Rekayasa Kosmetik ITERA, Prodi Unik dan Satu-satunya di Indonesia

Lampung Selatan, IDN Times - Perguruan tinggi di Indonesia memiliki banyak sekali jurusan untuk memfasilitasi bakat dan minat para calon mahasiswanya. Uniknya, ada beberapa perguruan tinggi memiliki jurusan langka atau bahkan satu-satunya di Indonesia.
Meski begitu, beberapa jurusan ini ternyata memiliki prospek kerja cukup luas. Mengingat belum banyak Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keahlian di bidang tersebut.
Salah satunya adalah Program Studi Rekayasa Kosmetik di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung. Prodi ini merupakan satu-satunya dan pertama di Indonesia. Prodi ini juga telah memenuhi peringkat Akreditasi Baik untuk periode 24 Mei 2022 sampai 24 Mei 2027.
Koordinator Program Studi Rekayasa Kosmetik ITERA, Suryaneta menjelaskan, secara umum program studi ini tidak hanya mempelajari tentang produksi kosmetik saja. Melainkan juga prosesnya dari hulu sampai ke hilir.
“Yang menjadi konsen kami, prodi ini mencakup hulu ke hilirnya jadi mulai dari mencari bahan baku kosmetik, kemudian memformulasinya, memproduksi, sampai memasarkan. Itu mahasiswa semua belajar. Jadi mata kuliah kami bisa sampai marketing sehingga mereka bisa menjadi wirausaha,” kata Suryaneta, Kamis (17/8/2023).
1. Sejarah berdirinya Prodi Rekayasa Kosmetik ITERA
Suryaneta menceritakan, pertama kali ide ini tercetus adalah ketika Rektor pertama ITERA, Prof Ofyar Z Tamin bersama timnya melihat potensi market kosmetik di dunia sangat luas. Namun sayangnya fakta di lapangan menyebutkan hampir sebagian besar produk tersebut adalah produk luar negeri.
“Bahkan beberapa produk dari perusahaan kosmetik atau skincare dalam negeri pun bahan bakunya tetap impor. Sehingga para petinggi ITERA itu melihat Indonesia memang butuh SDM, supaya kita bisa bersaing dengan Jepang atau Korea. Karena kalau kita menutup mata tentang ini ya kita akan terus menjadi konsumen saja,” paparnya.
Merujuk hal itu, digelar Focus Group Discussion (FGD) pada 18 Desember 2019 lalu, tim ITERA bersama berbagai perwakilan lembaga yakni ITB, salah satu lembaga swasta (industri kosmetik) di Indonesia, BPOM, dan Dinas Perindustrian Lampung dan beberapa komunitas terkait.
“Karena di Indonesia belum ada rujukannya ya, jadi tim ITERA saat itu merujuk pada pendidikan kerekayasaan kosmetik di 6 perguruan tinggi terkemuka dunia yakni Konkuk University Korea, The OWL University Jerman, The University of Toledo Amerika Serikat, Rashtrasant Tukadoji Maharaj Nagpur University India, Tokyo University of Agriculture Jepang, dan European Fragrance and Cosmetics Prancis,” terang Suryaneta.