19 Guru Besar Unila Dikukuhkan, Plt Rektor: Riset Mereka Dibutuhkan

Kontribusi riset kedaireka guru besar mencapai Rp7 miliar

Bandar Lampung, IDN Times - Sebanyak 19 guru besar Universitas Lampung (Unila) telah dikukuhkan, Rabu (30/11/2022). Angka ini menambah jumlah guru besar di universitas negeri tertua di Lampung tersebut.

Dalam acara pengukuhan di GSG Unila tersebut, Plt Rektor Unila Mohammad Sofwan Effendi menyampaikan, penambahan jumlah guru besar di Unila akan terus bertambah. 

“Sebenarnya kebutuhan guru besar di universitas itu adalah 40 persen dari total dosen. Untuk jumlah guru besar di Unila saat ini belum sampai 10 persen. Tapi kita akan terus menambah angka tersebut,” katanya ketika diwawancarai usai acara pengukuhan.

1. Desember ini rencananya Unila akan menambah sekitar 7 guru besar

19 Guru Besar Unila Dikukuhkan, Plt Rektor: Riset Mereka DibutuhkanPlt. Rektor Unila, Mohammad Sofwan Effendi. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Menurut data diberikan Universitas Lampung, dari total sekitar 1.152 dosen di Unila, sampai saat ini Unila sudah mengukuhkan sebanyak 96 guru besar, termasuk hari ini.

Meski target Unila masih jauh, namun Sofwan mengatakan upaya Unila untuk terus menambah jumlah guru besar akan dilaksanakan paling cepat Desember 2022 ini.

“Sebenarnya ada satu lagi yang mau dikukuhkan hari ini tapi beliau sedang ke Jepang. Lalu ada 6 orang yang sedang menunggu proses finalisasi, jadi rencana Desember ini kemungkinan bisa nambah (guru besar) 7-8 orang,” katanya.

Baca Juga: Daftar 23 Mahasiswa FK Unila Jalur Suap, Seret Anggota DPR dan Mendag

2. Daftar dosen dikukuhkan hari ini

19 Guru Besar Unila Dikukuhkan, Plt Rektor: Riset Mereka DibutuhkanPlt Rektor mengukuhkan guru besar Unila. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Berikut nama guru besar Unila yang dikukuhkan hari ini:

  1. Prof. Dr. Flora, M.Pd. dengan judul orasi “Proses Negosiasi Makna dalam Interaksi di Kelas Pembelajaran Bahasa Inggris”,
  2. Prof. Dr. Noviany, S.Si., M.Si. dengan judul orasi “Potensi Senyawa-senyawa Fenolik dan Modifikasi Struktur dari Tumbuhan Turi yang Memiliki Aktivitas Antituberkulosis dan Antikanker”,
  3. Prof. Drs. Admi Syarif, Ph.D. dengan judul orasi “Paradigma Baru Penyelesaian Berbagai Persoalan Dunia Nyata Berbasis Kecerdasan Buatan”,
  4. Prof. Dr. Herpratiwi, M.Pd. dengan judul orasi "Perencanaan Pembelajaran untuk Pengembangan Kognitif dan Solusi Masalah Belajar”,
  5. Prof. Dr. Lusmeilia Afriani, D.E.A. dengan judul orasi “Pengaruh Getaran Kereta Api terhadap Penyebab Retakan Bangunan dan Kerawanan Longsor Tanah sekitarnya”,
  6. Prof. Dr. Kamisah Delilawati Pandiangan, S.Si., M.Si. dengan judul orasi “Pemanfaatan Katalis Heterogen Ramah Lingkungan dalam Produksi Biodiesel”,
  7. Prof. Dr. Emantis Rosa, M. Biomed. dengan judul orasi “Peran Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk Aedes Aegypti dan Potensinya dalam Penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)”,
  8. Prof. Dr. Ir. I Gede Swibawa, M.S. dengan judul orasi “Pengelolaan Berkelanjutan Nematoda Parasit Tumbuhan sebagai "OPT Senyap" di Lahan Pertanian”,
  9. Prof. Dr. Abdurrahman, M.Si. dengan judul orasi “Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STEM Berorientasi pada Educational of Sustainability Development (ESD)”,
  10. Prof. Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P. dengan judul orasi “Limbah Agroindustri sebagai Sumber Energi Terbarukan”,
  11. Prof. Dr. Ir. Kordiyana K. Rangga, M.S.
    dengan judul orasi “Keefektifan Kelompok dalam Program Pemberdayaan Masyarakat",
  12. Prof. Dr. Ambya, S.E., M.Si. dengan judul orasi “Kemandirian Fiskal dan Kemiskinan Daerah Otonom Baru (DOB)”,
  13. Prof. Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. dengan judul orasi “Penguatan kebijakan E-Planning, E-Budgeting dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah untuk Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah yang Berkualitas pada Kabupaten / Kota di Indonesia”,
  14. Prof. Dr. Ir. Chatarina Niken Dwi Wahyuni Setya Budi Utami, M.T, dengan judul orasi “Model dan Hubungan Deformasi Jalan Beton Berkinerja Tinggi Serta Kerusakannya di Daerah Tropis Lembab”,
  15. Prof. Drs. Andi Setiawan, M.Sc., Ph.D.
    dengan judul orasi “Senyawa Bioaktif Biota Laut Perairan Indonesia”,
  16. Prof. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum, dengan judul orasi “Jangan Lupa Berolah Sastra”,
  17. Prof. Dr. Sumardi, M.Si, dengan judul orasi “Medan Magnet dan Kehidupan Bakteri”,
  18. Prof. Dr. Susi, S.E., M.B.A., Ph.D.C.A, dengan judul orasi “Isu Perbudakan Modern dalam Pelaporan Berkelanjutan Perusahaan”,
  19. Prof. Dr. Dra. Maria Erna Kustyawati, M.Sc, dengan judul orasi "Teknologi Tanpa Panas Karbon Dioksida Superkritis Untuk Pengolahan Hasil Pertanian"

3. Dua tugas utama guru besar

19 Guru Besar Unila Dikukuhkan, Plt Rektor: Riset Mereka DibutuhkanRektorat Unila. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Menjadi guru besar tentu bukan sebuah amanah yang enteng. Sofwan menyampaikan ada dua tugas utama diemban guru besar yakni harus memproduksi doktor-doktor berikutnya di bidang kepakaran masing-masing.

“Kedua mereka harus menghasilkan riset-riset yang bisa dihilirisasi atau dapat dinikmati oleh masyarakat dan industri, sehingga produk masalnya itu bisa memperbaiki inovasi produk yang sudah ada,” katanya.

Di Unila, Ia menambahkan telah berdiri pusat riset untuk kelapa sawit, lada, kakao, kopi, dan nanas. Ia berharap hasil riset yang diberikan oleh Unila melalui periset guru besar dan dosen lain bisa memberi kontribusi kepada Lampung atau bahkan Indonesia.

4. Kontribusi riset guru besar dan dosen Unila pada kedaireka menghasilkan Rp7 miliar

19 Guru Besar Unila Dikukuhkan, Plt Rektor: Riset Mereka DibutuhkanIlustrasi Riset (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia juga menyampaikan guru besar secara administrasi merupakan capaian tertinggi jabatan fungsional seorang dosen. Namun secara inovasi guru besar adalah langkah awal seseorang dari dosen biasa menjadi peneliti yang bekerja sama denhan industri atau organisasi riset.

“Kalau untuk kedaireka (Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka), tidak hanya guru besar, kita juga dorong semua dosen untuk masuk ke sana. Karena itu adalah riset hilir produknya sudah ditangkap oleh industri sehingga paten atau output risetnya sudah diproduksi melalui penelitian laboratorium itu di scale up menjadi produk massa,” paparnya,

Ia juga mengatakan untuk Kedaireka, Unila telah mendapatkan dana hampir Rp1 miliar dari Kemendikbud dan dengan dana tersebut, Unila mendapat sekitar Rp7 miliar. Sehingga, keberadaan guru besar memang sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Titip Keponakan Lulus FK Unila ke Karomani

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya