Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi evakuasi pengungsi (pexels.com/Roman Apaza)
ilustrasi evakuasi pengungsi (pexels.com/Roman Apaza)

Intinya sih...

  • SDN 01 Sukarame Dua belum memiliki sistem mitigasi bencana ramah anak

  • Penyusunan peta jalur evakuasi dan titik kumpul berbasis network analysis

  • Edukasi kebencanaan diperkuat melalui video dan keterlibatan sekolah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) melaksanakan pemetaan jalur evakuasi bahaya longsor di SDN 01 Sukarame Dua, Kecamatan Telukbetung Barat, Kota Bandar Lampung. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah dasar yang berada di kawasan rawan longsor.

Kegiatan bertajuk “Pemetaan Jalur Evakuasi Bahaya Longsor Inklusif untuk Anak Sekolah Dasar Berbasis Edukasi dan Kesiapsiagaan Kebencanaan” tersebut dilatarbelakangi tingginya potensi longsor di wilayah perbukitan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan kajian risiko bencana nasional dan daerah, kawasan Telukbetung Barat termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi, terutama pada area lereng yang berdekatan dengan permukiman padat.

1. SDN 01 Sukarame Dua belum memiliki sistem mitigasi bencana ramah anak

Ilustrasi Anak Pramuka (Pexel/cottonbro studio)

Ketua Tim PKM, Ratna Mustika Sari menyampaikan, SDN 01 Sukarame Dua berada di kawasan tersebut sebelumnya belum memiliki sistem mitigasi bencana memadai dan ramah anak. Kondisi ini mendorong Tim PKM Itera untuk menghadirkan solusi mitigasi berbasis pemetaan spasial dan edukasi kebencanaan mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar.

Menurutnya, melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS), Tim PKM Itera menyusun peta bahaya longsor berdasarkan analisis kelerengan, curah hujan, jenis tanah, dan penggunaan lahan.

"Hasil pemetaan menunjukkan area di sekitar sekolah berada pada kategori bahaya longsor sedang hingga tinggi, sehingga memerlukan perencanaan jalur evakuasi aman dan terstruktur," jelasnya.

2. Penyusunan peta jalur evakuasi dan titik kumpul berbasis network analysis

Ilustrasi Penelitian (Pexel/Canva Studio)

Selain peta bahaya, Ratna menyebut tim juga menyusun peta jalur evakuasi dan titik kumpul dirancang secara visual, sederhana, dan ramah anak. Jalur evakuasi ditentukan menggunakan metode network analysis untuk memperoleh rute paling efisien dan aman menuju titik kumpul.

"Peta tersebut dilengkapi simbol, warna, dan arah panah yang dapat digunakan sebagai panduan evakuasi sekaligus media pembelajaran kebencanaan di sekolah," terang dia.

3. Edukasi kebencanaan diperkuat melalui video dan keterlibatan sekolah

Illustrasi Pembelajaran Kampus (Pexel/ICSA)

Untuk memperkuat aspek edukasi, Ratna mengatakan, Tim PKM Itera juga menghasilkan video edukasi kebencanaan khusus untuk anak sekolah dasar. Video ini menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan saat terjadi bencana secara sederhana dan komunikatif, sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kebencanaan secara berkelanjutan.

Menurut Ratna, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada penyediaan peta, tetapi juga pada pembentukan budaya sadar bencana sejak dini.

“Anak-anak perlu dikenalkan pada kebencanaan dengan pendekatan yang sesuai usia. Melalui peta yang sederhana dan video edukatif, siswa diharapkan memahami langkah evakuasi tanpa panik,” ujarnya.

Pelaksanaan kegiatan melibatkan partisipasi aktif pihak sekolah, mulai dari guru hingga siswa, serta didukung oleh mahasiswa Program Studi Teknik Geomatika Itera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team