa dicukupi seratus persen dari ASI, maka tak sama pada usia setelah 6 bulan. Sofyan menyebutkan, ASI bahkan hanya bisa mencukupi 50 persen kebutuhan gizi anak usia 1 tahun.

“Makanya mulai 6 bulan ke atas, anak harus diberikan MPASI. Tapi tetap diberikan ASI oleh ibunya. Makanya namanya pendamping ASI. Pemberiannya juga harus bertahap seperti usia 6-7 bulan itu makanan encer atau saringan. Kemudian 7-9 bulan boleh makanan lembek atau lunak, 9-12 bulan sudah mendekati makanan orang dewasa, dan 12 bulan ke atas sudah sama dengan makanan dewasa,” jelasnya.

Pemberian makanan ini pun harus tepat waktu dengan penjagaan kualitas, kuantitas, serta keamanan makanan. Di mana membuat sendiri makanan sangat direkomendasikan karena dijamin aman bahan, pengolahan dan peralatan makannya. Namun jika hendak memberi MPASI instan juga diperbolehkan tapi harus diperhatikan food labelingnya. 

Secara keseluruhan bayi membutuhkan sekitar 550 gram kalori per hari. Beberapa menu rekomendasi untuk anak agar gizinya terpenuhi adalah protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan. Protein hewani bisa diberikan 60-80 gram sehari. Buah dan sayur 200-400 gram per hari, lalu ada susu dan makanan kaya akan lemak baik seperti alpukat.

“Kalau dalam takaran rumah tangga, itu misalnya telur satu butir itu kalorinya 60 gram. Jadi bagi saja satu telur untuk beberapa kali makan. Lalu sayur itu contohnya wortel satu setengah potong cukup untuk satu hari. Untuk alpukat cukup 1/2 potong saja, bisa dilumatkan untuk mendapatkan lemak baik,” jelasnya.

5. Anak terlanjur stunting, bisa berikan makanan tambahan

Asupan Makanan Pencegah Stunting, Mulai Ibu Hamil sampai Anak LahirSeorang bayi saat menjalani imunisasi di Posyandu Rampai. (IDN Times/Dini Suciatingrum)

Sedangkan untuk kasus stunting, pada penemuan kasus pertama kali biasanya anak akan diberikan makanan tambahan. Sofyan menjelaskan, tujuan dari pemberian makanan tambahan ini untuk mengejar kebutuhan hariannya.

“Makanan tambahan itu biasanya bahan makanan dalam bentuk menu bisa sop ati ayam yang padat protein, tahu, tempe, buah dan susu. Intinya bagaimana kebutuhan harian secara kualitas terpenuhi dan menjadi pola makannya,” imbuhnya.

Kemudian ia juga mengatakan anak stunting juga sangat pernting diperhatikan keamanan makanannya karena jika tidak anak bisa mudah terkena penyakit.

“Sebenarnya pemberian makanan stunting juga itu jangka waktunya cukup lama ya. Karena gak mungkin kita berikan makanan sekarang terus besok tingginya bakal naik. Sehingga memang tidak instan dan harus sabar,” jelasnya.

Baca Juga: Anggaran Stunting Lampung Rp106 Miliar, tapi Makanan Posyandu Hemat

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya